Harmonisasi Interaksi Antar Etnis Desa Baru Dalam Perspektif Teori Interaksionisme Simbolik

“kehadiran etnis pendatang ke Desa Baru tidak masalah buat kami asalkan mereka sopan dan saling menghargai karena kan mereka warga pendatang, dan kami juga mendapat keuntungan dengan kehadiran mereka karena mereka yang akan menyewa lahan, rumah atau kios-kios untuk tempat tinggal mereka dan membuka usaha untuk hidup mereka, jadi dengan begiti warga disini dapat mentoleransi kehadiran mereka”

4.7.8 Harmonisasi Interaksi Antar Etnis Desa Baru Dalam Perspektif Teori Interaksionisme Simbolik

Menurut Blumer dalam Poloma, 2004: 285 interaksionisme simbolik bertumpu pada tiga premis : 1. Manusia berindak terhadap sesuatu berdasarkan makna-makna yang ada pada sesuatu itu. 2. Makna tersebut berasal dan interaksi sosial seseorang dengan orang lain. 3. Makna-makna tersebut disempurnakan di saat proses interaksi sosial berlangsung. Sesuai dengan konsep diatas, dan sejalan dengan penelitian ini proses harmonisasi interaksi sosial di Desa Baru karena adanya makna yang disampaikan oleh sesuatu terhadap individu dalam masyarakat, dalam hal ini proses terjadinya interaksi sosial yang harmonis di Desa Baru dimulai dengan kedatangan Etnis pendatang yang ingin tinggal di Desa baru dengan maksud agar mendapatkan kehidupan yang lebih baik, kemudian masyarakat yang sudah tinggal di Desa Baru menfsirkan makna dengan kedatangan warga baru yang jumlahnya semakin banyak di Desa tersebut. Makna yang ditangkap oleh masyarakat sekitar Desa Baru berasal dari interaksi sosial ysng terjadi baik antara masyarakat setempat Universitas Sumatera Utara atau warga atau etnis pendatang. Bagi sebagian individu setempat tidak memaknai dengan kehadiran kepada warga pendatang yang hanya ingin tinggal di Desa tersebut. Namun bagi setiap warga lainnya dengan kedatangan warga pendatang memaknai sebagai kesempatan untuk meningkatkan perekonomian kehidupan keluarga dengan cara menyewakan lahan kosong atau menyewakan rumah dan kios-kios untuk tempat tinggal mereka dan tempat usaha untuk keberlangsungan hidup mereka. Makna yang ditafsirkan oleh warga dalam masyarakat menghasilkan tindakan seperti dalam harmonisasi interaksi di Desa Baru tindakan yang dilakukan oleh masyarakat setempat, yaitu menggarap tanah kosong mereka yang selama ini tidak terurus dengan tumbuhnya pohon atau semak-semak dan rumah kosong yang sebelumnya tidak pernah diurus menjadi mempunyai nilai guna setelah dibersihkan. Atas tindakan yang dilakukan oleh individu dalam masyarakat setempat para warga pendatang menangkap makna tersebut dengan mengajak temannya yang berada di kampung halamannya untuk tinggal di Desa Baru untuk meningkatkan perekonomian mereka yang lebih baik sehingga proses harmonisasi antar etnis di Desa tersebut berjalan dengan baik melalui interaksi sosial yang terjadi selama ini. Dapat disimpulkan dengan munculnya keberadaan warga pendatang ke Desa Baru direspon oleh masyarakat setempat, artinya keberadaan Desa Baru tersebut sudah dimaknai sebagai Desa berkembang dan tempat keberlangsungan hidup lebih baik dalam segi perekonomian, pemaknaan tersebut berasal dari interaksi yang mampu menguatkan makna keberadaan warga pendatang, dimana setiap Universitas Sumatera Utara individu penting yang memberikan pemahaman akan makna keberadaan warga pendatang melakukan interaksi sosial antara etnis satu dengan yang lainnya demi memperkuat makna keberadaan warga pendatang itu sendiri agar tidak dipandang negatif dengan keberadaan warga pendatang tersebut. Dan makna keberadaan warga pendatang tersebutakan semakin kuat dan terlihat dalam melakukan interaksi sosial dalam menciptakan suasana yang harmonis antar etnis yang berbeda tinggal dalam satu lingkungan. Bagi masyarakat setempat yang menafsirkan keberadaan warga pendatang ke Desa Baru memaknai dengan keberadaan warga pendatang ke Desa Baru mendatangkan keuntungan bagi masyarakat setempat dalam meningkatkan pendapatan dan perekonomian keluarga yang semula pendapatannya hanya dihasilkan dari petani, buruh, berdagang dan pns. Dengan kedatangan warga pendatang ke Desa tersebut membuat Desa tersebut menjadi Desa yang berkembang dan maju yang beragam etnis tinggal di Desa tersebut sehingga terjadi proses interaksi sosial dalam menciptakan suasana yang Harmonis antar etnis. Dengan kedatangan warga pendatang ke Desa masyarakat setempat juga mendatangkan keuntungan bagi warga pendatang dengan cara membuka usaha yang sebelumnya daerah tersebut belum ada usaha yang sudah dibuka oleh warga pendatang uang bertujuan untuk meningkatkan perekonomian mereka yang lebih baik. Penjelasan di atas sesuai dengan yang diutarakan oleh salah satu informan S.P lk, 67 tahun yang mengatakan : Universitas Sumatera Utara “Dengan kedatangan warga pendatang ke Desa Baru pasti meningkatkan pendapatan perekonomian dan pendapatan keluarga yang biasanya pendapatanya hanya hasil dari kerja mereka sehari- hari, karena dengan keradaan warga pendatang, pasti mereka akan mencari tempat tinggal mereka disini dan tempat usaha mereka kayak menyewa lahan atau membeli lahan kosong, mengontrak rumah dan kios-kios yang sudah sengaja sudah disediakan warga setempat” Hal ini diperkuat oleh salah satu informan M.T lk, 52 tahun yang mengatakan : “pendapatan warga setempat pasti meningkat dari biasanya karena lahan yang sebelumnya tidak dibersihkan sekarang ada yang menyewa dan rumah kosong yang sudah lama tidak dihuni atau rumah bangunan yang memang dinagun untuk dikontrakkan mereka di kontrakakan juga sama warga pendatang untuk tempat tinggal mereka, dengan begitu desa ini pun semakin rame dengan warga pendatang yang ingin tinggal di Desa ini” Universitas Sumatera Utara

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan