Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

4 cenderung terbatas pada wakaf benda tidak bergerak seperti tanah dan bangunan, maka dewasa ini wakaf dapat pula mewakafkan sebagian kekayaannya berupa benda wakaf bergerak, baik berwujud atau tidak berwujud, yaitu uang, logam mulia, surat berharga, kendaraan, hak kekayaan intelektual, hak sewa dan benda bergerak lainnya. 8 Data yang ada di Departemen Agama Republik Indonesia, kekayaan tanah wakaf di Indonesia sebanyak 403.845 lokasi dengan luas 1.566.672.406m 2 . Dari total jumlah tersebut 75 diantaranya sudah bersertifikat wakaf dan sekitar 10 memiliki potensi ekonomi tinggi, dan masih banyak lagi yang belum terdata. 9 Otoritas Jasa Keuangan OJK mencatat ada sekitar 1.400 km persegi tanah wakaf di Indonesia yang tidak produktif di tahun 2012. Nilainya mencapai US 60 miliar atau sekitar Rp 600 triliun. Deputi Komisioner Perbankan OJK Mulya E. Siregar mengatakan, aset ini semestinya digunakan untuk kepentingan masyarakat yang lebih bermanfaat. Institusi pengelola tanah wakaf atau Nazir perlu bekerjasama dengan institusi keuangan syariah untuk mengelola pemanfaatan aset wakaf ini sehingga hasilnya bisa disalurkan untuk kepentingan masyarakat yang membutuhkan baik untuk kemiskinan, pendidikan, dan sosial. 10 8 Rachmadi Usman, Hukum Perwakafan di Indonnesia, Jakarta: Sinar Grafika, 2009, h.122. 9 Direktorat Pemberdayaan Wakaf. Perkembangan Pengelolaan Wakaf di Indonesia. Jakarta, 2006, h.20. 10 Dewi Rachmat Kusuma “Aset Wakaf RI Capai Rp 600 Triliun, Punya Potensi Tumbuh Besar ”, Artikel diakses pada tanggal 09 Oktober 2014 pukul 13:23 WIB dari http:finance.detik.comread20140605112352260054552aset-wakaf-ri-capai-rp-600-triliun- punya-potensi-tumbuh-besar 5 Melihat kegunaannya, menurut Dr HM Attamimy MAg Direktur Pemberdayaan Wakaf hasil atau produk harta wakaf dapat dibedakan menjadi dua bagian. Pertama, wakaf langsung yaitu harta wakaf yang menghasilkan pelayanan berupa barang yang dikonsumsi langsung oleh orang yang berhak atas wakaf seperti rumah sakit, sekolah, rumah yatim piatu dan pemukiman. Kedua, wakaf produktif yaitu wakaf yang dikelola untuk tujuan investasi dan produksi barang dan jasa pelayanan yang diperbolehkan menurut hukum Islam. Dalam bentuk ini, modalnya harta wakaf diinvestasikan, kemudian hasil investasi tersebut didistribusikan kepada mereka yang berhak. 11 Tujuan dari wakaf produktif adalah memberikan pembinaan dan pelayanan terhadap sejumlah harta yang diwakafkan untuk memperoleh manfaat seoptimal mungkin. Maka, para nadzir bukan saja harus meningkatkan kemampuan dan kualitas kerjanya, tetapi juga mengubah cara pandang paradigma terhadap harta wakaf yang dikelolanya. Aset wakaf haruslah aset berputar, berfungsi produktif, hingga menghasilkan surplus, dan darinya ada yang terus dapat dialirkan yakni surplus tersebut tanpa mengurangi modalnya. Atau, ketika barang modal itu habis terpakai, dapat diperbarui kembali dari hasil surplus tersebut. 12 Tidak bisa dipungkiri, bahwa wakaf sesungguhnya kegiatan yang mengandung unsur investasi masa depan dan mengembangkan harta produktif untuk generasi yang akan datang. Namun sampai sekarang masyarakat Indonesia memahami wakaf sebagai sebidang tanah untuk 11 “Wakaf Menuju Investasi Masa Depan”, Republika, 28 Juni 2013, h.2. 12 Zaim Saidi, Stop Wakaf dengan Cara Kapitalis, Yogyakarta: Delokomotif, 2012, h.86. 6 bangunan masjid, madrasah, pesantren, lokasi pemakaman atau fasilitas umum. Wakaf sebagai salah satu sendi perekonomian Islam tidak bisa lepas dari prinsip-prinsip ekonomi Islam sebagaimana yang dikemukakan oleh Abdul Hai Farooqi bahwa prinsip perekonomian Islam ada dua yaitu pertama, dalam kehidupan individu, Islam bertujuan menciptakan kondisi-kondisi yang adil agar setiap individu cukup mampu menempuh kehidupan yang bersih dan layak. Kedua, dalam lingkungan masyarakat, segala daya upaya harus dikerahkan untuk mencapai keseimbangan antara individu dan masyarakat untuk mencapai jalan tengah antara perbedaan tajam dalam ekonomi. 13 Dampak positif terbitnya undang-undang tentang wakaf, banyak perbankan syariah dan lembaga pengelola wakaf meluncurkan produk dan fasilitas yang menghimpun dana wakaf uang. Lembaga tersebut diantaranya Baitulmaal Muamalat yang meluncurkan Waqf Uang Muamalat, Dompet Dhuafa mendirikan Tabung Wakaf Indonesia, dan Badan Wakaf Indonesia yang dibentuk atas perintah undang-undang. Lembaga-lembaga di atas telah banyak membuat program untuk mewujudkan keadilan sosial yang dihasilkan dari investasi dana wakaf yang dihimpun dari masyarakat seperti pembentukan rumah sakit, sekolah, dan kampung peternakan yang berpotensi mengembangkan wakaf uang untuk membangun kesejahteraan masyarakat secara luas dan berkesinambungan. 14 13 Marpuji Ali, “Wakaf dan Pemberdayaan Ekonomi Umat”, Artikel diakses pada tanggal 08 Oktober 2014 pukul 09.51 WIB dari http:media-zulkarnaen.blogspot.compwakaf-dan- pemberdayaan-ekonomi-umat.html 14 Ismail A Said, The Power of Wakaf, Ciputat: Dompet Dhuafa, 2013, h.40. 7 Tabung Wakaf Indonesia TWI adalah lembaga yang berkhidmat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan menggalang dan mengelola sumber daya wakaf secara produktif, profesional dan amanah. Tabung Wakaf Indonesia didirikan oleh Dompet Dhuafa sebagai sebuah komitmen dalam mengembangkan sumber daya wakaf agar mampu produktif dan mendukung pengembangan program-program sosial dan pemberdayaan ekonomi yang selama ini telah terlaksana berkat pengelolaan sumber daya zakat, infak dan sedekah. Mengacu kepada Undang-Undang RI Nomor 41 tahun 2004 tentang Wakaf, Yayasan Dompet Dhuafa Republika juga telah terdaftar di Badan Wakaf Indonesia sebagai Nazhir pada 16 Juni 2011, dengan nomor pendaftaran: 36.74.3.1.00001. 15 Tabung Wakaf Indonesia mengelola berbagai aset-aset wakaf. Jenis donasi wakaf yang ada di TWI diantaranya pertama, wakaf tunai yaitu donasi wakaf berupa uang tunai atau barang berharga. Kedua, wakaf surat berharga yaitu bertujuan memaksimalkan perolehan dividen atau bagi hasil, serta pengembangan portofolio untuk menghindari terjadinya aset yang default. Ketiga, wakaf properti yaitu wakaf berupa aset tetap yang dimiliki secara sah. Aset ini harus bebas dari sengketa hukum dan telah memperoleh persetujuan dari ahli waris. Keempat, wakaf bisnis sosial. Wakaf jenis ini berupa pengalihan bagi hasil sebuah bisnis yang dimiliki secara sah dan dalam 15 Tabung Wakaf Indonesia, “Legalitas”, Artikel diakses pada tanggal 09 Oktober 2014 pukul 12:22 WIB dari http:tabungwakaf.comprofil-tabung-wakaf-indonesia 8 kondisi menguntungkan menjadi kepemilikan lembaga wakaf. 16 Wakaf bisnis sosial yang ada di TWI salah satunya adalah lapangan futsal. Lapangan ini berdiri di atas tanah wakaf keluarga Bambang Satyawan seluas 845 m 2 . Lokasinya strategis di pinggir Jalan Menjangan, Kecamatan Ciputat, Tangerang Selatan. 17 Lapangan futsal ini mulai disewakan pada Januari 2012. Pengembangan bisnis disekitar lapangan futsal ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi mereka yang membutuhkan. Dengan adanya Undang-Undang Republik Indonesia No. 41 tahun 2004 tentang wakaf, diarahkan untuk memberdayakan wakaf yang merupakan salah satu instrumen dalam membangun kehidupan sosial ekonomi umat Islam dan juga diharapkan dapat memberdayakan masyarakat Indonesia. Dengan wakaf, pengangguran bisa dikurangi, lapangan kerja bisa tercipta, ekonomi biaya mahal bisa ditekan, monopoli jahat bisa dilawan, dan ujungnya kontribusi pada pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis ingin meneliti dan mengkaji secara teoritis dan praktis mengenai model pengelolaan yang dilakukan dengan adanya wakaf produktif aset lapangan futsal Dompet Dhuafa. Oleh karena itu, penulis akan mengangkatnya menjadi sebuah karya ilmiah skripsi yang berjudul “MODEL PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF DOMPET DHUAFA STUDI KASUS: LAPANGAN FUTSAL DOMPET DHUAFA ” 16 Ismail A Said, The Power of Wakaf, Ciputat: Dompet Dhuafa, 2013, h.65-69. 17 Ismail A Said, The Power of Wakaf, Ciputat: Dompet Dhuafa, 2013, h.88. 9

B. Identifikasi Masalah

Bertolak dari latar belakang masalah tersebut, maka permasalahan mengenai pemanfaatan wakaf produktif terhadap pemberdayaan masyarakat sebagai berikut: 1. Bagaimana perlibatan wakaf produktif lapangan futsal Dompet Dhuafa terhadap ekonomi masyarakat? 2. Bagaimana penggunaan hasil dari dana wakaf produktif lapangan futsal Dompet Dhuafa? 3. Bagaimana mekanisme pengelolaan wakaf bisnis sosial lapangan futsal Dompet Dhuafa?

C. Perumusan dan Batasan Masalah

Perumusan masalah adalah suatu tahapan penting dalam suatu proses penelitian. Masalah yang diteliti diharapkan akan mencapai kejelasan dan fokus, dengan demikian masalah dan batasan yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana perlibatan wakaf produktif lapangan futsal Dompet Dhuafa terhadap ekonomi masyarakat? 2. Bagaimana penggunaan hasil dari dana wakaf produktif lapangan futsal Dompet Dhuafa?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

10 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: a. Mengetahui perlibatan dari manfaat wakaf produktif lapangan futsal Dompet Dhuafa terhadap ekonomi masyarakat. b. Mengetahui penggunaan hasil dana wakaf produktif lapangan futsal Dompet Dhuafa. 2. Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi dan manfaat bagi pihak-pihak terkait, yaitu sebagai berikut: a. Bagi Penulis Penelitian ini sangat bernilai untuk menambah dan memperluas wawasan atau ilmu pengetahuan di bidang ekonomi syariah khususnya manajemen pengelolaan zakat dalam mengetahui pemberdayaan masyarakat dengan adanya wakaf produktif. b. Bagi Institusi Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah agar para pengelola wakaf nadzir dapat memproduktifkan aset wakaf untuk memberdayakan masyarakat. c. Bagi Program Studi Muamalat Diharapkan penelitian ini dapat memperkaya khazanah pengetahuan, melengkapi, dan memberikan informasi yang berharga mengenai pengelolaan wakaf produktif. Selain itu, penelitian ini dapat 11 dijadikan rujukan untuk penelitian selanjutnya.

E. Review Studi Terdahulu

Dari hasil pengamatan dan pengkajian yang telah dilakukan terhadap beberapa sumber kepustakaan yang terkait dengan permasalahan yang dibahas dalam penulisan skripsi ini, penulis menemukan beberapa literatur yang membahas tentang pemberdayaan masyarakat, di antaranya: Tabel 1.2 Ringkasan Review Studi Terdahulu No. Nama Peneliti, Judul Penelitian Keterangan dan Isi Penelitian Perbedaan 1. Rida Weni “Cash Wakaf dan Kaitannya dengan Pemberdayaan Ekonomi Umat” Skripsi S1 Jurusan Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Skripsi ini membahas pengertian cash wakaf dan pengembangan perekonomian umat serta bentuk-bentuk pemberdayaan perekonomian umat. Skripsi ini membahas tentang mekanisme pengelolaan dan pemberdayaan masyarakat dengan adanya wakaf lapangan futsal Dompet Dhuafa yang dikelola oleh 12 Jakarta, Tahun 2003. Tabung Wakaf Indonesia. 2. Karsin “Cash Wakaf dalam Pemberdayaan Ekonomi Umat” Skripsi S1 Jurusan Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Tahun 2004. Skripsi ini membahas konsep wakaf tunai dianggap dapat lebih menguntungkan apabila dikelola secara benar dan peruntukannya dapat dipergunakan di segala bidang tak terkecuali perbaikan perekonomian umat. Skripsi ini membahas tentang mekanisme pengelolaan dan pemberdayaan masyarakat dengan adanya wakaf lapangan futsal Dompet Dhuafa yang dikelola oleh Tabung Wakaf Indonesia. 3. Idik Komarudin “Efektivitas Pengelolaan dan Pemberdayaan Wakaf Tunai pada TWI” Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Skripsi ini mengkaji efektivitas dan pemanfaatan harta wakaf tunai yang dikelola oleh Tabung Wakaf Indonesia dan kinerja TWI dalam memunculkan peran wakaf sebagai penegak Skripsi ini membahas tentang mekanisme pengelolaan dan pemberdayaan masyarakat dengan adanya wakaf lapangan futsal Dompet Dhuafa