2. Transesterifikasi II Biodesel yang telah dialirkan ke reaktor R-114 mengalami penyempurnaan
kembali, yaitu dengan mengalirkan sisa metoksida dari tangki metoksida sebanyak 100 liter ke dalam reaktor R-114. Temperatur reaktor tetap terjaga pada
50-60 C dan tidak lebih dari 60
C. Kemudian dihidupkan agitator untuk melakukan pengadukan selama 1 jam. Setelah itu agitator dihentikan dan
dilakukan settling kembali selama 1 jam hingga terjadi pemisahan antara fase biodiesel dengan fase gliserol. Pemisahan ini dapat juga dilakukan dengan melihat
perbedaan warna, dimana gliserol berwarna merah kecoklatan sedangkan biodiesel berwarna putih kebeningan. Selanjutnya fase gliserol yang sudah
terpisah dialirkan ke tangki T-121 dan kemudian dialirkan ke tangki gliserol storage T-287, sedangkan fase biodiesel dialirkan ke tangki T-280 untuk
dilakukan tahap pencucian.
2.7.3.3. Unit Pemurnian
Unit pemurnian terdiri dari tangki pencucian dan tangki pengeringan dengan menggunakan vakum.
1. Tangki Pencucian Pencucian dilakukan untuk menghilangkan pengotor-pengotor dalam
biodiesel, seperti sisa metanol, gliserol, dan sodium methylete. Proses pencucian dilakukan di washing tank T-280 sebanyak 4 kali pencucian dengan
menggunakan air yang bersuhu 50-60 C sebagai pencuci. Parameter berakhirnya
proses pencucian adalah pH air hasil pencucian normal atau secara visual dapat
Universitas Sumatera Utara
diketahui berdasarkan tingkat kebeningan air hasil pencucian. Untuk mempercepat pencapaian pH normal dan mengurangi terbentuknya emulsi pada biodiesel, pada
larutan tersebut ditambahkan larutan asam lemah, yaitu asam sitrat citric acid atau asam posfat phosphoric acid.
Masalah utama dalam proses pencucian ini adalah terbentuknya emulsi sabun pada larutan biodiesel yang sangat mengganggu dalam proses pemisahan
sehingga hal-hal yang menyebabkan terjadinya kemungkinan terbentuknya sabun harus dihindari.
Adapun tahapan-tahapan pencucian sebagai berikut: a. Tahap Pertama
Biodiesel dari reaktor R-114 dialirkan ke tangki T-280 dengan menggunakan pompa sentrifugal. Sebelumnya disiapkan terlebih dahulu air
hangat ke dalam 2 drum atau sekitar 500 liter dan ditambahkan asam sitrat sebanyak 500 ml kemudian dialirkan ke tangki T-280 tanpa diaduk. Dilakukan
penyettlingan selama 30 menit. Setelah 30 menit, kran tangki T-280 dibuka untuk mengeluarkan air kotor yang dialirkan ke drum penampungan, kemudian dicek
apakah jumlah air yang keluar sama dengan jumlah air yang masuk dan apakah terbentuk emulsi atau tidak, kemudian dicatat pH air. Jika masih terbentuk sabun
atau emulsi dan pH air belum mencapai 7, maka dilakukan pencucian kembali. b. Tahap Kedua
Dimasukkan kembali air hangat sebanyak 2 drum yang telah ditambahkan asam sitrat ke dalam tangki T-280 untuk pencucian dan diaduk jangan diaduk
jika pada tahap pertama terdapat banyak emulsi. Kemudian dilakukan
Universitas Sumatera Utara
penyettlingan selama 30 menit. Setelah 30 menit kran tangki T-280 dibuka kembali untuk mengeluarkan air kotor yang langsung dialirkan ke bak
penampungan air kotor. Dicek juga apakah jumlah air yang keluar sama dengan jumlah air yang masuk dan apakah terbentuk emulsi atau tidak kemudian dicatat
pH air. Jika masih terbentuk sabun atau emulsi dan pH air belum mencapai 7, maka diulangi pencucian.
c. Tahap Ketiga Proses tahap ketiga ini sama dengan proses pada tahap pertama dan tahap
kedua. Dimasukkan air hangat sebanyak 2 drum yang telah ditambahkan asam sitrat ke dalam tangki T-280 sambil diaduk. Dilakukan juga penyettlingan selama
30 menit. Setelah 30 menit, kran tangki T-280 dibuka untuk mengeluarkan air kotor dengan mengecek apakah jumlah air yang keluar sama dengan jumlah air
yang masuk dan apakah terbentuk emulsi atau tidak kemudian dicatat pH air. Jika pH air mendekati 7 atau antara 6-8, biodiesel ditransfer ke tangki T-281 buffer
tank. Jika masih terbentuk sabun atau emulsi dan pH air belum mencapai 7, maka ulangi pencucian dengan pengadukan.
d. Tahap Keempat Dimasukkan kembali air hangat sebanyak 2 drum yang telah ditambahkan
asam sitrat ke dalam T-280 dan dilakukan penyettlingan selama 30 menit. Setelah 30 menit kran tangki T-280 dibuka kembali untuk mengeluarkan air kotor yang
langsung dialirkan ke bak penampungan air kotor. Jika diperoleh air yang keluar sudah jernih dan tidak terdapat lagi emulsi, menandakan bahwa pencucian telah
selesai. Biodiesel yang telah murni dialirkan ke tangki T-281 buffer tank untuk
Universitas Sumatera Utara
dilanjutkan ke tangki pengeringan evaporator tank. Buffer tank ini mampu menampung biodiesel sebanyak 10.000 liter atau sekitar 5 batch.
2. Tangki Pengeringan Biodiesel yang berasal dari T-281 dialirkan secara gravitasi ke tangki
evaporator V-282 yang dioperasikan dalam keadaan vakum yaitu 40 cmHg dengan pompa vakum tipe liquid ring, kemudian tangki V-282 dipanaskan sampai
temperatur 90-100 C dengan steam. Uap air yang terbentuk akan terisap oleh
vakum sehingga biodiesel tetap terjaga kemurniannya. Setelah biodiesel dalam keadaan bening atau kandungan air sekitar 500 ppm, biodiesel selanjutnya
dialirkan menuju biodiesel storage untuk penyimpanan.
2.7.3.4. Unit Penyimpanan