3 Menilai value, aspek ini menngacu pada kecendrungan menerima
suatu norma tertentu, senghargai suatu norma, memberikan penilaian terhadap sesuatu dengan memposisikan diri sesuai
dengan penilaian itu, dan mengikat diri pada suatu norma. Misalnya peserta didik telah memperhatikan disiplin dari waktu ke
waktu. 4
Organisasi organization, aspek ini mengacu pada proses pembentukan konsep tentang suatu nilai-nilai dalam dirinya. Pada
tahap ini seseorang mulai memilih nilai-nilai yang ia sukai, misalnya tentang norma-norma disiplin tersebut dan menolak
disiplin tersebut. 5
Karekterisasi yaitu pembentukan pola hidup, aspek ini mengacu pada proses mewujudkan nilai-nilai pribadi sehinngga merupakan
watak, dimana norma itu tercemin dalam pribadinya.
54
c. Ranah Psikomotorik
Hasil belajar psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan skill dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan ketermapilan yakni:
1 Gerakan refleksi keterampilan pada gerakan yang tanpa disadari 2 Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar.
3 Keterampilan perceptual, termasuk didalamnya membedakan visual, membedakan auditif, motoris dan lain-lain.
54
Saiful sagala, Op.Cit, h. 159.
4 Kemampuan dibidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan.
5 Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sapai pada keterampilan yang kompleks.
6 Kemampuan yang berkenaan dengan komonikasi non discursive, seperti geraka ekspresif dan interpretatif.
55
Hasil belajar yang dikemukakan diatas sebenarnya tidak berdiri sendiri, tetapi selalu berhubungan satu sama lain bahkan ada dalam
kebersamaan. Seseorang yang berubah tingkat kognitifnya sebenarnya dalam kadar tertentu telah berubah pula sikap dan prilakunya. Dengan
demikian hasil belajar itu tinggi, dapat dikatakan proses belajar mengajar itu berhasil.
4. Penilaian Hasil Belajar
Untuk dapat menentukan tercapai tidaknya tujuan pendidikan dan pengajaran perlu dilakukan usaha atau tindakan penilaian atau evaluasi.
1 Kualitas alat penilaian 2
Validitas validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang
dinilai sehingga benar-benar menilai apa yang seharusnya dinilai. Sebagai contoh menilai kemampuan peserta didik dalam matematika.Misalnya
diberikan soal dengan kalimat yang panjang dan berbelit-belit sehingga
55
Nana sudjana, Op.Cit, h. 30.