Preferensi dan Perilaku Pengunjung Wisata Agro

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Preferensi dan Perilaku Pengunjung Wisata Agro

Terdapat beberapa penelitian mengenai wisata agro diantaranya Veva Ritonga 2004 melakukan penelitian mengenai motivasi persepsi dan tingkat kepuasan pengunjung Wisata Agro Kusuma Batu Malang. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis Multiatribut Angka Ideal. Alat analisis ini digunakan untuk memberikan informasi mengenai atribut ideal, tingkat kepentingan atribut, dan bagaimana atribut Wisata Agro Kusuma Batu Malang dipandang oleh konsumen. Penelitian ini juga menggunakan alat analisis Importance Perfomance Analysis, alat analisis ini digunakan untuk mengukur sejauh mana tingkat kepuasan pengunjung. Dari penyebaran kuesioner diperoleh hasil yaitu pengunjung yang datang didominasi oleh pengunjung yang berjenis kelamin perempuan yang berusia antara 17-25 tahun. Jenis pekerjaan yaitu mahasiswa dengan tingkat penghasilan Rp1.500.000- Rp 2.500.000. Sebagian besar pengunjung yang datang berasal dari Jakarta motivasi mereka datang berkunjung adalah untuk berlibur atau berekreasi. Sepuluh atribut yang menonjol dari Wisata Agro Kusuma, yaitu atribut kenyamanan, kebersihan, manfaat kunjungan, keamanan dan paket wisata atribut-atribut tersebut berada dimana tingkat pelaksanaan dan kepentingan diatas rata-rata. Di sisi lain atribut harga, promosi, dan fasilitas penunjang berada di bawah nilai rata-rata namun memiliki tingkat kepentingan yang tinggi sehingga kepuasan konsumen masih rendah pada aribut-atibut ini. Atribut lokasi dan pemandu wisata berada pada prioritas rendah dimana kinerja dan kepentingan pada tingkat yang rendah. Baehaqie 2003 melakukan penelitian tentang tingkat preferensi pengunjung agrowisata Taman Buah Mekar Sari. Tujuan utama pengunjung datang ke Taman Buah Mekar Sari untuk berlibur, dan biaya yang dikeluarkan untuk setiap kunjungan berkisar antara Rp 50.000 - Rp 100.000. Penelitian ini menggunakan alat Analisis Thurstone untuk mengukur tingkat kepuasan pengunjung dengan melihat peringkat kepentingan atribut. Atribut-atribut tersebut adalah kenyamanan, kebersihan, obyekatraksi yang ditawarkan dan fasilitas penunjang lainnya. Alat analisis lain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Importance Perfomance Analysis, tingkat kesesuaian untuk mengukur kepuasan pengunjung Taman Buah Mekarsari. Dari analisis ini didapatkan hasil bahwa atribut utama yang harus menjadi perhatian utama pihak manajemen adalah kenyamanan, kebersihan, obyekatraksi yang ditawarkan. Di sisi lain pihak manajemen juga perlu memperhatikan fasilitas penunjang seperti kendaraan kereta keliling dan informasi mengenai Taman Buah Mekar Sari. Prasetia 2005 melakukan penelitian tentang preferensi pengunjung dan faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan ke Taman Bunga Nusantara. Alat analisis yang digunakan adalah Analisis Thusrtone dan analisis Regresi Logistik. Analisis Thurstone digunakan untuk mengukur dan melihat seberapa penting atribut-atribut pada obyek wisata Taman Bunga Nusantara. Dari hasil analisis tersebut diketahui urutan atribut dari yang penting hingga atribut yang dianggap tidak penting. Atribut-atribut yang dianggap penting oleh pengunjung adalah kelengkapan fasilitas yang ada di Taman Bunga Nusantara. Berdasarkan tingkat kepentingannya maka atribut Taman Bunga Nusantara meliputi kenyamanan lokasi, informasi tanaman, display, keragaman koleksi tanaman, kondisi tanaman, kemudahan mencapai lokasi, harga tiket masuk, kebersihan lingkungan, keamanan lokasi, pelayanan karyawan, keragaman tanaman khusus, keramahan karyawan, pelayanan informasi, luas areal parkir, dan promosi. Penelitian yang telah diuraikan di atas mempunyai topik penelitian yang sama yaitu perilaku konsumen pada obyek wisata agro. Alat analisis yang digunakan oleh Baehaqie 2003 dan Prasetia 2005 yaitu alat Analisis Thurstone. Ritonga 2004 menggunakan Importance Perfomance Analysis dan juga menggunakan Multiatribut Angka Ideal untuk mengukur atribut-atribut apa saja yang menjadi perhatian utama pengunjung. Atribut-atribut yang diukur dalam ketiga penelitian terdahulu yaitu kenyamanan, harga, keamanan, kebersihan, lokasi, kelengkapan fasilitas, pemandu wisata, parkir, toilet dan promosi. Variabel-variabel yang diukur pada karakteristik pengunjung wisata agro ini terdiri dari jenis kelamin, umur, kota asal kedatangan, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan status pernikahan. Di sisi lain perilaku dan preferensi berkunjung diukur dengan variabel-variabel yaitu frekuensi kunjungan, tujuan kunjungan, alasan kunjungan, teman berkunjung, yang mempengaruhi responden berkunjung, cara untuk berkunjung,serta biaya yang dikeluarkan. 2.2 Perilaku Konsumen Mengenai Produk Penelitian perilaku konsumen suatu produk telah banyak dilakukan, salah satunya penelitian Endang Astri Indriani 2005, tentang proses keputusan pembelian produk coklat di Kotamadya Bogor. Analisis data yang digunakan yaitu analisis persentase terhadap skor maksimum untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi proses keputusan pembelian produk coklat. Konsumen produk coklat pada penelitian ini dibedakan menjadi remaja dan dewasa. Berdasarkan persentase terhadap skor maksimum menunjukkan bahwa atribut produk coklat adalah faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian. Pada kalangan remaja atribut produk ini menghasilkan nilai sebesar 61,95 persen sedangkan pada orang dewasa sebesar 63,96 persen. Alokasi pendapatan konsumen untuk pengeluaran produk coklat menunjukkan presentase yang rendah dibandingkan alokasi untuk makanan pokok dan makanan lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa produk coklat tidak begitu penting pada kedua jenis konsumen ini. Heri Setyawan 2006 melakukan penelitian tentang preferensi konsumen dalam pembelian produk bakery tradisional Kartika Sari Bakery Bandung. Alat analisis Multiatribut Fishbein digunakan untuk menganalisis sikap dan preferensi konsumen dan Model Logit untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi peluang pembelian produk bakery modern atau produk bakery tradisional. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pembelian produk bakery adalah pendapatan konsumen, pekerjaan konsumen, umur, dan status perkawinan. Atribut yang dinilai paling penting menurut konsumen adalah rasa 1,79 persen, sementara atribut produk yang dinilai tidak penting adalah warna 0,81 persen. Persentase nilai sikap terhadap produk pisang bolen 8,71 persen, produk cheese roll 8,53 persen, brownies 8.35 persen dan kelepon 4,87 persen. Berdasarkan persentase nilai sikap tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pisang bolen merupakan prosuk yang paling disukai konsumen, sedangkan kelepon merupakan produk yang paling tidak disukai konsumen. Konsumen secara umum lebih menyukai produk bakery modern dibanding produk bakery tradisional yang berupa kue basah. Eko Supriyana 2006 melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam pembelian minyak goreng bermerek dan tidak bermerek Kasus Rumah Makan di Kota Bogor. Jumlah responden yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 36 responden rumah makan dengan membagi ke dalam dua bagian yaitu 18 responden minyak goreng bermerek dan 18 responden minyak goreng tanpa merek. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian minyak goreng yaitu kapasitas kursi, omzet perbulan, pengunjung perbulan, tempat pembelian, frekuensi pembelian perbulan, jumlah pembelian perbulan, jarak tempat pembelian, dan jenis rumah makan. Tingkat kepentingan atribut produk minyak goreng terdiri dari harga, warna, aroma, merek, informasi produk, kemudahan memperoleh serta promosi penjualan. Alat analisis yang digunakan yaitu Analisis Tingkat Kepentingan Atribut Produk dan Analisis Diskriminan. Berdasarkan Analisis Tingkat Kepentingan atribut diperoleh atribut yang dianggap sangat penting oleh responden minyak goreng bermerek yaitu atribut informasi produk, aroma, warna, kemudahan memperoleh, merek, dan harga, sementara atribut kemasan dan promosi merupakan atribut yang dianggap penting. Pada responden minyak goreng tidak bermerek, atribut yang dianggap sangat penting adalah harga, kemudahan memperoleh, warna dan aroma. Atribut informasi produk dan kemasan dianggap penting bagi responden minyak goreng tidak bermerek. Faktor yang paling dominan berpengaruh dalam keputusan pembelian minyak goreng adalah omzet per bulan, kapasitas kursi, jumlah tamu untuk minyak goreng bermerek dan frekuensi pembelian untuk minyak goreng tidak bermerek. Faktor yang dianggap tidak berpengaruh adalah faktor jumlah tamu, tempat pembelian, jumlah pembelian, jarak tempat pembelian dan jenis rumah makan. Berdasarkan keenam penelitian terdahulu yang telah diuraikan, terdapat beberapa perbedaan dan persamaan satu penelititan dengan yang lain. Penelitian tentang wisata agro meliputi karaktersitik pengunjung dilihat dari informasi yang meliputi jenis kelamin, umur, kota asal kedatangan, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan status pernikahan. Atribut-atribut wisata yang diukur meliputi harga, kenyamanan, keamanan, paket wisata, kelengkapan fasilitas, pemandu wisata, parkir, dan toilet. Penelitian tentang produk, atribut- atribut yang digunakan atau yang diukur meliputi harga, kemasan, warna, aroma, kejelasan atau kehalalan produk. Variabel-variabel yang mempengaruhi perilaku konsumen terhadap suatu produk meliputi umur, jenis kelamin, kota asal, tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa informasi umum yang digunakan untuk mendeskripsikan karaktersitik konsumen adalah variabel- variabel demografi. Atribut obyek yang diteliti merupakan karakteristik dasar yang dimiliki obyek tersebut, penelitian tentang produk lebih menekankan pada karakteristik fisik sedangkan obyek wisata lebih menekankan pada pelayanan dan fasilitas yang diberikan pada konsumen.

III. KERANGKA PEMIKIRAN