Tahap Perkembangan Remaja Pertumbuhan dan perkembangan pada remaja

Jadi dari beberapa pengertian remaja di atas dapat disimpulkan bahwa remaja adalah salah satu tahap perkembangan manusia, berupa masa peralihan dari anak-anak menjadi dewasa dimulai pada usia 10 – 22 tahun dan belum menikah.

2. Tahap Perkembangan Remaja

Dalam proses penyesuaian diri menuju kedewasaan, ada tiga tahap perkembangan remaja, yaitu : a. Remaja awal early adolescence Remaja awal ini masih terheran – heran akan perubahan yang terjadi pada dirinya dan dorongan –dorongan yang menyertai perubahan–perubahan itu. Dan pada saat ini mereka mulai menyukai lawan jenis dan menjadi lebih mudah terangsang. Mereka memiliki kepekaan yang berlebihan terhadap lawan jenis. b. Remaja madya middle adolescence Remaja pada tahapan ini membutuhkan banyak teman-teman sehingga mereka akan merasa senang apabila punya banyak teman dan diterima oleh teman-temanya, selain itu remaja ini mempunyai kecenderungan narsistik, yaitu menyukai diri sendiri dan orang-orang yang sama dengan dirinya. Pada masa ini terjadi kebingungan seperti memilih yang mana yang peka atau tidak peduli, optimis atau pesimis, idealis atau materialis, dan sebagainya, remaja pria juga sudah harus membebaskan dari oedispus complex perasaan cinta pada ibu sendiri seperti pada masa anak-anak dengan cara mempererat hubungan dengan teman-temanya. c..Reamaja akhir late adolescence Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa yaitu ditandai dengan pencapaian lima hal, yaitu : 1 Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek 2 Egonya untuk mencari kesempatan bersatu dengan orang lain dan dalam pengalaman-pengalaman baru. 3 Terbentuknya identitas seksual yang tidak akan berubah lagi 4 Egosentrisme memusatkan perhatian pada diri sendiri menjadi kesimbangan antara kepentingan sendiri dan orang lain 5 Tumbuhnya “dinding” yang menjadi pemisah diri pribadinya dan masyarakat umum Sarwono, 2012.

3. Pertumbuhan dan perkembangan pada remaja

Masa remaja mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang cepat, pertumbuhan dan perkembangan itu adalah biologis, kognitif, dan sosio- emosional Santrock, 2007.

a. Pertumbuhan biologis

Pertumbuhan adalah suatu proses perubahan fisiologis yang bersifat progresif dan kontinu dan berlangsung dalam periode tertentu. Pertumbuhan ini bersifat kuantitatif dan berkisar hanya pada aspek fisik individu Ali, 2010. Perubahan yang pesat di masa remaja juga biasa disebut dengan masa puberitas. Puberitas adalah sebuah periode dimana kematangan fisik begitu pesat, yang melibatkan perubahan hormonal dan tubuh, yang terutama berlangusung di masa remaja awal. Hormon adalah zat kimia yang kuat yang diciptkan oleh kelenjar endokrin dan dibawa keseluruh tubuh melalui aliran darah Santrock, 2007. Pesatnya perubahan akan menyebabkan kejutan kepada remaja, sebagai contoh pakaian yang dimilki oleh remaja sering kali tidak dapat digunakan lagi, dan harus membeli lagi baju baru. Pada remaja putri ada perasaan seolah-olah belum dapat menerima kenyataan bahwa tanpa dibayangkan sebelumnya payudaranya membesar. Oleh sebab itu seringkali gerak-gerik remaja menjadi canggung dan tidak bebas, gangguan yang terjadi karena pesatnya pertumbuhan fisik seperti ini biasa disebut dengan gangguan regulasi Ali, 2010. Pertumbuhan fisik meliputi dua hal, yakni internal dan eksternal. Perubahan internal contohnya perubahan alat pencernaan makanan, bertambah besarnya berat dan ukuran jantung dan paru-paru, dan bertambah sempurnanya kelenjar endokrin atau kelamin dan seluruh bagian tubuh. Sedangkan perubahan eksternal contohnya bertambahnya tinggi badan, bertambah lingkar tubuh, ukuran dan panjang lingkar tubuh, ukuran organ seks, munculnya tanda-tanda kelamin sekunder Hurlock E.B, 1991 dalam Ali, 2010. Selain itu ada juga faktor- faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik : a. Faktor Internal Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu, yaitu 1 Sifat jasmaniah yang diwariskan oleh orang tuanya Anak yang orang tuanya bertumbuh tinggi cenderung lebih lekas menjadi tinggi dari pada anak dengan orang tuanya bertumbuh pendek, dalam hal ini dapat dikatakan juga faktor genetik. 2 Kematangan Faktor kematangan mempengaruhi pertumbuhan fisik, sebagai contoh anak yang berumur tiga bulan walaupun diberikan makanan bergizi supaya menunjang otot kakinya agar dapat berjalan, tidak mungkin berhasil jika usianya sebelum lebih dari sepuluh bulan. b. Faktor Eksternal 1 Kesehatan Anak yang sering sakit-sakitan pertumbuhan fisiknya akan terhambat. 2 Makanan Makanan yang bergizi akan membuat anak tumbuh dengan pesat dibandingkan anak yang tidak mendapatkan makanan yang bergizi. 3 Stimulasi Lingkungan Individu yang tubuhnya sering dilatih oleh lingkungannya untuk meningkatkan percepatan pertumbuhannya, akan berbeda dengan yang tidak mendapatkan latihan Ali, 2010. Oleh karna adanya faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan individu, maka akan menyebabkan pertumbuhan fisik bervariasi setiap orangnya.

b. Perubahan Kognitif

Kemampuan pemikiran remaja yang sedang berkembang, membuat cakrawala kognitif yang baru. Pemikiran mereka semakin abstrak, logis, dan idealis, dan lebih cenderung memantau dunia sosial. Menurut Piaget 2001 dalam Gunarsa 2012, remaja termotivasi untuk memahami dunianya karena hal ini merupakan suatu bentuk adaptasi biologis. Remaja secara aktif mengkontruksi dunia kognitifnya sendiri, mereka juga melibatkan gagasan –gagasan baru karena informasi ini dapat meningkatkan pemahaman mereka Ali, 2010. Ketika mengkontruksikan dunianya yang akhirnya meningkatkan pemahamannya, remaja menggunakan skema. Skema adalah sebuah konsep atau kerangka kerja mental yang diperlukan untuk mengorganisasikan dan menginterprestasikan informasi. Remaja menggunakan dan mengadaptasikan skema kedalam dua proses, yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah memasukan informasi baru kedalam pengetahuan yang sudah ada, dalam asimilasi skema yang sudah ada tidak mengalami perubahan. Akomodasi adalah menyesuaikan sebuah skema yang sudah ada terhadap masuknya informasi baru Santrock, 2007. Tahap- tahap perkembangan kognitif Menurut Piaget dalam Santrock, 2007, individu berkembang melalui empat tahap kognitif, yaitu sensorimotor, pra-oprasional motor, operasi konkret, dan operasi formal. Setiap tahap yang tergantung pada usia ini memiliki cara berfikir yang berbeda, sedangkan remaja sendiri termasuk kedalam tahap operasional formal, yaitu remaja bernalar secara lebih abstrak, idealis, dan logis.

c. Perubahan emosional

Definisi emosi sendiri menurut Chaplin 1989 dalam Ali, 2010 adalah suatu keadaan yang terangsang dari organisme mencangkup perubahan- perubahan yang disadari, yang sifatnya mendalam dari perubahan perilaku. Sedangkan Perubahan sosio-emosional adalah perubahan relasi individu dengan orang lain, emosi, kepribadian dan konteks sosial Santrock, 2007. Dalam hal ini emosi memilki peranan penting dalam tingkah laku individu termasuk dalam masalah sosial ini saling berkaitan. Daniel Goleman 1995 dalam Ali, 2010 mengemukakan sejumlah ciri utama pikiran emosional sebagai bukti bahwa emosi memainkan peranan penting dalam pola pikir maupun tingkah laku individu. Adapun ciri utama pikiran emosional tersebut adalah respon yang cepat tetapi ceroboh, mendahulukan perasaan kemudian pemikiran, memperlakukan realitas sebagai realitas simbolik, masa lampau diposisikan sebagai masa sekarang, realitas yang ditentukan oleh keadaan Ali. Remaja biasanya memiliki energi yang besar, emosi berkobar- kobar sedangkan pengendalian diri belum sempurna. Selain itu perkembangan emosi remaja juga di pengaruhi beberapa faktor, yaitu perubahan jasmani, perubahan pola interaksi dengan orang tua, perubahan interkasi dengan teman sebaya, perubahan pandangan luar, perubahan interaksi dengan sekolah Ali, 2010. Dengan perbedaan faktor-faktor tersebut perkembangan emosi remaja sangat dimungkin berbeda satu sama lain.

d. Perubahan Sosial

Perkembangan sosial terjadi karena adanya hubungan sosial yang berubah karena adanya dorongan rasa ingin tahu terhadap segala sesuatu yang ada disekitarnya. Hubungan sosial ini berawal dari rumah yang kemudian dilanjutkan disekolah dan dilanjutkan lagi ketempat yang lebih luas yaitu pergaulan teman sebaya. Pergaulan adalah juga sesuatu untuk memperkembangkan aspek sosial anak. Seorang anak membutuhkan anak lain atau kelompok yang kira-kira sebaya. Melalui hubungan dengan lingkungan sosialnya, anak sengaja atau tidak sengaja, langsung atau tidak langsung terpengaruh kepribadiannya Gunarsa, 2004. Ada karakteristik yang unik dari perkembangan sosial remaja, yaitu berkembangnya kesadaran akan kesunyian dan dorongan untuk bergaul, adanya upaya untuk memilih nilai-nilai sosial, meningkatnya kesadaran akan lawan jenis, dan mulai tampak kecenderungan mereka untuk memilih karier tertentu. Akan tetapi perkembangan sosial setiap remaja tentu saja tidak akan sama karena dipengaruhi oleh keluarga, sekolah dan masyarakat Ali, 2010. 4. Tugas Perkembangan Remaja Tugas perkembangan remaja yaitu memfokuskan pada bagaimana meninggalkan sikap dan perilaku kekanak-kanakan menjadi perilaku dan sikap dewasa. Menurut Havighurst 1961 tugas perkembangan remaja adalah sebagai berikut: a. Mencapai hubungan baru dan lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita. b. Mencapai peran sosial pria dan wanita. c. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif. d. Mencapai dan mengharapkan perilaku sosial yang bertanggung jawab. e. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang – orang dewasa lainya. f. Mempersiapkan karir ekonomi. g. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga h. Memperoleh peringkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku mengembangkan ideologi Hurlock, 2012

5. Kenakalan Remaja a. Pengertian kenakalan Remaja :

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perilaku Anak Autis di Yayasan Tali Kasih Medan

27 195 126

Komunikasi Antar Pribadi Orang Tua Terhadap Pola Perilaku Anak Dalam Menonton Televisi Di Perumahan Taman Setia Budi Indah.

5 37 92

Pola Asuh Orang Tua Dan Perilaku Agresif Remaja di STM Raksana Medan

5 82 101

Hubungan antara pola asuh orang tua dengan perilaku agresif anak pra sekolah TK Ketilang Ciputat

1 13 106

PERILAKU BULLYING PADA REMAJA DITINJAU DARI POLA ASUH OTORITER ORANG TUA DAN JENIS KELAMIN Perilaku Bullying Pada Remaja Ditinjau Dari Pola Asuh Otoriter Orang Tua Dan Jenis Kelamin.

0 2 19

PERILAKU BULLYING PADA REMAJA DITINJAU DARI POLA ASUH OTORITER ORANGTUA DAN JENIS KELAMIN Perilaku Bullying Pada Remaja Ditinjau Dari Pola Asuh Otoriter Orang Tua Dan Jenis Kelamin.

0 2 19

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP POLA ASUH OTORITER DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU BULLYING PADA SISWA SMP Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pola Asuh Otoriter Dengan Kecenderungan Perilaku Bullying Pada Siswa SMP.

0 1 18

PENDAHULUAN Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pola Asuh Otoriter Dengan Kecenderungan Perilaku Bullying Pada Siswa SMP.

0 2 10

HUBUNGAN PERSEPSI POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA DENGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARA Hubungan Persepsi Pola Asuh Demokratis Orang Tua Dengan Komunikasi Interpersonal Antara Remaja Dan Orang Tua.

0 0 17

HUBUNGAN PERSEPSI POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA DENGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARA Hubungan Persepsi Pola Asuh Demokratis Orang Tua Dengan Komunikasi Interpersonal Antara Remaja Dan Orang Tua.

0 0 16