Sejarah Ringkas Etnis Desa Baru Kecamatan Pancur Batu

kampung tersebut berganti nama menjadi Desa Baru, maka penduduk setempat menjadi peminpin desa. Dimana orang yang menjadi kepala desa baru pertama Kasanmudayan dimana masa pimpinannya hanya 3 bulan dan dilanjutkan oleh Karim dan peminpin yang ketiga G.S Pelawi. Dari desa Baru terdapat peninggalan Belanda yaitu Rel kereta yang merupakan pembatas antara desa baru dengan desa lama. Bagian utara Kelurahan Ladang Bambu dulu adalah bagian dari desa baru namun setelah pemerintah kota medan membuat batasan kota madya sampai ke sebelah utara desa baru, diamana mereka memutuskan pisah dengan desa baru dan membentuk kelurahan ladang bambu.

4.2 Sejarah Ringkas Etnis Desa Baru Kecamatan Pancur Batu

Etnis yang pertama tinggal di Desa Baru adalah Etnis Karo dan Etnis Jawa yang pada waktu itu sebelum terbentuknya Desa Baru mereka masih tinggal di Desa Lama. Pada tahun 1945 setelah kemerdekaan Republik Indonesia Sultan Wedana yang merupakan camat pada waktu itu memberikan lahan kosong untuk digarap agar dijadikan kampung kepada sebagian warga Desa Lama karena Desa Lama tidak memiliki tempat lagi untuk menampung warga yang ingin tinggal di Desa Baru. Etnis Jawa yang sebelumnya tinggal di Desa Lama merupakan etnis pendatang dari Jawa, setelah mereka diberi lahan kosong oleh Wedana kemudian masyarakat yang sebelumnya tinggal di Desa Lama menggarap tanah tersebut untuk dijadikan Desa. Semua warga atau etnis di Desa Baru memiliki lahan yang merupakan warisan dari keluarga akan tetapi kepemilikan lahan banyak didominasi oleh etnis Universitas Sumatera Utara Karo karena diwariskan oleh keluarga yang dulu banyak mendapatkan lahan kosong yang diberikan oleh Wedana dan juga sebagian etnis Jawa pergi meninggalkan tanah yang sudah mereka garap tanpa ada surat karena pada zaman dulu Desa Baru masih Desa terpencil sehingga susah untuk mendapat meningkatkan pendapatan dan belum berkembang yang kemudian diambil oleh warga setempat dimana pada waktu dulu belum ada yang mengurus surat tanah dan sebagian di garap oleh Etnis Batak. Setelah pembanguan infrastruktur mulai dilaksanakan khususnya Jalan Raya yang menghubungkan Medan-Brastagi dan semakin cepat kampung Baru mulai berkembang dan berganti nama dengan Desa Baru karena sudah berdekatan dengan Jalan Raya yang kemudian banyak etnis Jawa yang datang kembali ke Desa Baru dengan tujuan faktor ekonomi dan hingga sekarang Desa baru mulai berkembang dan pusat perekonomian bagi etnis pendatang yang ingin mengadu nasib yang lebih untuk kehidupan mereka dan meningkatkan pendapatan dan perekonomian keluarga dan hingga sekarang masih ada warga atau etnis pendatang yang ingin tinggal di Desa Baru karena saudara mereka yang sudah tinggal di Desa Bau mengajak untuk tinggal dan dan membuka usaha disini baik anak muda atau yang sudah berkeluarga. Menuurut wawancara yang saya lakukan kepada Bapak Sada Kata Ginting selaku orang lama atau tokoh adat di Desa Baru, beliau mengatakan : “dulunya Desa Baru ini tanah kosong yang belum sempat dikuasai oleh pihak pemerintahan Belanda, sebagian warga Desa Baru masih tinggal di Desa Lama namun setelah kemerdakaan Republik Indonesia pada tahun 1945 Sultan Wedana memberikan tanah kosong yang sangat luas kepada warga yang sebagian tinggal di Desa Baru tadi karena Desa Lama tidak muat lagi untuk menampung warga yang ingin tinggal di Desa itu, Universitas Sumatera Utara kemudian masyarakat yang tinggal di Desa Lama sebelumnya pindah lalu menggarap tanah yang dikasi sama bapak Wedana supaya masyarakar menggarap agar bisa tempat masyarakat tinggal dan jadi sebuah kampung Baru yang dulu masih itu namanya. Banyak juga masyarakat etnis Jawa yang pindah karena desa ini dulu masih desa terpencil tidak bisa maju untuk membuka usaha. Dengan begitu tanah yang mereka sudah garap kami ambil alih dan sebagian diambil oleh etnis Batak juga yang datang ke Desa Baru karena zaman dulu itu belum ada yang mengurus surat tanah. Jadi setelah dibangunnya Jalan Raya dan kampung Baru berubah nama jadi Desa Baru dan lambat laun pun Desa ini mulai berkembang dan etnis Jawa yang dulunya pergi datang lagi yang kebanyakan dengan alasan ekonomi”

4.3 Letak Geografis Desa Baru Kecamatan Pancur Batu