Data Identitas Responden Tabel .1 Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin. Data Variabel Penelitian

63

BAB IV PENYAJIAN DATA

Penyajian data ini berbentuk data yang berasal dari hasil penyebaran angket Quesioner dan wawancara Interview dilakukan kepada informan kunci yang terdiri dari Kepala Divisi Sumber daya Manusia , Kepala Divisi Kerjasama dan Kepala Bagian Pendanaan Divisi Keuangan dan 7 orang pegawai PDAM Tirtanadi sebagai informan biasa.

IV.1 Data Hasil Penyebaran Angket Quesioner

Adapun penyajian data hasil dari penyebaran angket ini dibagi atas kriteria sebagai berikut: 1. Data Identitas Responden 2. Variabel Penelitian IV.1.1 Data Identitas Responden Tabel IV.1.1.1 Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin. NO. JENIS KELAMIN FREKUENSI PERSENTASE 1. PRIA 7 70 2 WANITA 3 30 JUMLAH 10 100 Sumber : Penelitian Lapangan 2008 Universitas Sumatera Utara 64 Dari data diatas, diketahui bahwa jumlah responden pria adalah 7 orang 70 dan wanita 3 orang 30. Dengan demikian diketahui bahwa jumlah responden pria lebih banyak daripada jumlah responden wanita. Tabel IV.1.1.2 Identitas Responden Menurut Golongan Kerja NO GOLONGAN KERJA FREKUENSI PERSENTASE 1 A 1 – 4 2 B 1 – 4 4 40 3 C 1 – 4 5 50 4 D 1 – 4 1 10 JUMLAH 10 100 Sumber : Penelitian Lapangan 2008 Dari data diatas, diketahui bahwa responden dengan golongan A 1 – 4 tidak ada 0,responden dengan golongan B 1 – 4 berjumlah 4 orang 40, responden dengan golongan C 1 – 4 berjumlah 5 orang 50, dan responden dengan golongan D 1 – 4 berjumlah 1 orang 10. Maka disimpulkan bahwa responden dengan dengan golongan kerja C 1 – 4 adalah yang terbanyak. Tabel IV.1.1.3 Identitas Responden Menurut Masa Kerja NO MASA KERJA FREKUENSI PERSENTASE 1 1 tahun – 10 tahun 3 30 2 11 tahun – 20 tahun 6 60 3 21 tahun – 30 tahun 1 10 JUMLAH 10 100 Sumber : Penelitian Lapangan 2008 Universitas Sumatera Utara 65 Dari data diatas diketahui bahwa responden terbanyak adalah responden dengan masa kerja antara 11 tahun sampai dengan 20 tahun dengan jumlah 6 orang 60, kemudian responden dengan masa kerja 1 tahun sampai dengan 10 tahun dengan jumlah 3 orang 30 dan yang terendah adalah responden dengan masa kerja antara 21 tahun sampai dengan 30 tahun dengan jumlah 1 orang 10.

IV.1.2 Data Variabel Penelitian

Data variabel penelitian didapatkan melalui pengisian angket Quesioner yang disertai dengan alasan responden memilih jawaban yang dilakukan oleh 7 orang pegawai Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi kantor pusat sebagai informan biasa serta 3 orang informan kunci yang terdiri dari Kepala Divisi Sumber Daya Manusia, Kepala Divisi Kerjasama dan Kepala Bidang Divisi Keuangan. Tabel IV.1.2.1 Distribusi Jawaban Responden tentang Sistem Rekruitmen Pegawai PDAM Tirtanadi NO PILIHAN JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE 1 Fit and Proper Test 3 30 2 Seleksi Administratif 6 60 3 Orang dalam 1 1 JUMLAH 10 100 Sumber : Penelitian Lapangan 2008 Dari data di atas diketahui bahwa responden yang diterima bekerja melalui Fit and Proper Test berjumlah 3 orang 30, penerimaan melalui seleksi administratif berjumlah 6 orang 60, dan melalui orang dalam berjumlah 1 Universitas Sumatera Utara 66 orang 10. Berdasarkan alasan responden memilih jawaban tersebut diketahui bahwa sistem rekruitmen Fit and Proper Test dilakukan melalui cara psikotest, ujian tertulis dan interview, untuk sistem rekruitmen seleksi administratif dilakukan melalui penyeleksian calon pegawai dengan sistem gugur sedangkan melalui orang dalam dilakukan untuk menggantikan pegawai yang dipecat melalui informasi pegawai PDAM Tirtanadi. Pada PDAM Tirtanadi perekrutan berkala tidak ada. Perekrutan akan dilakukan apabila terjadi kekurangan pegawai yang disebabkan oleh kematian, pemecatan, pengunduran diri atau karena buka cabang baru dan lain sebagainya. Pengusulan penambahan pegawai diajukan kepada dewan pengawas dan dewan direksi yang dilakukan oleh divisi dimana posisi tersebut kosong serta memerlukan pegawai baru untuk menggantikannya dan pengajuan tersebut ditujukan kepada rapat dewan pengawas 1 . Dan pada PDAM Tirtanadi, kebijakan untuk sistem prerekrutan belum ada tetapi untuk proses perekrutan telah ada polanya. Perekrutan dimulai dari evaluasi tentang kinerja pegawai, pegawai yang pensiun dan beberapa hal dengan permintaan kebutuhan pegawai oleh unit kerja atau cabang. Evaluasi ini dilakukan setiap bulan, per tiga bulan, per enam bulan dan per tahun. Penilaiannya dari evaluasi ini dinilai setiap enam bulan dan per tahun. Dari sini dilihat kinerja per unit kerja, bila ada penurunan kinerja dilihat apakah penyebabnya. Biasanya penurunan kinerja tersebut salah satu faktornya adalah karena kekurangan pegawai. Dan rekruitmen ini biasanya dilakukan setiap tahun yang diumumkan di media cetak biasanya Koran, tetapi juga tergantung kepada kebutuhan akan 1 Wawancara dengan Drs. Mulkanuddin Ritonga, MM Kepala Divisi SDM Universitas Sumatera Utara 67 pegawai. Proses perekrutan pada PDAM Tirtanadi ada 2 macam yaitu perekrutan untuk pegawai administrasi dan untuk pegawai honor. Proses rekruitmen ini juga melalui beberapa test setelah melalui test administratif yaitu melalui test kesehatan, psikotest dan apabila lulus keduanya dilakukan dua kali interview 2 . Dengan demikian diketahui bahwa sistem rekruitmen pegawai PDAM Tirtanadi adalah melalui seleksi administratif yang kemudian dilaksanakan melalui psikotest, test kesehatan dan interview. Penerimaan pegawai tersebut dilakukan setiap tahun dengan mempublikasikannya di media massa yaitu Koran. Dan penerimaan pegawai tersebut dilakukan apabila terjadi penurunan kinerja perusahaan yang disebabkan oleh kekurangan pegawai dan pengusulan keperluan pegawai pengganti diajukan kepada dewan pengawas dan Direksi. Tabel IV.1.2.2 Distribusi Jawaban Responden tentang Kesesuaian Latar Belakang Pendidikan dengan Jabatan Pegawai PDAM Tirtanadi. NO PILIHAN JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE 1 Sesuai 6 60 2 Pendidikan Pelatihan 3 30 3 Tidak 1 10 JUMLAH 10 100 Sumber : Penelitian Lapangan 2008 Dari data diatas diketahui bahwa 6 orang 60 responden sesuai latar belakang pendidikan dengan posisi jabatan yang sekarang ditempati, 3 orang 30 responden melalui pendidikan pelatihan untuk sesuai dengan posisi 2 Ibid, hal 66 Universitas Sumatera Utara 68 jabatannya sekarang, sedangkan 1 orang 10 responden menyatakan bahwa latar belakang pendidikannya tidak sesuai dengan posisi jabatan yang sekarang ditempatinya. Dan dari alasan responden memilih jawaban tersebut diketahui bahwa latar belakang pendidikan yang sesuai menjadi prioritas bagi PDAM Tirtanadi untuk merekruit pegawai, disamping itu penyesuaian pendidikan untuk penempatan posisi juga dilakukan PDAM Tirtanadi melalui pendidikan pelatihan sedangkan dengan latar belakang yang tidak sesuai dengan posisi jabatannya dilakukan melalui pertimbangan administratif dan kinerja pegawai tersebut. Pegawai yang diterima di PDAM Tirtanadi didasarkan atas latar belakang pendidikan. Di PDAM Tirtanadi ada dua bagian yaitu teknis dan non teknis atau administratif sehingga pegawai yang diterima adalah yang sesuai latar belakang pendidikannya. Kemudian apabila pegawai yang telah diterima kurang memenuhi syarat dilakukan pelatihan dan pengembangan pegawai. Karena untuk pegawai baru diberikan pembekalan, untuk pegawai teknik diberikan pembekalan teknik dan untuk pegawai administratif diberikan pembekalan administratif. Pelatihan dan pengembangan pegawai ini telah terprogram setiap tahunnya dan selain pegawai baru yang diberikan pelatihan adalah pegawai berjenjang sampai tingkat divisi 3 . Dalam masalah perekrutan ini terdapat kendala yang berhubungan dengan jenjang karir di PDAM Tirtanadi yang memakan waktu 4 empat tahun untuk setiap golongannya. Apabila ada pegawai yang masuk mulai dari dasar golongan dengan usia tertentu maka pegawai tersebut akan mengalami pensiun di tengah jalan sehingga uang tunjangan pensiun yang diterima juga akan sesuai dengan 3 Wawancara, opcit, hal 66 Universitas Sumatera Utara 69 masa kerjanya dan golongannya. Dan biasanya uang tunjangan tersebut tidak besar disamping di PDAM Tirtanadi tidak ada pemberian uang pensiun setiap bulan atau berkala. Hal ini disebabkan oleh status pegawai PDAM Tirtanadi yang merupakan pegawai BUMD. Status pegawai BUMD berada di antara pegawai negeri dan pegawai swasta sehingga timbul masalah gaji. Karena gaji pegawai PDAM Tirtanadi dibayar oleh perusahaan, tetapi dengan status sebagai Perusahaan Daerah maka gaji yang diberikan oleh perusahaan disesuaikan dengan kemampuan keuangan perusahaan 4 . Adapun kebijakan-kebijakan yang diambil oleh PDAM Tirtanadi dalam SDM, tentunya yang tidak merugikan SDM dan perusahaan karena bagi PDAM Tirtanadi, karena SDM merupakan aset strategis yang harus dibina dan dikembangkan secara optimal. Misalnya untuk masalah gaji tersebut SDM diberikan pengertian sedemikian rupa untuk dapat memahami dan memaklumi keadaan intern perusahaan. Dan untuk masalah jenjang karir, peningkatan dinilai dari kinerja sehingga diciptakan suasana persaingan sehat sehingga bagi yang memiliki potensi dan dengan kinerja yang baik akan dengan cepat dapat meniti jenjang karir tersebut. Dan PDAM Tirtanadi selalu berupaya untuk menciptakan suasana harmonis dan kekeluargaan dalam suasana kerja 5 . Berdasarkan kedua data tersebut, diketahui bahwa latar belakang pendidikan yang sesuai merupakan prioritas untuk sistem perekrutan pegawai. Dan apabila pegawai yang diterima berkompeten namun tidak sesuai latar belakang pendidikan dengan posisi yang dibutuhkan, maka disinilah fungsi pembekalan untuk pegawai baru sangat menentukan yaitu berupa pendidikan dan 4 Ibid, hal 68 5 Ibid, hal 69 Universitas Sumatera Utara 70 pelatihan yang memang telah terprogram dalam Coorporate Plan setiap tahunnya. Disamping itu, terdapat kendala dalam bidang SDM yang berhubungan dengan jenjang karir dan status kepegawaian PDAM Tirtanadi. Namun, PDAM Tirtanadi telah memiliki kebijakan yang mengutamakan kenyamanan bagi SDM karena dianggap SDM adalah aset strategis sehingga harus dikembangkan secara optimal. Tabel IV.1.2.3 Distribusi Jawaban Responden tentang Pendidikan Pelatihan yang Diterima untuk Meningkatkan Kinerja Pegawai PDAM Tirtanadi NO PILIHAN JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE 1 Selalu 3 30 2 Pernah 7 70 3 Tidak 1 10 JUMLAH 10 100 Sumber : Penelitian Lapangan 2008 Dari data diatas diketahui bahwa 3 orang 30 responden menyatakan bahwa selalu mendapatkan pendidikan pelatihan khusus untuk meningkatkan kinerja mereka dengan alasan untuk meningkatkan kinerja, pembekalan karyawan baru, dan promosi jabatan. 7 orang 70 responden menyatakan bahwa mereka pernah mendapatkan pendidikan pelatihan untuk meningkatkan kinerja mereka dengan alasan selain meningkatkan kinerja juga untuk peningkatan program kerja dan informasi terbaru untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik. Sedangkan 1 orang 10 responden menyatakan bahwa tidak pernah mendapatkan pendidikan pelatihan untuk meningkatkan kinerja. Universitas Sumatera Utara 71 Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa PDAM Tirtanadi memiliki jadwal tetap untuk pendidikan dan pelatihan bagi karyawannya setiap tahunnya baik untuk pegawai baru, pegawai tetap, pegawai berjenjang maupun pegawai divisi. Hal ini juga merupakan upaya PDAM Tirtanadi untuk meningkatkan kinerja dan kualitas SDM melalui pelatihan dan pengembangan yang diberikan oleh Perusahaan selama ini. Melalui pendidikan dan pelatihan tersebut PDAM Tirtanadi dapat menghadapi Privatisasi Air disamping didukung oleh sistem perekrutan pada PDAM Tirtanadi 6 . Tabel IV.1.2.4 Distribusi Jawaban Responden tentang Pembiayaan Pelayanan Publik PDAM Tirtanadi NO PILIHAN JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE 1 Tidak Kesulitan 2 20 2 Pernah jarang kesulitan 3 30 3 Kesulitan 1 10 4 Tidak Relevan 4 40 JUMLAH 10 100 Sumber : Penelitian Lapangan 2008 Dari tabel diatas diketahui bahwa 4 orang 40 responden menyatakan bahwa pertanyaan apakah PDAM Tirtanadi mengalami kesulitan dalam pembiayaan pelayanan publik tidak relevan untuk dijawab dengan alasan tidak memiliki wewenang untuk menjawab dan tidak mengetahui hal tersebut. 3 orang 30 responden menyatakan bahwa PDAM Tirtanadi pernah jarang mengalami kesulitan pembiayaan pelayanan publik dengan alasan kesulitan saat krisis 6 Wawancara, opcit, hal 66 Universitas Sumatera Utara 72 moneter melanda Indonesia. 2 orang 20 responden menyatakan bahwa PDAM tirtanadi tiak pernah mengalami kesulitan dalam pembiayaan pelayanan publik sedangkan 1 orang 10 responden menyatakan bahwa PDAM Tirtanadi mengalami kesulitan dalam hal pembiayaan pelayanan publik dengan alasan bahwa PDAM Tirtanadi merupakan merupakan Perusahaan Pemerintah yang murni membiayai seluruh kegiatan operasionalnya dan kesulitan PDAM Tirtanadi berupa kesulitan dana untuk melakukan instalasi pengolahan air. Namun, diketahui bahwa PDAM Tirtanadi mengalami kesulitan dalam pembiayaan pelayanan publiknya disamping banyaknya hutang PDAM Tirtanadi yang harus dibayarkan. Dimana PDAM Tirtanadi mengalami kekurangan dana untuk melakukan pelayanan publik sedangkan hutang PDAM Tirtanadi telah cukup banyak sehingga tidak diperkenankan meminjam lagi oleh Pemerintah daerah, selain itu tuntutan untuk meningkatkan pelayanan semakin besar seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk sehingga PDAM Tirtanadi mengalami kekurangan debit air 7 . Adapun salah satu langkah yang diambil dalam masalah pembiayaan publik tersebut adalah dengan membuka peluang investasi tersebut. Karena dengan adanya pihak lain yang melakukan investasi pada PDAM Tirtanadi dalam hal pembangunan instalasi air maka PDAM Tirtanadi yang awalnya tidak dapat menjangkau beberapa daerah pinggiran atau adanya pembatasan-pembatasan wilayah pelayanan maka dengan itu peluang untuk menjangkau daerah pinggiran tersebut dan menghilangkan batas wilayah pelayanan akan terealisasi dengan tidak membutuhkan biaya yang besar sehingga dana yang awalnya untuk pembangunan 7 Wawancara dengan Parlindungan Siregar, SE Kepala Bidang Pendanaan Universitas Sumatera Utara 73 instalasi dapat dialokasikan untuk program lainnya misalnya untuk membayar hutang dan pada saat bersamaan juga ada keputusan pemerintah yang menyatakan diperbolehkannya perusahaan milik pemerintah untuk melakukan swastanisasi apalagi dengan Undang-Undang Sumber Daya Air yang baru ini. Oleh karena itu, dicarilah investor yang berminat untuk melakukan investasi di sektor pengelolaan air yang bertujuan untuk membantu ksesulitan PDAM Tirtanadi dalam pembiayaan pelayanan publik 8 . Dengan demikian diketahui bahwa pegawai PDAM Tirtanadi sangat menjaga rahasia perusahaan dari sisi keuangan dan beberapa diantara responden sangat berpegang pada job description mereka. Namun, dari sini diketahui bahwa PDAM Tirtanadi sempat mengalami kesulitan dalam pembiayaan pelayanan publik mereka. Dan untuk mengentaskan kesulitan dalam pembiayaan pelayanan publik tersebut ditempuh jalan membuka peluang investasi untuk pihak swasta. Tabel IV.1.2.5 Distribusi Jawaban Responden tentang Inovasi Kebijakan Pelayanan Publik yang dilakukan PDAM Tirtanadi NO PILIHAN JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE 1 Selalu 8 80 2 Pernah jarang 1 10 3 Tidak 4 Tidak Relevan 1 10 JUMLAH 10 100 Sumber : Penelitian Lapangan 2008 8 Ibid, hal 72 Universitas Sumatera Utara 74 Dari data tersebut dapat diketahui bahwa PDAM Tirtanadi selalu melakukan inovasi dalam pelayanan publiknya yang dilihat dari jawaban 8 orang 80 responden. Inovasi tersebut dilakukan dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan yang diberikan oleh PDAM Tirtanadi kepada pelanggan. Diketahui bahwa 1 orang 10 responden menyatakan bahwa PDAM Tirtanadi pernah jarang melakukan inovasi dalam pelayanan publiknya, dan 1 orang 10 responden menyatakan bahwa tidak relevan untuk menjawab karena tidak memiliki wewenang untuk menjawabnya sedangkan untuk pilihan jawaban PDAM Tirtanadi tidak pernah melakukan inovasi dalam bidang Pelayanan publik tidak ada responden yang memilih. Adapun inovasi yang dilakukan oleh PDAM Tirtanadi berdasarkan hasil wawancara adalah merupakan upaya peningkatan pelayanan publik, salah satunya dengan menerapkan ISO 9001 : 2000 untuk sistem manajemen kualitas yang meliputi desain dan pengembangan, produksi, instalasi dan pelayanan. Selain itu PDAM Tirtanadi telah membuka layanan bebas pulsa untuk pengaduan, rekening dan sebagainya bahkan ada pula berupa sms online. Selain itu PDAM Tirtanadi dalam upaya meningkatkan pelayanannya menyediakan mobil pelayanan yang beroperasi di sekitar wilayah pelayanan untuk memudahkan pelanggan melakukan akses pelayanan. Kemudian juga ada workshop meter dan lain sebagainya yang terus menerus diupayakan oleh PDAM Tirtanadi agar dapat lebih memudahkan masyarakat mengases pelayanan kami. Pada dasarnya pelayanan yang diberikan oleh PDAM Tirtanadi mengacu kepada Undang-Undang Perlindungan Konsumen dan PDAM Tirtanadi juga menjaga agar tidak terjadi komplain dari masyarakat Universitas Sumatera Utara 75 atas pelayanan yang diberikan dengan cara mempublikasikan keputusan Perusahaan yang menyangkut konsumen 9 . Dengan demikian diketahui bahwa untuk pelayanan publik yang dilakukan oleh PDAM Tirtanadi sudah cukup baik dengan melakukan berbagai inovasi yang tiada henti untuk dapat mempermudah akses masyarakat menikmati pelayanan yang diberikan oleh PDAM Tirtanadi dan untuk segera merespon segala tanggapan dari masyarakat. Tabel IV.1.2.6 Distribusi Jawaban Responden tentang Kesesuaian Kegiatan Operasional dengan Visi dan Misi PDAM Tirtanadi NO PILIHAN JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE 1 Ya 10 100 2 Pernah Jarang 3 Tidak JUMLAH 10 100 Sumber : Penelitian Lapangan 2008 Berdasarkan data diatas diketahui bahwa kegiatan operasional PDAM Tirtanadi sesuai dengan Visi dan Misi. Hal ini dilihat dari seluruh responden 100 menyatakan bahwa PDAM Tirtanadi selalu melakukan kegiatan operasionalnya mengacu kepada visi dan misi yang telah ditetapkan. Alasannya adalah karena visi dan misi adalah sebagai tuntutan program kerja yang akan dibuat dan dilaksanakan oleh PDAM Tirtanadi melalui Corporate Plan. Kesesuaian operasional PDAM Tirtanadi dengan visi dan misi PDAM Tirtanadi dapat dilihat Pengimplementasian prinsip Good Corporate Governance. 9 Wawancara, opcit, hal 72 Universitas Sumatera Utara 76 PDAM Tirtanadi melakukan transparansi dalam hal kebijakan yang menyangkut konsumen seperti kenaikan tarif dan lain sebagainya, selain itu juga transparan dalam hal rekruitmen yang biasanya dipublikasikan, laporan keuangan PDAM Tirtanadi yang kini diaudit oleh akuntan publik dan Direksi dimana sebelumnya auditing ini dilakukan oleh BPK. Kemudian dalam penerapan tarif PDAM Tirtanadi sangat mengedepankan masalah kemampuan konsumen untuk membayar, dimana juga dengan dasar pertimbangan biaya operasional 10 . Kemudian pada struktur organisasi PDAM Tirtanadi juga terdapat badan pengawas. Badan Pengawas adalah badan yang ditunjuk oleh Gubernur untuk mengawasi PDAM Tirtanadi dalam segala hal. Badan Pengawas terdiri dari satu orang ketua badan pengawas, satu orang sekretaris badan pengawas dan satu orang anggota badan pengawas yang dipilih langsung oleh Gubernur berdasarkan atas beberapa kriteria. Selama ini badan pengawas selalu diikutsertakan dalam setiap kegiatan perusahaan yang bersifat vital, seperti perancangan corporate plan, rapat-rapat direksi, perumusan kebijakan yang menyangkut intern dan ekstern perusahaan, evaluasi dan lain sebagainya. Adanya badan pengawas itu juga salah satu bentuk transparansi dan akuntabilitas yang menjadi misi dari PDAM Tirtanadi 11 . Kesesuaian visi dan misi PDAM Tirtanadi dalam kegiatan operasionalnya sebagai salah satu upaya PDAM Tirtanadi untuk dapat mencapai visi mereka, karena visi dan misi Perusahaan merupakan koridor untuk semua kegiatan operasional dan manajerial untuk dapat membawa Perusahaan ke masa depan yang lebih baik. 10 Wawancara, opcit, hal 72 11 Ibid, hal 76 Universitas Sumatera Utara 77 Tabel IV.1.2.7 Distribusi Jawaban Responden tentang Kesesuaian Tarif yang Ditetapkan PDAM Tirtanadi dengan Mutu dan Kualitas Pelayanan NO PILIHAN JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE 1 Wajar 7 70 2 Standar 2 20 3 Tidak sesuai 1 10 JUMLAH 10 100 Sumber : Penelitian Lapangan 2008 Dari data diatas diketahui bahwa tarif yang ditetapkan oleh PDAM Tirtanadi telah sesuai dengan mutu dan kualitas pelayanan yang diberikan. Hal ini dilihat dari 7 orang 70 responden menyatakan bahwa tarif yang dikenakan oleh PDAM Tirtanadi wajar dibandingkan dengan mutu dn kualitas pelayana yang diberikan. Alasannya adalah bahwa sepanjang angket penelitian yang dibuat oleh beberapa tim audit PDAM Tirtanadi diketahui bahwa kriteria pelayanan telah terpenuhi dan tidak ada komplain dari masyarakat mengenai tarif yang ditetapkan, disamping itu kualitas air yang diproduksi oleh PDAM Tirtanadi telah memenuhi persyaratan Peraturan Menteri Kesehatan sehingga tarif yang ditetapkan wajar. Dan ada pula yang beralasan dengan adanya biaya operasional dan berbagai kenaikan harga untuk bahan dasar pengolahan air, biaya yang ditetapkan telah sangat wajar. Sedangkan 2 orang 20 responden menyatakan bahwa tarif yang dikenakan kepada pelanggan standar bila dibandingkan dengan mutu dan kualitas pelayanan yang diberikan oleh PDAM Tirtanadi. Dan 1 orang 10 responden menyatakan bahwa tarif yang dikenakan kepada pelanggan tidak sesuai dengan Universitas Sumatera Utara 78 mutu dan kualitas yang diberikan oleh PDAM Tirtanadi dengan alasan melihat kondisi perekonomian yang berfluktuasi dan biaya produksi yang semakin meningkat perlu mengadakan penyesuaian tarif kembali. Namun diketahui bahwa PDAM Tirtanadi mengalami hambatan untuk melayani masyarakat yang disebabkan oleh kualitas air yang tidak baik, sehingga PDAM Tirtanadi juga terpaksa melakukan penyesuaian tarif kepada masyarakat. Kendala-kendala ini terjadi disebabkan PDAM Tirtanadi berupaya untuk memenuhi biaya operasionalnya. Dimana untuk operasional pengelolaan air membutuhkan biaya besar seperti kenaikan bahan dasar untuk kebutuhan operasi seperti pipa dan bahan kimia untuk mengolah air dan lain sebagainya. Belum lagi masalah karena inflasi, kenaikan tarif dasar listrik, bahan bakar minyak terutama solar yang merupakan kebutuhan vital PDAM Tirtanadi dalam mengolah air untuk melayani seluruh masyarakat 12 . Sehingga diambil salah satu jalan keluar dengan membuka peluang investasi bagi perusahaan swasta maupun asing yang berminat untuk berinvestasi dalam hal pengelolaan air di PDAM Tirtanadi ini. Selain itu PDAM Tirtanadi juga tetap berusaha untuk mempertahankan produksi air agar tetap tersedia dengan kualitas yang baik. PDAM Tirtanadi juga telah bertekad untuk menjadi perusahaan air terbaik di wilayah Asia tenggara sehingga itu merupakan cambuk untuk dapat memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat 13 . Dengan demikian diketahui bahwa biaya yang ditetapkan oleh PDAM Tirtanadi disesuaikan dengan pelayanan yang mereka berikan serta dengan berdasarkan kepada pertimbangan dana operasional. Adapun jalan keluar yang 12 Wawancara, opcit, hal 72 13 Ibid, hal 78 Universitas Sumatera Utara 79 ditempuh oleh PDAM Tirtanadi untuk mengimbangi besarnya tuntutan biaya operasional dengan tingkat pelayanan yang harus diberikan kepada masyarakat adalah dengan membuka peluang investasi. Dengan dibukanya peluang investasi tersebut, PDAM Tirtanadi dapat tetap memberikan kualitas dan kuantitas air yang baik kepada masyarakat sehingga biaya yang ditetapkan sesuai dengan tingkat pelayanan yang diberikan. Tabel IV.1.2.8 Distribusi Jawaban Responden tentang Pengetahuan Bahwa PDAM Tirtanadi telah melakukan Privatisasi Air NO PILIHAN JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE 1 Mengetahui 3 30 2 Tidak Mengetahui 6 60 3 Tidak perduli 0 0 4 Tidak relevan 1 10 JUMLAH 10 100 Sumber : Penelitian Lapangan 2008 Dari data diatas diketahui bahwa 6 orang 60 responden tidak mengetahui bahwa PDAM Tirtanadi telah melakukan Privatisasi Air dengan alasan privatisasi belum dilaksanakan dan tidak mengetahui karena tidak bekerja di bagian tersebut. Sedangkan 3 orang 30 responden menayatakan bahwa mereka mengetahui PDM Tirtanadi telah melakukan Privatisasi Air dengan alasan telah melakukan kerjasama dengan pihak asing yaitu Prancis dan Belanda dengan pola BOT dan ROT dalam bentuk kerjasama penyediaan sarana air bersih. Sedangkan 1 orang 10 responden tidak menajwab dengan alasan Privatisasi Air belum ada dilaksanakan oleh PDAM Tirtanadi. Universitas Sumatera Utara 80 Perbedaan pengetahuan para reponden tentang Privatisasi yang dilakukan oleh pihak PDAM Tirtanadi juga dapat dilihat dari pernyataan para informan kunci. Diketahui bahwa dalam konteks kerjasama memang PDAM Tirtanadi telah melakukan Privatisasi air 14 . Dan kerjasama ini telah dilakukan dengan pihak Prancis dan Belanda selain itu juga dilakukan dengan Pemerintah di beberapa Kabupaten di Sumatera Utara. Dan selain itu, juga dipertegas dengan pernyataan bahwa privatisasi air dapat dikatakan sebagai hubungan kerjasama yang dilakukan antara perusahaan milik pemerintah dengan pihak swasta atau asing dalam hal pengelolaan air atau biasa disebut sebagai Partnership 15 . Seperti yang telah dilakukan oleh Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi adalah privatisasi air. Dimana Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi telah melakukan privatisasi dengan melakukan kerjasama dengan pihak swasta asing dalam hal ini Prancis dan Belanda dengan bentuk kerjasama BOT Built – Operate – Transfer dan ROT Rehabilited – Operate – Transfer dimana dalam pola kerjasamanya pihak Prancis dan Belanda berperan membangun instalasi air dan sebagai operatornya, sedangkan Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi membeli air dari hasil pengolahan operator tersebut, adapun bentuk kerjasama tersebut adalah Kerjasama Manajerial yang menghasilkan PT. Tirta Lyonnaise dan PT. Tirta Sumut. Namun, Kepala Divisi Kerjasama 16 tidak sependapat dengan rekan kerjanya tersebut, beliau berpendapat bahwa Privatisasi itu adalah penjualan saham milik Perusahaan Pemerintah kepada pihak swasta dan pemerintah dengan demikian telah lepas tangan, tetapi pada kenyataannya saham PDAM Tirtanadi sepenuhnya masih dipegang oleh pemerintah, dimana Gubernur sebagai pemilik 14 Wawancara, opcit, hal 66 15 Wawancara, opcit, hal 72 16 Wawancara dengan Ir. Hamdani Siregar Kepala Divisi Kerjasama Universitas Sumatera Utara 81 PDAM Tirtanadi. Jadi kalau dikatakan bahwa kerjasama merupakan bentuk Privatisasi Air tampaknya tidak sesuai karena bagaimana pun pemilik dari PDAM tidak melakukan penjualan saham. Dengan demikian diketahui bahwa pegawai PAM Tirtanadi banyak yang tidak mengetahui bahwa kerjasama yang selama ini dilakukan oleh pihak PDAM Tirtanadi dengan pihak Perusahaan Daerah lain maupun dengan pihak swasta asing merupakan bentuk alternatif Privatisasi Air yaitu bentuk Kemitraan Publik dan umum PuPs. Sehingga terdapat perbedaan pemahaman atas pengertian privatisasi air antar pegawai PDAM Tirtanadi. Tabel IV.1.2.9 Distribusi Jawaban Responden tentang Kesiapan PDAM Tirtanadi menghadapi Privatisasi Air Global NO PILIHAN JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE 1 Siapsepenuhnya 10 100 2 50 : 50 3 Tidak siap 0 0 JUMLAH 10 100 Sumber : Penelitian Lapangan 2008 Dari data tersebut diketahui bahwa PDAM Tirtanadi telah siap sepenuhnya menghadapi Privatisasi Air yang dapat dilihat dari seluruh responden 100 menyatakan bahwa PDAM Tirtanadi siap menghadapi Privatisasi Air. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa dari awal PDAM Tirtanadi sudah menyiapkan diri apabila sewaktu-waktu dilakukan privatisasi air seperti yang selama ini terdengar di beberapa Negara, misalnya PDAM Tirtanadi telah menyiapkan diri dengan adanya penerapan standar ISO untuk mutu pelayanan Universitas Sumatera Utara 82 yaitu tepatnya sertifikasi instalasi pelayanan pada beberapa cabang PDAM Tirtanadi dan penerapan standar ISO ini sesuai dengan visi dan misi PDAM Tirtanadi, sehingga PDAM Tirtanadi telah menargetkan untuk melangkah ke Asia Tenggara sebagai operator air kelas dunia, dan untuk itu pemerintah telah menyerahkan sepenuhnya kebijakan untuk mencapai sasaran tersebut kepada perusahaan sehingga dari sini dilihat bahwa PDAM Tirtandi telah mandiri 17 . Disamping itu dengan membuka peluang investasi tersebut, PDAM Tirtanadi mendapatkan berbagai keuntungan terutama dari sisi keuangan berupa keringanan dana untuk pelayanan publik, terjangkaunya wilayah-wilayah pinggiran, sampai dengan keuntungan yang diperoleh oleh PDAM Tirtanadi berupa kenaikan persentase keuangan setiap tahunnya sehingga PDAM Tirtanadi kelak dapat menjadi perusahaan air raksasa. Sehingga bila dilihat dari kinerja PDAM Tirtanadi selama ini, progress keuangan yang dialami PDAM Tirtanadi mencapai 7 – 9 per tahunnya disamping program-program kerja PDAM Tirtanadi yang selalu berupaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik 18 . Apabila dilihat secara umum kesiapan PDAM Tirtanadi menghadapi Privatisasi Air dapat juga didukung oleh pernyataan dari informan kunci yang menyatakan pernyataan senada. Dimana Kepala Divisi SDM 19 menyatakan bahwa PDAM Tirtanadi untuk kedepannya siap menghadapi Privatisasi Air, tetapi untuk saat sekarang sepertinya PDAM Tirtanadi belum siap, karena privatisasi ini menyangkut kepada kebijakan pemerintah dan masih perlu pembenahan disana- disini. Namun, bila dilihat dari sisi SDM PDAM Tirtanadi telah siap, karena selama ini SDM PDAM Tirtanadi adalah orang-orang yang berkompeten dan 17 Wawancara, opcit, hal 80 18 Wawancara, opcit hal 72 19 Wawancara, opcit, hal 66 Universitas Sumatera Utara 83 memiliki potensi serta merupakan SDM yang berkualitas, baik dari sisi kinerja maupun dari sisi SQ. Dan sesuai pernyataan dari Kepala Pendanaan Divisi Keuangan yang menyatakan bahwa PDAM Tirtanadi siap sepenuhnya menghadapi Privatisasi Air. Hal ini dipandang dari sisi keuangan PDAM Tirtanadi yang setiap tahun labanya meningkat karena adanya pertambahan instalasi dan pelanggan apalagi setelah adanya kerjasama dengan berbagai pihak. Selain itu PDAM Tirtanadi juga memiliki kiat untuk menghadapi era globalisasi termasuk Privatisasi Air global dengan TIGA TAS, yaitu kualitas, kuantitas dan kontinuitas. Dalam bidang kualitas, PDAM Tirtanadi akan melakukan pergantian pipa distribusi sepanjang 114 km khusus wilayah Medan dan sekitarnya dengan demikian air semakin terjamin masuk ke rumah pelanggan dan PDAM Tirtanadi juga sekarang menajdi pilot Projet Drinking Water yang dilakukan di kawasan Setia Budi dan Malibu indah, jadi air dari pipa bisa langsung diminum. Di bidang kuantitas, PDAM Tirtanadi akan segera mengerjakan proyek untuk meningkatkan kapasitas air di ebebrapa wilayah sehingga dapat meningkatkan debit air yang nantinya akan semakin meluaskan jangkauan pelayanan. Dan dibidang kontinuitas, dengan peningkatan debit air tersebut, maka pelayanan pasokan air kepada pelanggan akan dapat tercapai tanpa terputus-putus dan akan dapat terus dinikmati oleh konsumen secara kontinu. Dan PDAM Tirtanadi juga selalu melakukan perubahan ke arah yang lebih baik dalam hal pelayanan publik sehingga konsumen sendiri yang nantinya menilai kualitas pelayanan yang diberikan oleh PDAM Tirtanadi 20 . 20 Wawancara, opcit, hal 72 Universitas Sumatera Utara 84 Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa dari sisi Sumber Daya Manusia dan dari sisi keuangan maupun pelayanan publik, dapat dilihat bahwa PDAM Tirtanadi sudah cukup baik dan telah melakukan langkah awal untuk dapat survive menghadapi Privatisasi Air. Tabel IV.1.2.10 Distribusi Jawaban Responden tentang Keberhasilan PDAM Tirtanadi menghadapi Privatisasi Air melalui Pola Kerjasama NO PILIHAN JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE 1 Pasti dapat 9 90 2 Ragu-ragu 0 0 3 Tidak dapat 0 0 4 Tidak Relevan 1 10 JUMLAH 10 100 Sumber : Penelitian Lapangan 2008 Dari data diatas diketahui bahwa melalui pola kerjasama yang selama ini dilakukan oleh PDAM Tirtanadi dapat membawa keberhasilan dalam menghadapi Privatisasi Air yang dilihat dari 9 orang 90 responden optimis pola kerjasama yang dilakukan oleh PDAM Tirtanadi dapat membawa kesuksesan menghadapi Privatisasi Air dengan dari data yang dilihat selama ini di Divisi Kerjasama Manajerial KSM mengarah positif dan karena Privatisasi Air tersebut menyangkut beberapa unsur jadi kerjasama yang dilakukan harus bersifat menyeluruh karena selama ini kerjasama masih bersifat sektoral, jadi diupayakan untuk bersifat lintas sektoral. Selain itu alasan keberhasilan dapat tercapai sepanjang Privatisasi Air tersebut transparan dan menerapkan win-win solution dan berpihak kepada Perusahaan Milik Pemerintah. Universitas Sumatera Utara 85 Diketahui bahwa kerjasama yang dilakukan oleh PDAM Tirtanadi dapat mempengaruhi kesiapan, karena dengan adanya kerjasama tersebut maka PDAM Tirtanadi telah siap menghadapi Privatisasi Air yang tergantung pada kondisi keuangan, karena bila kemampuan terbatas, dana tidak cukup untuk membangun instalasi perpipaan secara besar dan untuk itu ada pinjaman dari ADB yang dapat dicicil selama 20 tahun. Namun tetap harus melihat kondisi pasar, tapi bila melihat kemampuan keuangan PDAM Tirtanadi sendiri, lebih baik untuk memanggil investor untuk menginvestasikan pembangunan instalasi air dan PDAM Tirtanadi hanya sebagai distributor karena sebagai distributor, PDAM Tirtanadi tidak perlu membangun instalasi yang memakan banyak dana. Dengan demikian, PDAM Tirtanadi siap untuk menghadapi Privatisasi Air karena dari sisi keuangan PDAM Tirtanadi tidak memerlukan biaya besar sehingga dana yang ada dapat di alokasikan kepada sektor-sektor lainnya 21 . Adapun kerjasama yang dilakukan oleh PDAM Tirtanadi adalah kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Pemerintah Kotamadya di tingkat II selain dengan swasta. Kerjasama yang dilakukan oleh PDAM Tirtanadi dengan Pemkab Pemko Tingkat II berupa kerjasama bentuk KSO atau Kerjasama Operasional yaitu berupa pengoperasian. Kerjasama yang dilakukan oleh PDAM Tirtanadi dengan pihak swasta berupa bentuk kerjasama beli air dimana adanya investor swasta yang membangun instalasi air water project dan hasilnya dijual kepada PDAM Tirtanadi sehingga dalam pola kerjasama ini PDAM Tirtanadi sebagai distributor yang membeli air dari operator pihak swasta. Kerjasama ini berupa kerjasama manajerial atau KSM dengan bentuk kerjasama BOT Built – Operate – Transfer 21 Wawancara, opcit, hal 80 Universitas Sumatera Utara 86 yang dilakukan PDAM Tirtanadi dengan pihak Prancis yaitu Suez-Lyonnaise Des Eaux dan bentuk kerjasama ROT Rehabilited – Operate – Transfer yang dilakukan PDAM Tirtanadi dengan pihak Belanda yaitu Water Fund Indonesia yang dikelola untuk jangka waktu 25 tahun kedepan, dan setelah habis masa kerjasama tersebut, akan dikembalikan sepenuhnya kepada PDAM Tirtnadi kembali 22 . Adapun perbedaan dari kedua kerjasama yang dilakukan oleh PDAM Tirtanadi tersebut adalah kerjasama bentuk KSO dilakukan antara PDAM Tirtanadi dengan pihak Pemkab Pemko lainnya, kemudian dalam hal ini PDAM Tirtanadi diserahi sepenuhnya seluruh kegiatan operasional PDAM Pemkab dan Pemko tersebut dan seluruh pegawainya adalah adalah pegawai PDAM Tirtanadi sedangkan Pemkab dan Pemko sebagai badan pengawas jalannya kegiatan operasional dan manajerial tersebut dan setelah masa perjanjian habis PDAM tersebut akan dikembalikan kepada Pemkab dan Pemko pemiliknya dan tidak ada pembagian saham di kerjasama operasional ini dan kegiatan operasional ini telah ada perusahaannya, PDAM Tirtanadi hanya tinggal melanjutkan dan menyehatkan perusahaan tersebut. Lalu untuk kerjasama Operasional dengan Pemkab dan Pemko yang memberikan subsidi adalah PDAM Tirtanadi karena yang sepenuhnya kegiatan operasional tersebut ditangan PDAM Tirtanadi sehingga selama 25 tahun kedepan PDAM Tirtanadi yang menanggung semua biaya operasionalnya 23 . Sedangkan bentuk kerjasama manajerial tersebut dilakukan PDAM Tirtanadi dengan pihak investor asing dengan membangun perusahaan baru yaitu 22 Ibid, hal 85 23 Ibid, hal 86 Universitas Sumatera Utara 87 dengan pihak Prancis dan Belanda yang mana pada perusahaan yang dibentuk tersebut terdapat pembagian saham dan membangun perusahaan baru. Pada PT. Tirta Lyonnaise, perusahaan hasil kerjasama PDAM Tirtanadi dengan Prancis saham yang dimiliki PDAM Tirtanadi sebesar 15 berupa lahan sedangkan pihak Prancis sebesar 85 berupa dana, dan pada PT. Tirta Sumut yang mana perusahaan hasil kerjasama PDAM Tirtandi dengan Belanda, PDAM Tirtanadi memiliki saham sebesar 45 berupa lahan sedangkan Belanda 59 berupa dana. Lalu pada kerjasama KSM ini perusahaan sepenuhnya dijalankan oleh pihak asing sedangkan PDAM Tirtanadi hanya sebagai badan pengawas jalannya kegiatan operasional dan manajerial pada perusahaan hasil kerjasama tersebut, dan kerjasama manajerial pada PT. Tirta Lyonnaise ini dilangsungkan selama 25 tahun sedangkan pada PT. Tirta Sumut berlangsung selama 15 tahun 24 . Lalu untuk kerjasama manajerial dengan pihak swasta asing yang memberikan subsidi adalah pihak swasta asing tersebut karena yang sepenuhnya kegiatan operasional dan manajerial tersebut ditangan pihak asing tersebut sehingga selama 25 tahun kedepan PDAM Tirtanadi membayar per liter air yang dibeli dari perusahaan kerjasama tersebut untuk menutupi investasi. Dan baik kerjasama operasional maupun kerjasama manajerial keduanya diatur dalam perjanjian sah yang ditanda tangani oleh pemilik PDAM Tirtanadi dalam hal ini Gubernur Sumatera Utara, Direktur PDAM Tirtanadi dan pihak terkait yaitu Pemkab dan Pemko serta perwakilan pihak asing yaitu Prancis dan Belanda 25 . Alasan dilakukannya kerjasama tersebut adalah pada masa itu PDAM Tirtanadi kekurangan debit air di beberapa wilayah yang disebabkan oleh 24 Wawancara, opcit, hal 80 25 Ibid, hal 87 Universitas Sumatera Utara 88 pertambahan penduduk yang signifikan sehingga dicarilah investor yang dapat berinvestasi untuk pembangunan instalasi air untuk meningkatkan debit air. Pada PT. Tirta Lyonnaise setelah dibangunnya instalasi air, debit air meningkat menajdi 500 liter detik sedangkan pada PT. Tirta Sumut debit airnya meningkat dari 80 liter detik menjadi 120 liter detik 26 . Sehingga melalui kerjasama tersebut dapat dilihat beberapa progress di bidang keuangan, pelayanan publik serta SDM yang merupakan pilar kekokohan Perusahaan Milik Pemerintah dari sisi intern. Untuk kerjasama operasional, PDAM Tirtanadi mendapat keuntungan baik dari sisi keuangan, maupun dari sisi peningkatan jenjang karir pegawai yang semakin luas karena status perusahaan tersebut adalah cabang. Dan untuk kerjasama manajerial PDAM Tirtanadi juga mendapatkan keuntungan dari sisi keuangan yang ditandai dengan meningkatnya progress keuangan PDAM Tirtanadi, disamping PDAM Tirtanadi juga tidak mengeluarkan biaya operasional untuk mengolah air karena PDAM Tirtanadi membeli air dan hanya membayar per liter airnya untuk mengganti biaya investasi di samping kedua kerjasama tersebut meningkatkan kualitas, kuantitas dan kontinuitas pelayanan PDAM Tirtanadi kepada masyarakat. Dan untuk pihak Pemkab Pemko, keuntungan mereka berupa PDAM yang sehat kembali dan pelayanan kepada masyarakat yang meningkat sedangkan untuk pihak swasta asing keuntungan mereka berupa kembalinya dana investasi mereka disamping keuntungan hasil operator air 27 . Serta ada beberapa keuntungan yang diperoleh oleh PDAM Tirtanadi dalam bidang keuangan, diantaranya adalah bertambahnya penjualan publikasi air 26 Ibid, hal 87 27 Wawancara, opcit, hal 80 Universitas Sumatera Utara 89 yang seiring dengan bertambahnya pendapatan sekitar 7 – 9 pertahun, selain itu dengan adanya kerjasama dengan pihak swasta asing maka PDAM Tirtanadi hanya sebagai pembeli air dan tidak mengeluarkan dana untuk mengolah air sebagai operatornya. Bila dilihat dari sisi pelayanan, progress yang terlihat adalah meningkatnya kualitas air dan terjangkaunya daerah-daerah yang sebelum privatisasi air belum dapat terjangkau karena masalah dana untuk membangun sistem perpipaan yang memakan dana cukup besar dan juga tidak ada lagi pembatasan-pembatasan wilayah bagi pelanggan sehingga pelanggan juga terus bertambah. Sedangkan untuk Sumber Daya Manusia dengan adanya privatisasi air ini maka jenjang karir pegawai semakin baik karena adanya perusahaan baru yang dapat digolongkan dalam status cabang, selain itu juga kami tentunya membutuhkan tenaga-tenaga kerja baru sehingga kerjasama tersebut juga membuka peluang kerja 28 . Dengan demikian diketahui bahwa kerjasama yang selama ini dilakukan oleh pihak PDAM Tirtanadi baik dengan pihak Pemerintah Daerah lain maupun dengan pihak swasta asing dapat meningkatkan kesiapan PDAM Tirtanadi dalam menghadapi Privatisasi Air karena selama ini kerjasama tersebut membawa progress yang baik untuk berbagai sisi PDAM Tirtanadi. Sehingga terbersit harapan bagi PDAM Tirtanadi dalam hal privatisasi air adalah agar keputusan pemerintah untuk membuka privatisasi air secara global dapat memberikan nilai positif bagi kehidupan PDAM terutama Tirtanadi dan agar pelaksanaan privatisasi air tersebut jelas dan memiliki batas-batas yang pasti antara pihak perusahaan swasta dan perusahaan pemerintah. Selain itu semoga kerjasama yang dilakukan 28 Wawancara, opcit, hal 72 Universitas Sumatera Utara 90 oleh PDAM Tirtanadi ini kelak akan dapat membawa dampak positif bagi kehidupan PDAM Tirtanadi sendiri terutama dalam hal harga jual air dan kemudian saya juga berharap agar banyak investor yang tertarik untuk berinvestasi di PDAM Tirtanadi sehingga tentunya akan menambah jumlah tenaga kerja, meningkatkan kualitas air, dan dapat memenuhi permintaan masyarakat akan air bersih hingga ke berbagai daerah 29 . Dan diharapkan dengan dilakukannya privatisasi air secara global, PDAM Tirtanadi akan menjadi operator air kelas dunia bukan hanya di wilayah Asia Tenggara. Serta dapat mencapai visinya dengan menjadi operator air unggulan di Asia Tenggara sehingga kelak privatisasi air bukanlah masalah karena PDAM Tirtanadi telah memiliki pondasi yang kuat 30 . Sehingga disimpulkan bahwa PDAM Tirtanadi telah siap menghadapi privatisasi air global melalui pola kerjasama yang selama ini dilakukan oleh PDAM Tirtanadi dengan pihak PemkabPemko Tingkat II melalui kerjasama Operasional serta kerjasama dengan pihak swasta asing melalui kerjasama Manajerial. Hal ini dilihat dari progress berupa keuntungan yang diraup oleh pihak PDAM Tirtanadi melalui pola kerjasama tersebut di bidang keuangan, pelayanan publik serta SDM yang merupakan pilar bagi Perusahaan Milik Pemerintah untuk menghadapi privatisasi air. 29 Wawancara, opcit, hal 72 30 Wawancara, opcit, hal 80 Universitas Sumatera Utara 91

BAB V ANALISA DATA