4.3.1 Hubungan Sanitasi
Lingkungan Rumah
dengan Kejadian
Kecacingan.
Hubungan antara komponen sanitasi lingkungan rumah yaitu penyediaan air bersih, sanitasi jamban, pengelolaan limbah dan pengelolaan sampah dengan
kejadian kecacingan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.12 Distribusi Responden Kasus dan Kontrol Berdasarkan Keadaan Sanitasi Lingkungan pada Siswa SD Negeri 101200 Desa
Perkebunan Hapesong dan SD Negeri 101300 Desa Napa Kecamatan Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan.
No. Sanitasi Lingkungan Rumah
Kasus Kontrol
Nilai p
OR 95 CI
n n
1 SaranaAir Bersih
Risiko pencemaran tinggi 18
72,0 5
14,3 0,001
15,429 4,256-55,928
Risiko pencemaran rendah 7
28,0 30
85,7 Total
25 100,0
35 100,0 2.
Sanitasi jamban Risiko pencemaran tinggi
17 68,0
4 11,4
0,001 16,469
4,321-62,774 Risiko pencemaran rendah
8 32,0
31 88,6
Total 25
100,0 35 100,0 3.
Pengelolaan Air Limbah Risiko pencemaran tinggi
16 64,0
20 57,1
0,593 1,333
0,464-3,833 Risiko pencemaran rendah
9 36,0
15 42,9
Total 26
100,0 35
100,0 4.
Pengelolaan Sampah Risiko pencemaran tinggi
19 76,0
9 25,7
0,001 9,148
2,782-30,082 Risiko pencemaran rendah
6 24,0
26 74,3
Total 26
100,0 35
100,0
Berdasarkan hasil analisis hubungan keadaan sarana air bersih responden dengan kejadian kecacingan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p=0,001
p 0,05 dengan OR sebesar 15,429 95 CI = 4,256-55,928 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara keadaan sarana air bersih dengan
kejadian kecacingan. Hasil ini menunjukkan bahwa responden yang memiliki sarana air bersih yang berada dalam kategori risiko pencemaran tinggi memiliki
Universitas Sumatera Utara
risiko 15,429 kali lebih besar untuk terjadi kecacingan dari responden yang memiliki sarana air bersih yang risiko pencemaran rendah.
Hasil analisis hubungan sanitasi jamban dengan kejadian kecacingan kecacingan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p= 0,001 p 0,05
dengan OR sebesar 16,469 95 CI = 4,321-62,774 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara sanitasi jamban dengan kejadian kecacingan. Hasil ini
menunjukkan bahwa responden yang memiliki sanitasi jamban yang berada dalam kategori risiko pencemaran tinggi memiliki risiko 16,469 kali lebih besar
untuk terjadi kecacingan dari responden yang memiliki sanitasi jamban yang berada pada kategori risiko pencemaran rendah.
Berdasarkan hasil analisis hubungan pengelolaan sampah responden dengan kejadian kecacingan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p= 0,001
p 0,05 dengan OR sebesar 9,148 95 CI = 2,782- 30,082 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengelolaan sampah dengan kejadian
kecacingan. Hasil ini menunjukkan bahwa responden yang memiliki pengelolaan sampah yang berada dalam kategori risiko pencemaran tinggi memiliki resiko
9,148 kali lebih besar untuk terjadi kecacingan dari responden yang memiliki pengelolan sampah yang risiko pencemaran rendah.
4.3.2 Hubungan Higiene Perorangan Responden dengan Kejadian Kecacingan