Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Menengah Atas Model Pembelajaran Kontekstual

Inkuiri adalah komponen dari CTL. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Guru harus selalu merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan, apapun materi yang diajarkannya. Siklus inkuiri ini meliputi : - Observasi Observation - Bertanya Quitioning - Mengajukan dugaan Hiphotesis - Pengumpulan data Data gathering - Penyimpulan Conclusion 18 Langkah-langkah kegiatan menemukan inkuiri : - Merumuskan masalah - Mengamati atau melakukan observasi - Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel dan karya lainnya - Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekolah, guru atau audien yang lain 2 Bertanya Quitioning Bertanya merupakan strategi utama pembelajaran yang berbasis CTL. 19 Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru 18 Arikunto, Suharsimi. Pembelajaran Kontekstual : Suatu Pendekatan Baru. Bandung : Rosda Karya, 2004 h.12. untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berfikir siswa. Aktivitas bertanya dapat diterapkan antara siswa dengan siswa, antara guru dengan siswa, antara siswa dengan guru, antara siswa dengan orang lain yang didatangkan kekelas. Dalam sebuah pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya berguna untuk : a. Menggali informasi, baik administrasi maupun akademis b. Mengecek pemahaman siswa c. Membangkitkan respon kepada siswa d. Mengetahui sejauhmana keingin tahuan siswa e. Mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa f. Memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru g. Untuk menyegarkan kembali pengetahuan siswa 20 . 3 Masyarakat Belajar Learning Comunnity Konsep Leaning Comunnity menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari ”sharing” antara teman, antar kelompok, dan antar yang tahu ke yang belum tahu, di ruang ini, di kelas ini, di sekitar sini, juga orang-orang yang berada diluar sana, semua adalah anggota masyarakat belajar. 19 Al. Krismanto. 2003. Beberapa Teknik, Model, dan Strategi dalam Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Pusat Pengembangan Penataran Guru Matematika Direktorat Jenderal Dikdasmen, hal. 4 20 Al. Krismanto. 2003. Beberapa Teknik, Model, dan Strategi .............hal. 4 Dalam kelas CTL, guru dapat melaksanakan pembelajaran dengan membentuk kelompok belajar. Siswa dibagi dalam kelompok- kelompok yang anggotanya heterogen. Praktek pembelajaran dengan tehnik ”Learning Comunnity” adalah: Pembentukan kelompok kecil, pembentukan kelompok besar, mendatangkan ahli ke kelas, bekerja dengan kelas sederajat, bekerja kelompok dengan kelas diatasnya, dan bekerja dengan masyarakat 4 Pemodelan Modeling Komponen CTL ini dilaksanakan pada sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu, ada model yang bisa ditiru model itu bisa berupa cara mengoperasikan sesuatu, cara melempar bola, cara melafalkan shalat, cara membaca teks bahasa Inggris, dan seterusnya. Dalam pendekatan CTL, guru bukan satu-satunya model. Model dapat dirancang atau dipergunakan dengan melibatkan siswa. Apabila ada siswa yang mahir mendemonstrasikan keahlian tertentu, siswa dapat menunjukan didepan kelas. 5 Refleksi Reflection Pada pendekatan CTL, refleksi difungsikan sebagai cara berfikir tentang apa-apa yang sudah dilakukan dimasa lalu, apa yang baru dipelajari, atau mengulas tentang sesuatu hal yang sudah terjadi. Dengan refleksi diharapkan pengetahuan yang sudah diperoleh mengendap dibenak siswa. Siswa mencatat apa yang sudah dipelajari dan bagaimana merasakan ide-ide baru. Realisasi dari pembelajaran CTL dengan metode refleksi adalah : - Pertanyaan langsung tentang apa-apa yang diperolehnya. - Catatan atau jurnal dibuku siswa - Kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari ini, diskusi , dan hasil karya. 6 Penilaian yang Sebenarnya Autehantic Assesment Assesment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Gambaran perkembangan siswa perlu diketahui oleh guru agar bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses belajar dengan benar. Keberhasilan pembelajaran dapat diketahui melalui prestasi siswa.

b. Model pembelajaran Cooperative

Menurut Widyantini, model pembelajaran kooperatif didefinisikan sebagai suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok, dimana siswa yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda tinggi, sedang dan rendah dan jika memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan jender, yang mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. 21 Ada beberapa model kooperatif learning yaitu: 1 Tipe Jigsaw Teknik mengajar Jigsaw dikembangkan oleh Aronson sebagai metode Cooperative Learning. Teknik ini dapat digunakan dalam pengajaran membaca, menulis, mendengarkan, ataupun berbicara. Dalam teknik ini, guru memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu, siswa bekerja sama dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi. 22 Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya. 23 Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, 21 Widyantini. 2006. Model Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Kooperatif. Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan PPPPTK Matematika, hal. 3 22 Widyantini. 2006. Model Pembelajaran Matematika......................hal. 5 23 Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif..............hal. 63