Latar Be lakan g

Pengantar I lmu Hukum Tata Negara Jilid I 3 UUD Negara Republik Indon esia Tahun 1945. Artin ya, m eskipun n am an ya m asih m en ggunakan nam a lam a de- n gan pen egasan kem bali dengan n am a resm i “Un dang- Un dang Dasar Negara Republik Indon esia Tahun 1945”, tetapi isin ya sudah lebih dari 30 0 persen baru. Un tung- lah bahwa pem bukaan n ya tidak m engalam i perubahan , dan n askah stan dar yan g dijadikan pegan gan dalam m elakukan perubahan itu adalah n askah UUD 1945 se- bagaim an a Dekrit Presiden 5 J uli 1959. Den gan dem i- kian, m eskipun isin ya sudah m en galam i perubahan lebih dari 30 0 persen , tetapi jiwan ya tetap jiwa proklam asi, dan orisin alitas ideologinya tetap terpelihara sesuai nas- kah aslin ya yang diwarisi dari tahun 1945. Nam un , sebagai akibat dari perubahan yang san gat m en dasar dan bersifat besar-besaran itu, tidak ada jalan lain , harus ada upaya bersen gaja un tuk m en yebarluaskan pen gertian-pen gertian baru dalam UUD 1945, terutam a di kalangan para calon ahli hukum sendiri, yaitu para m ahasiswa hukum di seluruh tanah air. Un tuk itu, pen ulisan buku ini term asuk dalam ran gka kebutuhan yan g am at m en desak m en genai pe- m asyarakatan kesadaran akan kon stitusi “baru” In - don esia, yaitu UUD Negara Republik In don esia Tahun 1945 pasca perubahan . Banyak kalan gan dosen dan bahkan ban yak pula para guru besar hukum tata n egara sen diri serta para ahli hukum pada um um nya yang belum sun gguh-sun gguh m em aham i pen gertian -pen ger- tian baru dalam substan si perubahan yang terjadi dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Ta- hun 1945. Lagi pula, di kalangan para sarjana hukum In do- n esia sejak dulu, terdapat pula kebiasaan buruk m en ge- n ai cara berpikir politis ten tang hukum . Para sarjan a hu- kum serin g berpikir m engen ai apa yan g ia ingin kan de- ngan suatu ketentuan hukum , bukan apa yang diin gin - kan oleh perum usan n orm a hukum itu sen diri. Orang Pengantar I lmu Hukum Tata Negara Jilid I 4 sering terjebak dalam kein gin an n ya sen diri m en genai apa yan g sem estin ya diatur, bukan apa yang dikehen daki oleh peraturan itu sendiri. Para sarjan a hukum kita cen - derung bersikap sebagai politisi hukum daripada ber- sikap sebagai jurist. Perhatian para sarjana hukum keba- n yakan tertuju kepada politik hukum legal policy dari- pada norm a hukum itu sen diri. Para sarjan a hukum , apalagi di kalangan aktivis di lapangan , para advokat, ataupun para dosen yan g terlibat aktif sebagai pen gam at, cen derung bertindak sebagai sarjan a patriotis yang in gin m em perjuangkan nilai agar dapat turut m em perbaiki hukum . Kecenderun gan dem ikian biasan ya dibun gkus pula oleh alasan yan g bersifat pseudo-ilm iah, den gan m en dasarkan diri pada teori-teori ilm iah yan g secara salah kaprah dipergunakan. Misaln ya, dikatakan bahwa sarjana hukum tidak boleh berpikir dogm atis-positi- vistik, atau sarjan a hukum sudah seharusn ya m engu- tam akan perasaan keadilan yan g hidup dalam m asya- rakat, sehin gga tidak perlu terpaku kepada bun yi teks. Padahal, ukuran perasaan keadilan itu sangat relatif dan cen derun g m enyebabkan pen erapan hukum m en jadi sa- n gat dipen garuhi oleh faktor-faktor kekuatan politik m a- joritarian . Apabila dipan dang dari segi kebutuhan akan pem baruan hukum di n egara kita yan g dewasa in i sedang berubah m enjadi lebih dem okratis dan berkeadilan , hal itu ten tu m erupakan fen om en a yang baik dan positif. Upaya m elakukan perom bakan m em erlukan sikap kritis dari ban yak kalan gan , terutam a dari kalan gan para ahli hukum sen diri. Nam un , kebiasaan sem acam itu jika tidak terkendali, justru dapat m en yebabkan terjadin ya destabilisasi dan disharm on i dalam diskursus publik public discourse yang pada giliran n ya m en yebabkan sem akin kacaun ya tertib hukum nasion al kita. Pengantar I lmu Hukum Tata Negara Jilid I 5 Dem ikian pula dalam m em aham i keten tuan un - dan g-un dan g dasar, sarjan a hukum ban yak yan g tidak berusaha m em aham i apa yang terkan dun g di dalam UUD 1945, m elain kan m en gajukan pikiran n ya sen diri yan g seharusn ya ada dalam UUD 1945. Pikiran dan ha- rapann ya itulah yan g dijadikan bahan dalam m em aham i apa yan g diatur dalam pasal-pasal UUD 1945. Akibatn ya, yang berkem bang di antara para ahli hukum bukan lah pengertian -pengertian yan g terkan dun g di dalam rum usan -rum usan n askah UUD 1945, m elain kan apa yan g m ereka setuju atau yan g m ereka ingin un tuk dirum uskan dalam n askah UUD 1945. H al in ilah seben arn ya yan g m em bedakan seorang ilm uwan hukum dari seorang politisi hukum . Norm a hu- kum bagi jurist dan ilm uwan hukum adalah apa adan ya das sein, sedan gkan bagi para politisi hukum m e- rupakan n orm a yan g seharusn ya das sollen. Para jurist lebih m engutam akan n orm a hukum yan g m en gikat atau ius con stitutum , sedan gkan para politisi hukum lebih m en ekan kan ius constituen dum atau hukum yan g dicita- citakan. Kebiasaan dem ikian itu pada gilirannya dapat sem akin m em persulit upaya kita un tuk m em asya- rakatkan kesadaran dan m en yebarluaskan pen gertian - pengertian baru dalam Un dang-Undang Dasar 1945 pas- ca Perubahan Pertam a, Kedua, Ketiga, dan Perubahan Keem pat. Keem pat, keadaan dun ia dewasa ini juga telah m en galam i perubahan yang san gat pesat dan m en dasar, apabila diban dingkan dengan keadaan di m asa-m asa lalu pada abad ke-20 . Kehidupan ken egaraan di seluruh du- n ia dewasa ini juga berubah den gan sangat fun dam ental sehingga teori-teori dan kon sep-konsep hukum yang berlaku di m asa lalu juga banyak yang m en jadi tidak relevan lagi dengan kebutuhan zam an sekaran g. Dem i- kian pula haln ya den gan bidan g hukum tata n egara, ban yak sekali kon sep-konsep baru yang m un cul dan pe- Pengantar I lmu Hukum Tata Negara Jilid I 6 n gertian -pen gertian lam a yang sudah tidak cocok lagi un tuk dijadikan pegangan ilm iah. Misalnya saja, teori m en genai susun an organisasi negara yang selam a berabad-abad dipaham i terdiri atas tiga kem un gkin an ben tuk, yaitu n egara kesatuan un i- tary state atau eenheidsstaat, n egara serikat atau fede- ral bondstaat, dan n egara kon federasi confederation. Sekarang kita m en yaksikan terbentuknya wadah Un i Eropa European Un ion di antara negara-negara Eropa Bersatu yan g dari waktu ke waktu terus m en guat derajat in tegrasin ya m en jadi suatu kom un itas ken egaraan yan g sam a sekali tidak dapat dikategorikan sebagai salah satu dari ketiga bentuk susun an organ isasi n egara tersebut di atas. Kelim a, sebagai akibat dari gelom ban g globalisasi ekon om i dan kebudayaan um at m an usia, m eluas pula hubun gan salin g pengaruh m em pen garuhi m en genai pola-pola kehidupan bern egara dan aspek-aspek ketata- negaraan di berbagai n egara, sehin gga hukum tata ne- gara sebagai bidan g ilm u pengetahuan juga tidak lagi terkungkung dalam ruang-ruang nasionalism e norm a konstitusi m asing-m asin g negara. Para m ahasiswa hu- kum harus m enan gkap pula kecen derun gan baru dim ana hukum tata n egara sebagai bidan g hukum yan g bersifat intern al suatu negara m ulai m enyatu atau setidaknya saling pen garuh m em pen garuhi den gan bidan g kajian hukum in tern asional publik. H ukum tata negara m eluas dari sem pitnya orientasi selam a in i yang hanya bersifat intern al ke arah orientasi ekstern al, sehingga ilm u hu- kum tata negara di sam ping harus dipelajari sebagai bi- dan g ilm u hukum tata n egara positif, juga harus dipelajari sebagai bidang ilm u hukum tata negara um um . H ukum tata n egara positif hanya berkisar kepada n orm a-n orm a hukum dasar yan g berlaku di satu n egara, sedan gkan hukum tata n egara um um m em pelajari juga fen om en a hukum tata n egara pada um um nya. H ukum Pengantar I lmu Hukum Tata Negara Jilid I 7 Tata Negara Positif hanya m em pelajari hukum yang berlaku di In donesia saja dewasa ini. Tetapi H ukum Tata Negara Um um m em pelajari gejala-gejala ilm iah hukum tata n egara pada um um n ya. Oleh karen a itu, judul yang dipilih un tuk buku ini bukan lah “Pengantar H ukum Tata Negara In donesia”, m elain kan “Pen gan tar Ilm u H ukum Tata Negara” saja.

B. Ruan g Lin gkup Pem bahas an

Buku in i dim aksudkan sebagai bacaan bagi m aha- siswa Strata-1 dan para pem ula yang ingin m engetahui m en gen ai garis besar ruang lin gkup ilm u pen getahuan hukum yang din am akan ilm u H ukum Tata Negara. Oleh karena itu buku in i diberi judul “Pengantar Ilm u H ukum Tata Negara”. Dari judul in i, pertam a dapat diketahui bahwa buku in i han yalah m erupakan bagian pen gantar untuk pengkajian yan g lebih m en dalam m engenai ilm u hukum tata n egara. Artin ya, yang dibahas dalam buku in i barulah kulit atau hal-hal yang belum m erupakan sub- stansi pokok ilm u hukum tata negara itu. Pada jilid I in i belum dibahas m en genai prin sip-prin sip dasar dalam hukum tata n egara seperti kon sep pem batasan ke- kuasaan dan im plikasinya terhadap struktur kekuasaan yan g biasan ya dibagi dalam caban g-cabang legislatif, eksekutif, dan yudisial, yang akan dibahas pada jilid II. Buku in i benar-benar baru bersifat pengan tar ke arah studi yang lebih m endalam m en genai m ateri ilm u hukum tata negara itu. Kedua, dalam judul ini, juga tergam bar bahwa isi buku in i m erupakan pengan tar terhadap kajian ilm u hukum tata n egara yan g bersifat um um , yan g tidak ha- n ya terbatas kepada hukum tata n egara positif, dalam ar- ti hukum tata negara In donesia yang dewasa ini sedang berlaku. Oleh karena itu, lin gkup pem bahasan dalam buku ini bersifat m engantarkan studi yang lebih luas dan Pengantar I lmu Hukum Tata Negara Jilid I 8 m en dalam m en gen ai berbagai aspek hukum tata n egara sebagai bidan g ilm u pengetahuan hukum . Di dalam n ya dapat saja tercakup pula aspek-aspek hukum tata n egara positif yang berlaku di Indonesia, tetapi hal itu bukanlah m en jadi m uatan utam an ya. Sebagai buku Pen gan tar, m aka ten tulah tidak se- m ua aspek pengan tar itu akan diuraikan di sin i. Dalam buku in i, hanya diuraikan beberapa aspek pem bahasan yan g berken aan dengan i disiplin ilm u hukum tata n egara sebagai salah satu caban g ilm u pen getahuan hu- kum ken egaraan , ii gagasan um um tentan g konstitusi, iii sum ber-sum ber hukum tata n egara atau the law s of the con stitution, iv konven si ketatan egaraan atau the con v en tions of the con stitution, dan v m etode-m etode penafsiran yang diken al dalam hukum tata n egara; serta vi berbagai aspek m en genai praktik hukum tata n egara. Dengan dem ikian, dalam buku in i, belum diuraikan m engenai persoalan -persoalan pokok yang biasa dibahas dalam ilm u hukum tata n egara, seperti ben tuk dan susun an organ isasi n egara, fun gsi-fungsi kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudisial, sistem kepartaian dan pem ilihan um um , kewarganegaraan , dan sebagain ya. Pada saatn ya, hal-hal yan g dim aksud itu akan dibahas dalam J ilid II.

C. Pen dekatan Pem bahas an

Dalam m en yusun buku in i, pen ulis san gat m e- n yadari bahwa ban yak buku-buku teks yan g biasa dipakai sehari-hari sebagai buku wajib oleh m ahasiswa dan dosen hukum di tan ah air kita, ban yak yang sudah ketin ggalan atau obsolete. Akan tetapi, saya sendiri tidak berm aksud m eniadakan atau m enafikan sum ban gan ya- ng telah diberikan oleh buku-buku tersebut sebelum nya. Buku-buku lam a itu m enurut saya m asih tetap berguna Pengantar I lmu Hukum Tata Negara Jilid I 9 dan bagi m ereka yan g m em ilikinya m asih tetap dapat m en ggunakann ya sebagai bahan perban din gan . Misaln ya saja, di lingkungan Fakultas H ukum Un iversitas In don esia, buku karya Moham m ad Kusnardi dan H arm aily Ibrahim keduan ya sudah alm arhum den gan judul “Pen gan tar H ukum Tata Negara In don esia” m asih terus dipakai sebagai buku pegangan m ahasiswa sam pai sekarang. Isinya jelas sudah san gat banyak ke- tin ggalan, tetapi tetap pen tin g untuk dijadikan pegangan bagi dosen dan m ahasiswa. Bahkan , oleh sebab itu, buku in i juga ditulis dengan berpatokan pada apa yan g ditulis oleh Moh. Kusn ardi dan H arm aily Ibrahim tersebut. Dengan dem ikian, buku teks yang lam a in i tidak perlu se- luruhn ya dihapuskan , karen a ban yak bagian yang m asih tetap dapat dipakai sam pai sekarang. H an ya saja, jika buku teks lam a in i dibaca tan pa dilen gkapi den gan buku baru, pem aham an pem bacan ya dapat tergelincir kepada kesalahan fatal. Ban yak sekali pengertian -pengertian baru yan g telah berubah secara fun dam en tal baik karen a pen garuh perubahan global, n asional, region al, m aupun perubahan yang bersifat lo- kal. Sem ua itu m em erlukan keterangan -keteran gan dan pen jelasan -pen jelasan baru yan g han ya dapat dibaca da- lam buku-buku yan g baru pula. Di sam ping itu, pem bahasan dalam buku ini tidak dilakukan sem ata-m ata secara norm atif ataupun m enu- rut peraturan hukum positif, m elain kan m elalui des- kriptif-analitis. Pem bahasan dilakukan m elalui pen des- kripsian pen dapat ahli m en gen ai persoalan yan g dibahas dengan con toh-con toh yang dipraktikkan di berbagai ne- gara. Baru setelah itu, pem bahasan dikaitkan pula de- n gan pen galam an praktik ketatanegaraan di In donesia. Pengantar I lmu Hukum Tata Negara Jilid I 10