PT TUNAS BARU LAMPUNG Tbk DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Periode-periode yang Berakhir
30 September 2015 dan 31 Desember 2014 Angka-angka dalam Jutaan Rupiah,
kecuali Dinyatakan Lain PT TUNAS BARU LAMPUNG Tbk AND
ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements
For the Periods Ended September 30, 2015 and December 31, 2014
Figures are in millions of Rupiah, unless Otherwise Stated
- 114 - Manajemen telah menetapkan kebijakan yang
mengharuskan entitas-entitas dalam Grup mengelola risiko nilai tukar mata uang asing
terhadap mata uang fungsionalnya. Risiko nilai tukar mata uang asing timbul ketika
transaksi komersial masa depan atas aset dan liabilitas yang diakui didenominasikan
dalam mata uang yang bukan mata uang fungsional. Risiko diukur dengan
menggunakan proyeksi arus kas. Management has set up a policy to require
Group companies to manage their foreign exchange risk against their functional
currency. Foreign exchange risk arises when future commercial transactions or recognized
assets or liabilities are denominated in a
currency that is not the entity‟s functional currency. The risk is measured using cash
flow forecasts.
Pada tanggal 30 September 2015, jika mata uang
melemahmenguat sebesar
1 terhadap Dolar Amerika Serikat dengan
variabel lain konstan, laba setelah pajak untuk tahun berjalan akan lebih rendahtinggi
sebesar Rp 13.276, terutama diakibatkan kerugian keuntungan dari penjabaran aset
keuangan dan liabilitas keuangan dalam mata uang Dolar Amerika Serikat.
As of September 30, 2015, if the currency had weakenedstrengthened by 1, against
the U.S. Dollar with all other variables held constant, post-tax profit for the years would
have been Rp 13,276 lowerhigher, mainly as a result of foreign exchange lossesgains on
translation
of US
Dollar-denominated monetary assets andliabilities.
Pada tanggal 30 September 2015 dan 31 Desember 2014, Grup mempunyai aset dan
liabilitas moneter dalam mata uang asing sebagai berikut:
As of September 30, 2015 and December 31, 2014, the Group has monetary assets and
liabilities in foreign currencies as follows:
Mata uang Mata uang
asal Ekuivalen Rp
asal Ekuivalen Rp
Original Equivalent
Original Equivalent
Currency in Rp
Currency in Rp
dalam ribuan dalam ribuan
in thousand in thousand
Aset Assets
Kas dan setara kas US
23,615 346,119
27,776 345,535
Cash and cash equivalents EUR
22,449 20,309
3 51
Piutang usaha US
5,174 75,831
9,949 123,762
Trade accounts receivable Aset lancar - Lain-lain - setoran
Other current assets - guarantee jaminan
US 720
10,554 1,268
15,777 deposits
Jumlah aset 452,813
485,125 Total assets
Liabilitas Liabilities
Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Current Financial Liabilities
Utang bank jangka pendek US
56,737 831,593
64,329 800,253
Short-term bank loans Utang usaha
US 1,208
17,699 3,502
43,566 Trade accounts payable
Liabilitas Keuangan Jangka Panjang Noncurrent Financial Liabilities
Liabilitas Jangka Panjang Long-term liabilities
lancar dan tidak lancar current and noncurrent
Utang bank jangka panjang US
56,250 824,456
23,625 293,895
Long-term bank loans Jumlah Liabilitas
1,673,748 1,137,714
Total Liabilities Jumlah Liabilitas - Bersih
1,220,935 652,589
Net Liabilities 30 September September 30
31 Des Dec 31, 2014
Pada tanggal 30 September 2015 dan 31 Desember 2014, kurs nilai tukar yang
digunakan Grup diungkapkan pada Catatan 2 atas laporan keuangan konsolidasian.
As of September 30, 2015 and December 31, 2014 the conversion rates used by the Group
are disclosed in Note 2 to the consolidated financial statements.
PT TUNAS BARU LAMPUNG Tbk DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Periode-periode yang Berakhir
30 September 2015 dan 31 Desember 2014 Angka-angka dalam Jutaan Rupiah,
kecuali Dinyatakan Lain PT TUNAS BARU LAMPUNG Tbk AND
ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements
For the Periods Ended September 30, 2015 and December 31, 2014
Figures are in millions of Rupiah, unless Otherwise Stated
- 115 -
b. Risiko Harga b. Price Risk
Risiko harga adalah risiko dimana nilai wajar dari arus kas masa depan dari suatu
instrumen keuangan akan berfluktuasi karena perubahan harga pasar. Eksposur Grup
terkait risiko harga pasar terutama berasal dari harga komoditas pada tingkat yang
minimum. Grup melakukan kontrak pembelian dan penjualan produk kelapa sawit dengan
harga yang telah ditentukan dan membayar uang muka. Manajemen berkeyakinan tidak
terdapat
eksposur risiko
harga yang
signifikan. Price risk is the risk that the value of the
financial instrument will fluctuate as a result of changes in market prices. The Group‟s
exposure to price risk relates to its palm oil based product commodities. The Group
monitors the market closely to ensure that the risk exposure to the volatility of the
commodities is kept at minimum level. The Group entered into sale and purchase of
palm oil products at a fixed price and paid advances. The management believes that
price risk exposure is not significant.
c. Risiko Suku Bunga d. Interest Rate Risk
Risiko suku bunga Grup timbul dari pinjaman jangka panjang. Pinjaman yang diterima
dengan suku
bunga mengambang
mengakibatkan timbulnya risiko suku bunga arus kas terhadap Grup.
The Group‟s interest rate risk arises from long-term borrowings. Borrowings issued at
floating rates expose the Group to cash flow interest rate risk.
Pada akhir periode pelaporan, saldo pinjaman dengan suku bunga mengambang dan
kontrak swap suku bunga adalah sebesar Rp 1.518.341 yang terdiri atas pinjaman bank
jangka pendek dan jangka panjang. As of the end of the reporting period, the
Group has the following floating rate borrowings amounted to Rp 1,518,341
consists of short term bank loan dan long term bank loans.
Pada tanggal 30 September 2015, jika suku bunga atas pinjaman yang didenominasikan
dalam Rupiah lebih tinggirendah 1,00 dan variabel lain dianggap tetap, laba setelah
pajak untuk periode berjalan akan lebih rendahtinggi sebesar Rp 13.727, terutama
sebagai akibat tingginyarendahnya beban bunga dari pinjaman dengan suku bunga
mengambang. As of September 30, 2015, if interest rates on
Rupiah-denominated borrowings had been higherlower by 1.00, with all other variables
held constant, post-tax profit for the period would have been lowerhigher by Rp 13,727,
respectively,
mainly as
a result
of higherlower interest expense on floating rate
borrowings.
Pada tanggal 30 September 2015, apabila suku bunga atas pinjaman berdenominasi
Dolar Amerika Serikat meningkatmenurun sebesar 0,1 dan variabel lain tetap, laba
setelah pajak untuk tahun berjalan akan lebih tinggirendah sebesar Rp 1.656, sebagian
besar akibat beban bunga yang lebih tinggirendah pada pinjaman dengan suku
bunga mengambang. As of September 30, 2015, if interest rates on
U.S. Dollar-denominated borrowings at that date had been higherlower by 0.1, with all
other variables held constant, post- tax profit for the period would have been lowerhigher
by Rp 1,656, respectively, mainly as a result of higherlower interest expense on floating
rate borrowings.
PT TUNAS BARU LAMPUNG Tbk DAN ENTITAS ANAK
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Periode-periode yang Berakhir
30 September 2015 dan 31 Desember 2014 Angka-angka dalam Jutaan Rupiah,
kecuali Dinyatakan Lain PT TUNAS BARU LAMPUNG Tbk AND
ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements
For the Periods Ended September 30, 2015 and December 31, 2014
Figures are in millions of Rupiah, unless Otherwise Stated
- 116 -
Risiko Kredit Credit Risk
Risiko kredit dikelola berdasarkan kelompok, kecuali risiko kredit sehubungan dengan saldo
piutang.Setiap entitas
bertanggung jawab
mengelola dan
menganalisa risiko
kredit pelanggan
baru sebelum
persyaratan pembayaran dan distribusi ditawarkan. Risiko
kredit timbul dari kas, investasi pada surat berharga utangdan deposito berjangka dibank,
maupun risiko kredit yang timbul dari pelanggan grosir dan ritel, termasuk piutang yang belum
dibayar dan transaksi yang mengikat. Credit risk is managed on a group basis except
for credit risk relating to accounts receivable balances. Each entity is responsible for
managing and analysing the credit risk for each of their new clients before standard payment and
delivery terms and conditions are offered. Credit risk arises from cash, derivative financial
instruments, investment in debt securities and deposits with banks and financial institutions, as
well as credit exposures to wholesale and retail customers, including outstanding receivables
and committed transactions.
Berikut adalah eksposur maksimum terhadap risiko kredit untuk komponen laporan posisi
keuangan konsolidasian
pada tanggal
30 September 2015 dan 31 Desember 2014. The table below shows the maximum exposure
to credit risk for the component of the consolidated statements of financial position as
of September 30, 2015 and December 31, 2014.
Jumlah Bruto Jumlah Neto
Jumlah Bruto Jumlah Neto
Gross Amounts Net Amounts
Gross Amounts Net Amounts
Tersedia untuk dijual Available for sale
Investasi jangka pendek 10,035
10,035 9,800
9,800 Short-term investment
Pinjaman yang diberikan dan piutang Loans and receivables
Kas dan setara kas 398,803
398,803 512,716
512,716 Cash and cash equivalents
Piutang usaha 889,924
889,924 711,155
711,155 Trade accounts receivable
Piutang lain-lain 12,421
12,421 23,570
23,570 Other accounts receivable - third parties
Aset lancar lain-lain 17,535
17,535 55,730
55,730 Other current assets
Piutang lain-lain tidak lancar - Other noncurrent asset -
pihak berelasi 16,267
16,267 14,887
14,887 related parties
Jumlah
1,344,985 1,344,985
1,327,858 1,327,858
Total
30 September September 30 31 Desember 2014 Des ember31, 2014
Risiko Likuiditas Liquidity Risk
Risiko likuiditas adalah risiko kerugian yang timbul karena Grup tidak memiliki arus kas yang
cukup untuk memenuhi liabilitasnya. Liquidity risk is a risk arising when the cash flow
position of the Group is not enough to cover the liabilities which become due.
Kebutuhan likuiditas Grup terutama timbul dari kebutuhan untuk membiayai investasi dan
pengeluaran modal untuk ekspansi lahan dan penanaman baru kelapa sawit.
Liquidity needs of the Group primarily arise from the need to finance investment and capital
expenditures for expansion and new planting of new palm oil.
Dalam pengelolaan risiko likuiditas, manajemen memantau dan menjaga jumlah kasyang
dianggap memadai untuk membiayai operasional Grup dan untuk mengatasi dampak fluktuasi arus
kas. Manajemen juga melakukan evaluasi berkala
atas proyeksi
arus kas
dan arus kas aktual, termasuk jadwal jatuh tempo
utang, dan
terus-menerus melakukan
penelaahan pasar keuangan untuk mendapatkan sumber pendanaan yang optimal.
In the management of liquidity risk, management monitors and maintains a level of cash deemed
adequate to finance the Group‟s operations and to mitigate the effects of fluctuation in cash flows.
Management also regularly evaluates the projected and actual cash flows and continuously
assess conditions in the financial markets for opportunities to obtain optimal funding sources.