Penelitian yang dilakukan dalam tiga siklus ini mendapatkan hasil akhir bahwa penerapan Cooperative Learning mempunyai efek positif terhadap peningkatan
keaktifan siswa dalam pembelajaran di kelas. Penelitian-penelitian tersebut digunakan sebagai pendukung penelitian
Peningkatan Kualitas Pembelajaran PKn Melalui Model Team Assisted Individualization Berbantu Multimedia Pada Siswa Kelas IVB SDN Tambakaji 03
Kota Semarang.
2.3 KERANGKA BERPIKIR
Berdasarkan kajian pustaka tersebut, dapat diambil pokok pemikiran bahwa pembelajaran PKn kelas IVB di SDN Tambakaji 03 Kota Semarang belum
mencapai hasil yang optimal. Hal ini disebabkan oleh faktor guru dan siswa. Keterampilan guru masih kurang optimal antara lain dalam penggunaan model
dan media yang kurang inovatif. Sehingga siswa kurang dapat memahami materi yang disampaikan. Keterampilan bertanya guru kurang interaktif, masih ada siswa
yang tidak merespon guru saat pembelajaran berlangsung. Keterampilan mengadakan variasi juga masih belum optimal, media yang digunakan kurang
variatif dan kurang memanfaatkan teknologi seperti komputer. Sehingga siswa kurang tertarik saat pembelajaran berlangsung.
Keterampilan guru yang belum optimal berdampak pada siswa, yaitu masih rendahnya aktivitas siswa selama pembelajaran PKn. Aktivitas siswa yang
ditekankan pada pembelajaran PKn di kelas IVB SDN Tambakaji 03 Kota Semarang adalah aktivitas emosional seperti menaruh minat, merasa bosan,
gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup. Saat pembelajaran berlangsung siswa kurang antusias, kurang berkonsentrasi, dan kurang
bertanggungjawab atas tugas yang diberikan. Selain itu siswa kurang memiliki kesadaran untuk bertanya kepada teman yang lebih memahami materi untuk
membantu menyelesaikan masalahnya. Rendahnya aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn menyebabkan
rendahnya hasil belajar siswa. Hal itu didukung data dari pencapaian hasil observasi dan evaluasi pembelajaran PKn pada siswa kelas IVB semester 2 tahun
pelajaran 20142015. Sebanyak 16 siswa 62 mendapatkan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 63 dan
sisanya yaitu 10 siswa 38 telah berhasil melampaui KKM. Data hasil belajar ditunjukkan dengan nilai terendah 45 dan nilai tertinggi 75, dengan rata-rata kelas
59,04. Melihat kondisi tersebut, peneliti bersama kolaborator melakukan tindakan perbaikan pembelajaran PKn dengan menerapkan model Team Assisted
Individualization berbantu multimedia yang dapat membantu guru memberikan bimbingan kepada siswa dengan perbedaan individual.
Tindakan perbaikan yang peneliti lakukan pada pembelajaran PKn dengan model Team Assisted Individualization berbantu multimedia diharapkan dapat
memberikan peningkatan pada keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa. Selanjutnya dapat memberikan kontribusi atau masukan bagi guru
untuk selalu menerapkan pembelajaran inovatif dan menyenangkan agar siswa antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Bagan 2.1 Kerangka Berpikir
Kondisi Awal
Tindakan
Kondisi Akhir
1. Keterampilan guru masih kurang optimal. 2. Aktivitas siswa masih rendah, yaitu siswa kurang antusias,
kurang berkonsentrasi, dan kurang bertanggungjawab atas tugas yang diberikan.
3. Hasil belajar siswa masih rendah, sebanyak 16 siswa 62 mendapatkan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal
KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 63.
Guru menggunakan model Team Assisted Individualization berbantu multimedia:
1. Siswa mengerjakan pre test yang diberikan oleh guru 2. Guru menampilkan multimedia tayangan presentasi Power
Point 3. Siswa mengamati tayangan yang ditampilkan oleh guru
4. Guru mengelompokkan siswa dengan setiap kelompok beranggotakan 4-5 siswa yang heterogen
5. Guru menjelaskan materi secara singkat 6. Guru
menekankan dan
menciptakan persepsi
bahwa keberhasilan setiap siswa ditentukan oleh keberhasilan
kelompok 7. Siswa mengerjakan LKS yang telah dibagikan oleh guru
dengan diskusi secara berkelompok 8. Guru memberikan tes kecil berupa kuis kepada siswa
9. Guru memberikan skor pada hasil kerja kelompok dan memberikan penghargaan kepada kelompok yang cemerlang
10.Guru menjelaskan kembali materi kepada seluruh siswa 11.Siswa mengerjakan evaluasi post test yang diberikan guru
1. Keterampilan guru meningkat dengan kriteria sekurang- kurangnya baik 18
≤ skor 27,5 2. Aktivitas siswa meningkat dengan kriteria sekurang-kurangnya
baik 18 ≤ skor 27,5
3. Hasil belajar siswa meningkat dengan mencapai KKM ≥ 63 dan
ketuntasan belajar sebesar 77
2.4 HIPOTESIS TINDAKAN