Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Pengertian Model Pembelajaran Pengertian Model Problem Based Learning PBL

Jadi sesuai klasifikasi hasil belajar diatas, hasil belajar dalam penelitian ini adalah perubahan perilaku siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Perubahan perilaku tersebut meliputi ranah kognif yang meliputi pemahaman siswa tentang materi indeks harga dan inflasi, ranah afektif berupa aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran, dan ranah psikomotorik yaitu ketrampilan dalam mengemukakan pendapat dalam kegiatan pembelajaran. Untuk mengetahui perubahan tingkah laku tersebut maka perlu diadakan tes atau evaluasi. Hasil belajar tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor.

b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar siswa setelah memperoleh pembelajaran. Berhasil atau tidaknya hasil belajar sebagai tolak ukur tercapai tidaknya tujuan dari pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurtut Sudjana 2014:39-40, faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu: 1. Faktor dari dalam diri siswa, meliputi: a. Kemampuan yang dimilikinya b. Motivasi belajar c. Minat dan perhatian d. Sikap dan kebiasaan belajar e. Ketekunan f. Sosial ekonomi g. Faktor fisik dan psikis 2. Faktor dari luar diri siswafaktor lingkungan Salah satu lingkungan belajar yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar di sekolah, ialah kualitas pengajaran.

2.2. Model Problem Based Learning PBL

2.2.1. Model Pembelajaran

a. Pengertian Model Pembelajaran

Menurut Suprijono 20012:45, model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis tehadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional dikelas. Menurut Arends dalam Suprijono 2012:45, model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Berdasarkan beberapa pengertian model pembelajaran diatas dapat disimpulkan bahwa melalui model pembelajaran guru dapat membantu peserta didik mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berfikir, dan mengekspresikan ide. Model pembelajaran berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para guru dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.

b. Macam-macam Model Pembelajaran

1. Model Pembelajaran Langsung Menurut Suprijono 2012:46, model pembelajaran langsung atau direct instruction dikenal dengan sebutan active teaching. Pembelajaran langsung juga dapat dinamakan whole-class teaching. Penyebutan tersebut mengacu pada gaya mengajar dimana guru terlibat aktif dalam mengungsung isi pelajaran kepada peserta didik dan mengajarkannya secara langsung kepada seluruh kelas. 2. Model Pembelajaran Kooperatif Menurut Suprijono 2012:54, pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahk oleh guru dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan- bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud. 3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah atau Problem Based Laerning PBL Berdasarkan teoritis Jerome Bruner dalam Suprijono 2012:71, pengembangan model pembelajaran berbasis masalah memberikan arti penting belajar konsep dan belajar menggeneralisasi, pembelajaran ini berorientasi pada kecakapan peserta didik memproses informasi. Pemrosesan informasi mengacu pada cara-cara orang menangani stimulus dari lingkungan, mengorganisasi data, melihat masalah, mengembangkan konsep dan memecahkan masalah dan menggunakan lambang-lambang verbal dan non-verbal. Melihat macam-macam model pembelajaran diatas peneliti menggunakan model pembelajaran berbasis masalah atau problem based learning PBL. Dengan model pembelajaran tersebut siswa lebih aktif dan siswa lebih memahami materi karena guru memberikan contoh masalah nyata pada kehidupan sehari-hari kemudian dianalisis siswa, dimana siswa terlibat sepenuhnya dalam aktivitas pembelajaran dan guru hanya menyajikan masalah, penengah dan fasilitator. Diharapkan dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning PBL hasil belajar materi indeks harga dan inflasi dapat meningkat.

2.2.2. Model Problem Based Learning PBL

a. Pengertian Model Problem Based Learning PBL

Menurut Arends dalam Sani 2013:138, pembelajaran berbasis masalah PBL dapat membantu peserta didik untuk mengembangkan ketrampilan berpikir dan mengatasi masalah, mempelajari peran-peran orang dewasa, dan menjadi belajar mandiri. Menurut Hamdani 2011:87, pembelajaran berdasarkan masalah atau Problem Based Instruction PBI menekankan masalah kehidupannya yang bermakna bagi siswa dan peran guru dalam menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan, dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog. Problem Based Learning PBL dikembangkan sejak tahun 1970-an di McMaster University di Canada dan metode ini sudah merambah ke berbagai jenjang pendidikan. Dengan keunggulan metode ini, jenjang pendidikan yang lebih rendah pun sudah mulai menggunakan metode ini. Dengan perkembangannya yang pesat, rumusannya juga beragam. Salah satu yang cukup mewakili, adalah rumusan yang diungkapkan Prof. Howard Barrows dan Kelson Amir, 2009:21. Mengacu rumusan dari Dutch 1994 bahwa PBL merupakan Metode instruksional yang menantang peserta didik agar-belajar untuk belajar, bekerja sama dalam kelompok untuk mencari solusi bagi masalah yang nyata. Masalah ini digunakan untuk mengaitkan rasa keingintahuan serta kemampuan analisis peserta didik dan inisiatif atas materi pelajaran. PBL mempersiapkan peserta didik untuk berfikir kritis dan analistis dan untuk mencari serta menggunakan sumber pembelajaran yang sesuai Amir, 2009:21. Dari definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa materi pembelajaran terutama bercirikan masalah. Dalam proses PBL, sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai, peserta didik diberikan masalah-masalah. Masalah yang disajikan adalah masalah yang konteks dengan dunia nyata. Semakin dekat dengan dunia nyata, akan semakin baik pengaruhnya pada peningkatan kecakapan peserta didik. Dari masalah yang diberikan oleh pendidik, peserta didik bekerjasama membentuk kelompok, mencari informasi-informasi baru yang relevan untuk solusinya kemudian mencoba memecahkan masalah yang diberikan dengan pengetahuan yang mereka miliki. Selanjutnya tugas pendidik adalah sebagai fasilitator yang mengarahkan peserta didik dalam mencari dan menemukan solusi yang diperlukan hanya mengarahkan, bukan menunjukkan sekaligus menentukan indikator pencapaian proses pembelajaran tersebut.

b. Karakteristik Problem Based Learning PBL