Kerangka Berfikir Kerukunan umat beragama antara islam, kristen dan sunda wiwitan: Studi Kasus Kelurahan Cigugur Kecamatan Cigugur, Kuningan-Jawa Barat.

Jenis penelitiannya adalah Etnografi, etnografi adalah studi yang sangat mendalam tentang perilaku yang terjadi secara alami di sebuah budaya atau sebuah kelompok sosial tertentu untuk memahami sebuah budaya tertentu dari sisi pandang pelakunya. Para ahli menyebutnya sebagai penelitian lapangan, karena memang dilaksanakan di lapangan dalam latar alami. Peneliti mengamati perilaku seseorang atau kelompok sebagaimana apa adanya. Data diperoleh dari observasi sangat mendalam sehingga memerlukan waktu berlama-lama di lapangan, wawancara dengan anggota kelompok budaya secara mendalam, mempelajari dokumen atau artifak secara jeli. Tidak seperti jenis penelitian kualitatif yang lain dimana lazimnya data dianalisis setelah selesai pengumpulan data di lapangan, data penelitian etnografi dianalisis di lapangan sesuai konteks atau situasi yang terjadi pada saat data dikumpulkan. Penelitian etnografi bersifat antropologis karena akar-akar metodologinya dari antropologi. 3

D. Prosedur Pengumpulan Data dan Pengolahan Data

1. Pengumpulan Data Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data lazimnya menggunakan observasi dan wawancara. Juga tidak diabaikan kemungkinan penggunaan sumber-sumber non-manusia non-human source information, seperti dokumen dan rekaman atau catatan record yang tersedia. Metode yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: a. Observasi Observasi, seperti halnya wawancara, termasuk teknik pengumpulan data yang utama dalam kebanyakan penelitian kualitatif. Dengan wawancara, peneliti dapat menanyakan pada informan tentang keadaan masa lampau, sekarang, dan yang akan datang. Juga dapat dilacak tentang hal- hal yang tak tampak, yang tersembunyi di “museum 3 Mudjiraharjo, Jenis Dan Metode Penelitian Kualitatif, 2013, Http:Mudjiarahardjo.ComMateri-Kuliah215.Html?Task=View Di Akses Pada Hari Senin 28 Januari 2013 Pukul : 20.10 WIB batin” subjek yang diteliti yang bersifat tacit. Itulah keunggulan teknik wawancara. Keunggulan yang dipunyai wawancara memang tak dipunyai oleh observasi. Akan tetapi, observasi juga mempunyai keunggulan lain yang tak dapat ditandingi wawancara. Misalkan, mereka yang pernah melihat Hongkong, meskipun hanya sekali, tetap akan lebih baik peng ertiannya tentang bagaimana “Hongkong” dibandingkan dengan yang hanya mendengar saja dari cerita orang walaupun telah ratusan orang yang menceritakannya. Karenanya, observasi adalah utama kegunaannya dalam penelitian kualitatif. 4 Observasi dapat diartikan sebagai pengamatan dan pencacatan dengan sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki. Disini pengamatan yang dilakukan adalah pengamatan terlibat Partisipant observation. Pengamatan terlibat ini dilakukan untuk memperlancar peneliti dalam memasuki setting penelitian dan untuk menghindari jawaban yang kaku yang diberikan oleh informan akibat kecurigaan atau keengganan karena mencium bau penelitian. Dengan ini diharapkan akan dapat mengungkapkan unsur-unsur kebudayaan yang tidak dapat diungkapkan oleh informan. b. Wawancara Dalam penelitian kualitatif biasanya digunakan teknik wawancara sebagai cara utama untuk mengumpulkan data atau informasi. Ini bisa dimengerti, setidak-tidaknya karena dua alasan. Pertama, dengan wawancara peneliti dapat menggali tidak saja apa yang diketahui dan dialami oleh seseorang atau subjek yang diteliti, tetapi apa juga yang tersembunyi jauh di dalam diri subjek penelitian explicit knowledge maupun tacit knowledge. Kedua, apa yang ditanyakan kepada informan bisa mencakup hal-hal yang bersifat lintas waktu yang berkaitan dengan masa lampau, masa sekarang, dan juga masa mendatang. 5 4 Ibid., h. 77. 5 Sanapiah Faisal, Penelitian Kualitatif : Dasar-dasar dan Aplikasi, Malang: Yayasan Asih Asah Asuh, 1990, h. 61-62. Penelitian ini melakukan wawancara mendalam Indepth interview terhadap beberapa informan penelitian yakni masyarakat cigugur, dengan sebelumnya didahului pembicaraan informal untuk menciptakan hubungan yang akrab dengan informan. Hubungan yang akrab ini diperlukan agar bisa memudahkan dalam mendapatkan umpan balik dalam proses selanjutnya. Perlu diingat bahwa untuk mencapai suasana santai dan akrab diperlukan waktu agar lebih saling mengenal. Oleh karena itu, wawancara yang pertama lebih banyak ditujukan untuk membina keakraban hubungan. Lambat laun wawancara yang semula bersifat informal beralih menjadi lebih formal walaupun keakraban senantiasa dipelihara. Digunakan pula pedoman wawancara yang berupa garis-garis besar pokok pertanyaan yang dinyatakan dalam proses wawancara dan disusun sebelum wawancara dimulai. c. Dokumentasi Teknik pengumpulan data ini termasuk dalam pengumpulan data dengan menggunakan sumber non-manusia non-human source information. Yang disebut dokumen ialah semua jenis rekaman atau catatan “sekunder” lainnya, seperti surat-surat, memo atau nota, pidato-pidato, buku harian, foto-foto, kliping berita koran, hasil-hasil penelitian, agenda kegiatan. 6 2. Pengolahan Data Setelah data terkumpul maka dilakukan pengolahan data, dalam metode kualitatif ada 3 tahap dalam pengolaha data: a. Reduksi Dalam tahap ini peneliti melakukan pemilihan, dan pemusatan perhatian untuk penyederhanaan, abstraksi, dan transformasi data kasar yang diperoleh. b. Penyajian data Peneliti mengembangkan sebuah deskripsi informasi tersusun untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan. Display data atau 6 Ibid., h. 81.