Teknik Fermentasi Kultivasi PHA

31 Sumber http:www.google.com Supplementary for PHA growth, 2009

2.3.4 Teknik Fermentasi

Biasanya, kondisi fermentasi harus didisain agar sel mampu mengakumulasi sumber karbon di dalam tubuh mereka membentuk polimer PHA dibanding untuk bereproduksi. Produksi PHA dengan fermentasi sangat bergantung pada sifat dari mikroorganisme yang akan digunakan untuk tujuan ini. Ketidakseimbangan nutrisi harus disediakan untuk mencegah melakukan reproduksi. Jumlah konsentrasi sel harus cukup tinggi agar mencapai produktifitas sel yang tinggi dalam mengakumulasi PHA. Lagipula, strategi fermentasi dilakukan untuk menambah densitas sel dengan menyediakan nutrisi yang cukup dalam media diikuti dengan bagaimana kondisi tumbuh dengan sumber karbon yang terbatas Purwadi R, 2006.

2.3.5 Kultivasi PHA

Sebagai tambahan biaya dalam memperoleh biakan yang murni dan substrat organik, proses pemanenan polimer merupakan faktor yang mempengaruhi keseluruhan total biaya dari produksi PHA. Beberapa metode digunakan dalam kultivasi PHA, baik cara mengisolasi dan memurnikannya. Metode tersebut antara lain: Universitas Sumatera Utara 32 1 Ekstraksi pelarut Metode ini digunakan dalam skala kecil laboratorium dengan hasil yang sama baiknya dengan produksi komersial. Dan digunakan hampir keseluruhan produksi PHA dengan mikroorganisme. Sejumlah besar pelarut yang digunakan merupakan pelarut-pelarut yang bisa melarutkan PHA yang viskositasnya sangat tinggi antara lain chloroform, metilena klorida atau 1,2-dicholoroetana, ethilena carbonat, 1,2- propylene carbonat, campuran 1,1,2-trichloroethane dengan air, dan campuran dari chloroform dengan methanol, ethanol, acetone atau hexane. 2 Digesti natrium hipoklorit Natrium hipoklorit bahan selular non-PHA dan meninggalkan PHA murni yang tidak rusak. Kemudia PHA dapat dipisahkan dengan cara sentrifugasi, natrium hipoklorit merupakan oksidator kuat sesuai dengan dengan berat molekul yang tinggi dari polimer PHA. 3 Digesti enzimatis Dalam alternatif penanggulangan biaya yang tinggi dari ekstraksi pelarut, maka metode ini dikembangkan. Treatmen yang dilakukan termasuk pemanasan 100- 150°C memecah sel dan mendenaturasi asam-asam nukleat, digesti enzimatis dan mencucinya dengan surfaktan anionik untuk melarutkan material sel non-PHA. Contoh enzim yang digunakan antara lain trypsin, pepsin, dan papain atau campuran dari ketiganya. Universitas Sumatera Utara 33

2.4. Potensi Aplikasi Bioplastik PHA

Kemungkinan aplikasi dari PHA berhubungan langsung dengan sifatnya yang biodegradabilitas, karakteristik termoplastik, sifat piezoelektrik, dan depolimerisasi PHB menjadi monomerik D--3-asam hidrobutirat. Aplikasi dari bioplastik ini terkonsentrasi pada tiga area prinsip. 1 Aplikasi medis dan farmasi Degradasi produk dari P3HB, D--3-asam hidrobutirat, adalah senyawa intermediet motabolik dalam seluruh organism tingkat tinggi, biokompatibilitas untuk jaringan hewan dan P3HB dapat diimplantasi dalam jaringan hewan tanpa menimbulkan racun. Lebih dari itu biodegradabel berlangsung lama untuk dosis obat di dalam tubuh, peralatan bedah, benang bedah, kain penyeka, pembalut luka, pengganti tulang dan pelat, pengganti pembuluh darah, dan stimulan untuk pertumbuhan dan penyembuhan tulang dikarenakan sifat piezoelektriknya 2 Aplikasi pertanian PHA biodegradabel di dalam tanah. Penggunaannya pada pertanian begitu menjanjikan, sebagai sifat pembawa jangka panjang dosis insektisida, herbisida, ataupun pupuk, wadah penyemaian, sarung penutup daun muda, matriks biodegradabel untuk mengurangi obat dalam pengobatan hewan, pipa untuk irigasi pertanian dan tidak perlu menghilangkan sifat biodegradabilitasnya pada akhir musin panen. Universitas Sumatera Utara