BAB II LANDASAN TEORI
A. Work Engagement
1. Definisi Work Engagement
Konsep work engagement pertama kali dinyatakan oleh Kahn 1990 sebagai hasrat anggota organisasi terhadap pekerjaan mereka dimana mereka
mengekspresikan diri secara fisik, kognitif dan emosi. Ketiga aspek tersebut memiliki pengertian yang berbeda-beda. Aspek fisik yaitu energi fisik yang
dikerahkan oleh pegawai dalam melaksanakan perannya dalam pekerjaan. Aspek kognitif mengacu pada keyakinan pegawai terhadap organisasi, kepemimpinan
dan kondisi pekerjaan. Sedangkan aspek emosial lebih mengacu kepada bagaimana perasaan pegawai apakah merasakan hal positif atau negatif terhadap
organisasi dan kepemimpinan yang ada. Maslach, Schaufeli Leiter 2001 mengkonseptualisasikan work
engagement sebagai lawan dari burnout dan mendefinisikan work engagement sebagai keadaan emosional yang persisten, dikarakteristikkan dengan adanya level
yang tinggi dalam aktivasi dan kesenangan. Maslach dan Leiter 2001, dalam Schaufeli Bakker, 2003 berasumsi bahwa work engagement dan burnout
membentuk kutub-kutub yang berlawanan dalam suatu kontinum kerja yang berkaitan dengan kesejahteraan, dimana burnout sebagai kutub negatif dan work
engagement sebagai kutub positif.
Universitas Sumatera Utara
Pengertian yang dikemukakan oleh Wellins Concelma 2004 mengenai work engagement adalah kekuatan yang dapat memotivasi pegawai untuk dapat
meningkatkan kinerja pada level yang lebih tinggi, energi ini berupa komitmen. Definisi work engagement oleh Schaufeli, Salanova, Gonzales-Roma, dan
Bakker 2002 merupakan definisi yang lebih luas dan lebih sering digunakan dalam studi penelitian Albrecht, 2010. Schaufeli dkk. 2002 mendefinisikan
work engagement sebagai keadaan positif, pemenuhan, pandangan terhadap kondisi kerja dikarakteristikkan dengan adanya vigor, dedication dan absorption.
Vigor dikarakteristikkan dengan tingkat energi yang tinggi, resiliensi, keinginan untuk berusaha, dan tidak menyerah dalam menghadapi tantangan. Dedication
ditandai dengan merasa bernilai, antusias, inspirasi, berharga dan menantang, dan yang terakhir absorption ditandai dengan konsentrasi penuh terhadap suatu tugas
Schaufeli, Salanova, Gonzales-Roma Bakker, 2002. Berdasarkan uraian di atas, maka defenisi work engagement dalam
penelitian ini adalah keadaan motivasional yang positif dan pemenuhan diri yang dikarakteristikkan dengan adanya vigor kekuatan, dedication dedikasi, dan
absorption absorpsi.
2. Aspek- Aspek Work Engagement