22 Saat ini terdapat beberapa jenis instrumen pembaca barcode, yaitu:
pena, laser, serta kamera. Pembaca berbentuk pena memiliki pemancar cahaya dan dioda foto yang diletakkan bersebelahan pada ujung pena. Pena
disentuhkan dan digerakkan melintasi deretan batang barcode. Dioda foto akan menerima intensitas cahaya yang dipantulkan dan mengubahnya
menjadi sinyal listrik, lalu diterjemahkan dengan sistem yang mirip dengan morse.
Pembaca dengan pemancar sinar laser tidak perlu digesekkan pada permukaan barcode, tapi dapat dilakukan dari jarak yang relatif lebih jauh.
Selain itu, pembaca jenis ini memiliki cermin-cermin pemantul sehingga sudut pembacaan lebih fleksible.
Pembaca barcode dengan sistem kamera menggunaka sensor CCD charge coupled device untuk merekam foto barcode, baru kemudian
membaca dan menterjemahkannya kedalam sinyal elektronik digital. Alat koneksi pembaca barcode Ada 2 macam koneksi, yaitu sistem
keyboard wedge dan sistem output RS232. Sistem ini menterjemahkan hasil pembacaan barcode sebagai masukan input dari keyboard. Biasanya
menggunakan port serial pada komputer. Kita memerlukan software pengantar, umumnya disebut software wedge yang akan mengalamatkan
bacaan dari barcode ke software pengolah data barcode tersebut. Harry, 2004
23
2.10.3. Sejarah Barcode
Barcode pertama kali diperkenalkan oleh dua orang mahasiswa Drexel Institute of Technology Bernard Silver dan Norman Joseph
Woodland di tahun 1948. Mereka mempatenkan inovasi tersebut pada tahun 1949 dan permohonan tersebut dikabulkan pada tahun 1952. Tapi
baru pada tahun 1996, penemuan mereka digunakan dalam dunia komersial. Pada kenyataannya penggunaannya tidak begitu sukses hingga
pasca 1980an. Barcode adalah informasi terbacakan mesin machine readable
dalam format visual yang tercetak. Umumnya Barcode berbentuk garis- garis vertikal tipis tebal yang terpisah oleh jarak tertentu. Tapi kini ada
beberapa variasi berbentuk pola-pola tertentu, lingkaran konsentris, atau tersembunyi dalam sebuah gambar. Barcode dibaca dengan menggunakan
sebuah alat baca optik yang disebut Barcode reader. Pada prinsipnya Barcode reader hanya sebuah alat input biasa seperti halnya keyboard
atau scanner tapi peran manusia sebagai operator sangat minimum. Bersamaan dengan pesatnya penggunaan Barcode, kini Barcode
tidak hanya bisa mewakili karakter angka saja tapi sudah meliputi seluruh kode ASCII. Kebutuhan akan kombinasi kode yang lebih rumit itulah
yang kemudian melahirkan inovasi baru berupa kode matriks dua dimensi 2D Barcodes yang berupa kombinasi kode matriks bujur sangkar.
24
2.10.4. Tipe Barcode
Ada 3 tipe Barcode yang banyak digunakan, yaitu Linear Barcode, Stacked Barcode, dan 2D Barcodes. Linear Barcode adalah tipe yang
paling luas digunakan. Salah satunya adalah untuk Universal Product Code UPC yaitu kode untuk klasifikasi barang-barang konsumen yang
kita lihat pada kemasan produk dan digunakan oleh supermarket untuk program kasir. Produsen biasanya mendaftarkan produknya ke agen
seperti GS1 http:www.gs1.org agar mendapat kode UPC. Untuk memahami prinsip kerjanya, cobalah ambil sebuah produk dari
supermarket, kemudian lacaklah kode Barcodenya di website GS1. Produk buatan Indonesia, dapat dilacak di http:www.gs1.or.id.
Dalam bidang perpustakaan umumnya juga menggunakan linear Barcode, termasuk untuk kode ISBN International Standard Book
Number. CIFOR Library, menggunakan True Type Font code 39. TTF 39 atau lebih populer disebut code 39 ini tersedia secara gratis di
internet, salah satunya tersedia di http:www.barcodesinc.comfree- Barcode-font. Simbol Code 39 dapat mewakili huruf alfabet besar maupun
kecil, angka serta banyak lagi karakter khusus seperti dan . Keuntungan lain dari code 39 adalah dapat dicetak menggunakan printer laser pada
umumnya dan hasilnya dapat dibaca cukup akurat dengan Barcode reader. Teguh, 2010
25
2.10.5. Barcode Reader
Barcode readerscanner adalah perangkat untuk membaca kode- kode garis visual Barcode. Hanya dengan menyapukan segaris sinar laser,
Barcode reader membaca fragmen terang gelap pada Barcode yang tercetak di kertas dengan sangat cepat dan akurat. Pada perkembangan
selanjutnya, sinar laser yang dipancarkan tidak hanya sebentuk garis saja tapi berupa kombinasi pola yang rumit sehingga mampu
membaca Barcode dari sudut manapun. Pada awalnya sebuah
Barcode scanner dibuat dengan
menggunakan fixed lights dan sebuah photosensor tunggal dimana penggunaannya adalah dengan cara “menggosok” kode Barcode secara
manual. Pada desain berikutnya laser scanner pada Barcode dibuat menggunakan kaca polygonal atau kaca galvanometer untuk melakukan
scanning pada Barcode. Bahkan dengan berkembangnya Barcode matriks dua dimensi
2D ada sejumlah produk kamera digital yang mampu menangkap citra Barcode 2D untuk kemudian dapat diterjemahkan oleh software ke dalam
pesan yang dapat dibaca oleh kita. Ada beberapa standar verifikasi untuk Barcode reader, antara lain:
A. ANSI X3.182. UPC Code yang digunakan di US ANSIUCC5.
merupakan standar Amerika
B. ISOIEC 15416 Barcode linear dan ISOIEC 15415 2D Barcodes
adalah standar internasional
26
C. Standar Eropa EN 1635 yang kemudian digantikan dengan
ISOIEC 15416 D. ISO 15426-1 linear barcode verifier compliance standard atau
ISO 15426-2 2d bar code verifier compliance standard
Teguh, 2010
2.11. Bartender
Bartender 9.2 adalah aplikasi utama dari Bartender Management Suite dan diperlukan dalam rangka untuk merancang dan memodifikasi
label. Selain itu, Aplikasi Ini tidak hanya untuk merancang dan mencetak label, tapi menawarkan berbagai fitur hebat yang membantu pekerjaan dan
pengguna lebih cepat dan mudah melakukan pekerjaan. Dalam serinya yang 9.2 Bartender dapat berjalan di semua versi windows bahkan windows 7
yang terbaru sekalipun. Kelebihan Bantender dibandingkan dari aplikasi label lainnya adalah kemampuannya bisa mengambil data dari berbagai
database ODBC,OLEBD,SAPIDoc,Text dan juga dapat terintegrasi dengan bahasa pemograman berbasis windows Visual Basic, vb.Net, VBA Visual
Basic for Applications, and VBScript Visual Basic Script, Visual C, Visual C++, and other versions of C for Windows, Java, Visual J++, Visual J,
JavaScript, and JScript, Dan bahasa apapun yang ada scripting ActiveX yang berjalan di Windows termasuk PERL, Python, dan REXX. Manual
Book Bartender 9.2, 2009
27
2.12. Studi Sejenis
Studi sejenis maksudnya adalah studi perbandingan antara studi yang dilakukan oleh para peneliti dalam ini penelitian tentang perparkiran. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari penelitian yang sama.
Penelitian yang dilakukan oleh Jajang Nur 2008 “Sistem Informasi dan Pengolahan Data Inventaris di PT.HDTEX Soreang
Bandung berbasis PHP dan MYSQL” Jurusan Teknik Informatika
Fakultas Teknik Universitas Komputer Indonesia Tujuan dan Maksud dari pembuatan ini adalah untuk membuat Aplikasi yang mampu berjalan
dibeberapa sistem operasi, berpenampilan menarik dan mudah diakses berbasis PHP dan MY SQL. Tapi tidak memberikan solusi yang diperlukan
oleh perusahaan. Selain itu ada pula penelitian yang dilakukan oleh Ryan Fahreza
Pohan 2009 mahasiswa S1 di Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah ”Pengembangan sistem informasi Inventaris berbasis jaringan local area Network LAN pada PT. Mitra
Mega Semesta doctorabbit” Saat ini, dalam manajemen data barang di
PT. Mitra Mega Semesta DoctoRabbit sudah terkomputerisasi dalam penanganan alur transaksi barang masuk dan barang keluar. Namun aplikasi
tersebut masih memiliki kekurangan yaitu aplikasi yang hanya bisa digunakan oleh satu komputer saja stand alone. Database barang masih
berisi data perbahan, seharusnya per barang. Tidak tersedianya input agenda,
28 input purchase order PO dan juga masih kurang lengkapnya fitur laporan.
Maka dari itu, penulis mengambil keputusan untuk melakukan pengembangan sistem Inventaris dengan berbasis jaringan Local Area
Network LAN demi menjawab semua permasalahan yang telah diuraikan diatas. Sehingga diharapkan proses transaksi pengolahan data barang sains
dapat berjalan lebih efektif dan efisien. Dalam, penelitian yang dilakukan oleh Romi Tama Purwantowibowo
2010 mahasiswa S1 di Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah tentang “Sistem Informasi Manajemen Inventaris Berbasis Client - Server”. tujuan Mengembangkan Aplikasi
Sistem Informasi Inventaris yang masih berbasis stand alone ini menjadi aplikasi multi user yang berbasiskan jaringan LAN, sehingga memudahkan
user dalam mengakses aplikasi ini, dan tujuan lainya merancang suatu sistem dengan kemampuan mengolah data Informasi dan menyajikannya
dengan pihak yang membutuhkan. Proses sistem ini menghasilkan suatu sistem yang membantu menyelesaikan masalah-masalah yang timbul pada
perusahaan dagang yang sejenis dan dapat menjadi suatu acuan dalam pengambilan keputusan yang cepat dan efisien.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Mohamad Ali Murtadho 2007 Universitas Islam Negeri Malang Fakultas Sains Dan Teknologi
Jurusan Teknik Informatika tentang ”Perancangan Sistem Informasi Inventarisasi Barang Pada Unit Kerja MARCOMM PT. Indosat Tbk.
Cabang Jember” Sistem informasi persediaan barang dan inventarisasinya