Pedoman Penulisan Tinjauan Pustaka

i. Jurnal berjudul “Transformasi Nilai-nilai budaya Lokal sebagai Upaya Pembangunan Karakter Bangsa Penelitian Studi Kasus Budaya Huyula di Kota Gorontalo ” oleh Rasid Yunus dari Universitas Pendidikan Indonesia tahun 2012. 44 Beberapa contoh skripsi dan satu tesis di atas memiliki kesamaan membahas mengenai makna dan simbol pada foto jurnalistik dengan menggunakan analisis Semiotika dan nilai budaya. Tetapi foto yang akan dianalisis tentunya berbeda dan juga berasal dari sumber yang berbeda.

G. Sistematika Penulisan

Guna membuat penulisan skripsi ini semakin terarah, penulis membuat sistematika penulisan yang disesuaikan dengan masing-masing bab. Penulis membaginya menjadi lima bab yang masing-masing bab terdiri atas beberapa sub bab yang merupakan penjelasan dari bab tersebut. Adapun sistematika penulisan tersebut adalah sebagai berikut: Penulis memulai dengan Pendahuluan. Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang Latar Belakang masalah, yaitu menjelaskan mengenai fotografi, foto jurnalistik, foto headline, alasan mengapa mengambil surat kabar harian Kompas, Batasan dan Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi Penulisan, Pedoman Penelitian, Tinjauan Pustaka, dan Sistematika penulisan. Selanjutnya, penulis elaborasi dengan Landasan teori. Dalam bab dua ini, penulis menguraikan tentang teori-teori yang digunakan yang sesuai dengan 44 Rasid Yunus, “Transformasi Nilai-nilai budaya Lokal sebagai Upaya Pembangunan Karakter Bangsa: Penelitian Studi Kasus Budaya Huyula di Kota Gorontalo,” Jurnal Universitas Pendidikan Indonesia, 2012. permasalahan. Seputar fotografi, sejarah dan perkembangannya, tentang fotografi jurnalistik, sejarah fotografi di Indonesia, tinjauan umum tentang semiotik, pandangan Saussure dan Peirce, juga semiotik foto Roland Barthes, serta menambahkan penjelasan tentang nilai budaya. Khususnya untuk Profil, penulis menguraikan tentang Surat kabar harian Kompas, tentang riwayat singkat Kompas, perkembangannya, visi misi, serta susunan redaksional Kompas, ditempatkan pada BAB III. Sebagai inti skripsi, maka BAB IV merupakan analisis penelitian, yang membahas hasil penelitian yang berisi tentang tanda-tanda, makna, pesan yang terdapat pada foto headline dalam Surat kabar harian Kompas edisi Ramadan 2013 dengan menggunakan teori Roland Barthes yaitu denotatif, konotatif dan mitos. Akhirnya, penulis tutup dengan Kesimpulan dari hasil penelitian serta Saran untuk penggiat fotografi dan Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi khususnya Program Studi Jurnalistik tentang makna, peran dan juga kekuatan daya tarik dari foto jurnalistik. Gambar 3: Bagan Teoritis Penulis menggunakan pisau analisis semiotika Roland Barthes yang merujuk pada makna denotatif, konotatif, dan mitos yang terkandung dalam foto headline yang diteliti. Guna mengembangkan hasil temuan, selanjutnya penulis melihat hasil pemaknaan foto dan mengarahkannya pada kajian tentang nilai budaya yang terdiri dari enam unsur, yaitu: nilai teori, nilai ekonomi, nilai agama, nilai seni, nilai kuasa, dan nilai solidaritas. Penulis membaca nilai budaya yang timbul dari hasil pembacaan semiotik foto, itulah mengapa penulis memposisikan nilai budaya setelah melihat pesan yang timbul lewat metode semiotiknya, karena nilai budaya itu muncul setelah mitos. Konotasi dan mitos adalah dua inti semiotika Barthes yang penulis pakai di skripsi ini, dan mitos merupakan puncak pembacaan pesan dalam foto. Jadi setelah mitos terbaca, saat itulah penulis mengkorelasikannya dengan nilai budaya. Skripsi ini adalah skripsi semiotik, dan nilai budaya jadi satu tambahan wacana yang ingin penulis angkat. Hal ini guna memperkaya dan memperdalam hasil bedah foto agar tidak sebatas menemukan makna yang terbangun. 25

BAB II LANDASAN TEORI

A. Fotografi Jurnalistik

1. Pengertian Fotografi Jurnalistik

Fotografi dalam dunia jurnalistik dikenal dengan istilah foto jurnalistik atau foto berita. Dikatakan sebagai foto berita, sebab unsur dasar dari foto jurnalistik adalah nilai berita yang mutlak terkandung di dalamnya. Foto juga harus memuat informasi 5W+H, yaitu: What, Who, When, Where, Way + How, asupan informasi yang harus dipenuhi sehingga dapat dikategorikan sebagai sebuah berita. Foto berita biasanya dilengkapi pula oleh caption keterangan foto. 1 Foto jurnalistik merupakan sajian gambar atau foto yang dapat berdiri sendiri sebagai visualisasi suatu peristiwa. Foto jurnalistik pun dapat menjadi pelengkap dan penguat pesan yang disampaikan dalam berita. 2 Sehingga dapat diasumsikan bahwasanya foto jurnalistik atau foto berita dapat memiliki peran ganda, yang pertama sebagai pendamping atau pelengkap berita, selanjutnya disisi lain dapat menjadi berita itu sendiri. Sejarah mencatat, surat kabar harian The Daily Graphic, pada hari Senin tanggal 16 April 1877 memuat gambar yang berisi berita kebakaran hotel dan salon pada halaman satu yang disebut taufan Wijaya dalam bukunya Foto Jurnalistik, merupakan embrio foto jurnalistik. 3 1 Frank P. Hoy, Photo Journalism The Visual Approach New Jersey America: Practice – Hall, 1986, h. 5. 2 Syafrudin Yunus, Jurnalistik Terapan Jakarta: PT Ghalia Indonesia, 2010, h. 91. 3 Taufan Wijaya, Foto Jurnalistik dalam Dimensi Utuh Jakarta: CV Sahabat, 2011, h.1.