Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Analisis Regresi Berganda 1 Uji Parsial t-Test

4.7. Uji Asumsi Klasik 4.7.1. Uji Normalitas Uji normalitas data dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji normalitas dapat dilakukan melalui dua pendekatan yaitu melalui pendekatan grafik histogram dan P-P Plot atau uji Kolmogorov-Smirnov. Jadi, untuk normalisasi data dengan menggunakan P-Plot dapat dilihat pada lampiran 6 dan sebaran data dikatakan memiliki distribusi yang normal

4.7.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas memiliki fungsi untuk menguji terjadinya perbedaan ragam residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan lain. Uji asumsi klasik Heteroskedastistas dapat dilihat pada lampiran 6 dimana gambar distribusi data menyebar disekitar angka 0, titik tidak hanya mengumpul di atas atau bagian bawah saja, dan penyebaran titik tidak membentuk pola bergelombang menyebar dan menyempit. Analisis dari pola gambar scatterplot menyatakan bahwa model regresi linier berganda tidak terdapat heteroskedastisitas.

4.7.3 Uji Multikolineritas

Uji multikolineritas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen dalam satu model. Uji multikolineritas dapat dilihat dengan beberapa hal yaitu Jika nilai Variance Inflation Factor VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1. Kedua jika nilai koefisien determinasi tinggi namun tidak ada variabel independen yang berpengaruh terhadap variabel dependen, maka model regresi terkena multikolineritas. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai VIF Pada lampiran 6 tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak 0,1 jadi dapat disimpulkan bahwa data tersebut terbebas dari multikolineritas. 4.8. Analisis Regresi Berganda 4.8.1 Uji Parsial t-Test Uji Parsial t-Test bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh antara masing-masing variabel individual parsial terhadap variabel dependen Nugroho, 2009. Nilai Uji T Test dapat dilihat dari nilai P Value pada masing-masing variabel independen. Dalam penelitian ini, t-test digunakan untuk menguji faktor sistem imbalan yang adil dan memadai, lingkungan kerja yang aman dan nyaman, kesempatan untuk menggunakan dan mengembangkan kapasitas, kesempatan untuk berkembang di masa depan, integrasi sosial dalam lingkungan kerja, ketaatan pada ketentuan formal dan normatif, keseimbangan antara kehidupan sosial dan Kerja serta relevansi sosial kehidupan kerja dengan variabel komitmen organisasi. Uji t menggunakan tingkat signifikasi P Value, maka: 1. Bila P Value 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya variabel independent secara parsial mempengaruhi variabel dependent. 2. Bila P Value 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya variabel independent secara parsial tidak mempengaruhi variabel dependen. Tabel 16. Hasil uji t hitung No. Variabel t hitung Hasil Uji Signifikansi 1. Sistem imbalan yang memadai dan adil X1 2,135 0,039 2. Kondisi lingkungan kerja yang aman dan sehat X2 2,433 0,019 3. Kesempatan untuk menggunakan dan mengembangkan kapasitas X3 2,022 0,049 4. Kesempatan berkembang dan berkarya di masa depan X4 2,321 0,025 5. Integrasi sosial dalam lingkungan kerja X5 2,244 0,030 6. Ketaatan pada ketentuan formal dan normatif X6 2,035 0,048 7. Keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi X7 2,589 0,013 8. Relevansi sosial kehidupan kerja X8 2,186 0,034 Berdasarkan hasil uji t hitung pada tabel 17, maka dapat disimpulkan pengaruh faktor QWL secara parsial terhadap komitmen organisasi berpengaruh secara signifikan mulai dari sistem imbalan yang adil dan memadai, lingkungan kerja yang aman dan nyaman, kesempatan menggunakan kemampuan, kesempatan berkembang dimasa depan, integrasi sosial kehidupan kerja, ketaatan pada ketentuan formal dan normatif, keseimbangan kehidupan kerja dan kehidupan pribadi, serta relevansi sosial kehidupan kerja seperti yang terlihat pada Tabel 18. Tabel 17. Tabel Kesimpulan Uji T Hitung Variabel t hitung Hasil Uji Signifikansi Kesimpulan Sistem imbalan yang memadai dan adil X1 2,135 0,039 Tolak Ho Kondisi lingkungan kerja yang aman dan sehat X2 2,433 0,019 Tolak Ho Kesempatan untuk menggunakan dan mengembangkan kapasitas X3 2,022 0,049 Tolak Ho Kesempatan berkembang dan berkarya di masa depan X4 2,321 0,025 Tolak Ho Integrasi sosial dalam lingkungan kerja X5 2,244 0,030 Tolak Ho Ketaatan pada ketentuan formal dan normatif X6 2,035 0,048 Tolak Ho Keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi X7 2,589 0,013 Tolak Ho Relevansi sosial kehidupan kerja X8 2,186 0,034 Tolak Ho Keterangan: P Value = 0,05 maka H0 ditolak

4.8.2 Uji Simultan F

Uji Simultan F Test bertujuan untuk mengetahui pengaruh bersama- sama variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil F Test berpengaruh apabila P Value lebih kecil dari level significant yang ditentukan atau F hitung lebih besar daripada F tabel. Nugroho, 2009. Derajat kepercayaan yang digunakan adalah 0,05. Berdasarkan hasil Uji F, diperoleh F hitung sebesar 43.318 dengan tingkat signifikansi 0,000. Dengan derajat kepercayaan 95 α = 0,05. Maka p value pada kolom sig. level significant. 0,000 0,005. Maka H0 ditolak dan H1 diterima. Kesimpulannya adalah variabel sistem imbalan yang adil dan memadai, lingkungan kerja yang aman dan nyaman, kesempatan untuk menggunakan dan mengembangkan kapasitas, kesempatan untuk berkembang di masa depan, integrasi sosial dalam lingkungan kerja, ketaatan pada ketentuan formal dan normatif, keseimbangan antara kehidupan pribadi dan kehidupan kerja serta relevansi sosial kehidupan kerja secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasi.

4.8.3 Koefisien Determinasi

Koefisien Determinasi R 2 bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Koefisien determinasi dilakukan untuk melihat adanya hubungan yang sempurna atau tidak, yang ditunjukkan pada apakah perubahan variabel bebas akan diikuti oleh variabel terikat. Dalam outpus SPSS versi 15.0, koefisien determinasi terletak pada Model Summary b dengan melihat angka pada kolom adjusted R Square. Nilai R Square dikatakan baik jika diatas 0,05 karena nilai R Square berkisar antara 0 dan 1 Nugroho, 2009 Nilai adjusted R Square adalah 0,869 seperti yang terlihat pada lampiran 7. Hal ini dapat diartikan bahwa variabel independent dapat menjelaskan variabel dependent sebesar 0,869 atau 86,9. Sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Maka koefisien determinasi dalam penelitian sudah dikatakan baik karena bisa menjelaskan variabel independent terhadap variabel dependen diatas 50.

4.8.4 Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda yaitu suatu teknik statistik dimana terdapat lebih dari satu variabel independen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah delapan faktor QWL dan variabel dependen adalah komitmen organisasi. Analisis regresi berganda dilakukan untuk mengetahui apakah variabel QWL memiliki pengaruh terhadap komitmen organisasi. Dengan analisis regresi berganda dapat diketahui apakah pengaruh tersebut berada dalam tingkat yang signifikan atau tidak. Berdasarkan hasil pengujian analisis regresi berganda dapat dilihat pada Tabel 19. Tabel 18. Hasil Uji Regresi Linear Berganda Faktor QWL Koefisien tak terstandar Koefisien terstandar T Sig B Std. Eror Beta Constant 0.379 3.623 0.105 0,917 Imbalan yang adil dan memadai 0,401 0,188 0,161 2.135 0.039 Lingkungan pekerjaan yang aman dan nyaman 0,561 0,231 0,192 2.433 0,019 Kesempatan mengembangkan pengetahuan 0,349 0,173 0,160 2.022 0,049 Kesempatan berkembang dan keamanan berkarya di masa depan 0,368 0,159 0,142 2.321 0,025 Integrasi sosial dalam lingkungan kerja 0,492 0,219 0,158 2.244 0,030 Ketaatan pada ketentuan formal dan normatif 0,382 0,188 0,136 2.035 0,048 Keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi 0,536 0,207 0,171 2.589 0,013 Relevansi sosial kehidupan kerja 0,520 0,238 0,153 2.186 0,034 Berdasarkan tabel 19, maka diperoleh persamaan regresi berganda yaitu: Y = 0,379 + 0,401X 1 + 0,561X 2 + 0,349X 3 + 0,368X 4 + 0,492X 5 + 0,382X 6 + 0,536X 7 + 0,520X 8 ………………………………………..5 Notasi variabel sebagai berikut: Y = Komitmen organisasi X 1 = Imbalan yang adil dan memadai X 2 = Lingkungan pekerjaan yang aman dan nyaman X 3 = Kesempatan untuk menggunakan dan mengembangkan pengetahuan X 4 = Kesempatan berkembang dan keamanan berkarya di masa depan X 5 = Integrasi sosial dalam lingkungan kerja X 6 = Ketaatan pada berbagai ketentuan formal dan normatif X 7 = Keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi X 8 = Relevansi sosial kehidupan kerja Dari persamaan diatas dapat diketahui bahwa koefisien regresi sebesar 0,379. Artinya jika variabel independen yaitu sistem imbalan yang adil dan memadai, lingkungan kerja yang aman dan nyaman, kesempatan untuk menggunakan dan mengembangkan kapasitas, kesempatan untuk berkembang di masa depan, integrasi sosial dalam lingkungan kerja, ketaatan pada ketentuan formal dan normatif, keseimbangan antara kehidupan pribadi dan kehidupan kerja serta relevansi sosial kehidupan kerja dianggap konstan, maka komitmen organisasi karyawan sebesar 0,379. Pengaruh antara faktor-faktor QWL terhadap komitmen organisasi seluruhnya memiliki pengaruh yang signifikan. Pengaruh terbesar terdapat pada faktor lingkungan kerja yang aman dan nyaman dengan nilai regresi sebesar 0,561. Di lingkungan kerja sehari-hari, perusahaan telah membentuk lingkungan kerja yang aman dan nyaman dengan menyediakan ruangan dan sarana kerja yang aman, tingkat penerangan yang cukup, fasilitas yang memadai. Lingkungan ini bukan hanya lingkungan secara fisik saja, namun lingkungan kerja non fisik yang nyaman seperti hubungan kekeluargaan antara rekan kerja dan atasan serta saling membantu jika rekan kerja mengalami kesulitan. Komitmen organisasi akan meningkat jika kondisi lingkungan yang aman dan nyaman terpenuhi dengan baik. Keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi berpengaruh terhadap komitmen organisasi secara signifikan dengan nilai regresi sebesar 0,536. Perusahaan memberikan ruang kepada karyawan untuk memiliki kegiatan lain di luar jam kerja dan aktif di lingkungan masyarakat. tentunya harus ada keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi. Relevansi kehidupan sosial kerja berpengaruh terhadap komitmen organisasi dengan nilai regresi sebesar 0,520. Dalam menjalankan proses distribusi produk, perusahaan menggunakan teknik dan cara menjual yang tidak memberikan harapan berlebih. Proses pemasaran yang jujur menjadi pedoman bagi karyawan perusahaan dalam menjalankan tugas. Kewajiban untuk mendistribusikan barang yang berkualitas selalu dijalankan oleh perusahaan. Dengan semakin meningkatnya relevansi sosial kerja maka akan meningkatkan komitmen organisasi. Integrasi sosial di lingkungan kerja berpengaruh secara signifikan dengan nilai regresi sebesar 0,492. Suasana keterbukaan ditumbuhkan dan dipelihara dan terdapat iklim saling mendukung diantara karyawan. Meskipun perbedaan pendapat antara sesama rekan kerja terkadang tidak dapat, namun hal tersebut dapt diatasi dengan komunikasi yang baik. Kelancaran proses komunikasi antar karyawan akan membantu memudahkan proses pekerjaan khususnya untuk perkerjaan yang dilakukan secara tim. Karyawan yang merasa menyatu dengan hubungan sosial di lingkungan kerja maka akan lebih merasa nyaman dan berdampak pada keinginan untuk tetap tinggal dalam organisasi. Imbalan yang adil dan memadai berpengaruh secara signifikan terhadap komitmen organisasi dengan nilai regresi sebesar 0,401. Perusahaan telah memberikan imbalan berupa gaji pokok, tunjangan, imbalan harian, overtime, bonus, dan insentif. Pada penelitian ini imbalan bukan sebagai nilai tertinggi yang mempengaruhi komitmen karena terkadang karyawan tidak saja hanya membutuhkan imbalan berbentuk finansial namun juga hal lain di luar materi. Oleh karena itu, analisis faktor QWL dibutuhkan untuk menilai aspek kualitas kehidupan kerja secara keseluruhan. Ketaatan pada berbagai ketentuan formal dan normatif berpengaruh pada komitmen organisasi dengan nilai regresi sebesar 0,382. Penerapan Standar Operating Procedure SOP telah dilaksanakan dengan baik oleh perusahaan. namun dirasa perlu untuk lebih disosialisasikan secara lebih baik kepada karyawan. Selama ini, karyawan telah diberikan kesempatan untuk berbicara dan mengemukakan pendapat. Semua karyawan mendapatkan perlakuan yang sama tanpa adanya tindakan diskriminatif. Kesempatan berkembang dan berkarya di masa depan berpengaruh secara signifikan terhadap komitmen organisasi sebesar 0,368. Perusahaan mendukung setiap kemajuan yang dilakukan oleh karyawan dan memberikan kesempatan yang sama kepada karyawan untuk mempunyai jabatan yang lebih tinggi. Hal ini dapat mempengaruhi tingkat komitmen organisasi karena perusahaan memberikan jaminan untuk memacu prestasi yang lebih baik. Kesempatan untuk menggunakan dan mengembangkan pengetahuan berpengaruh secara signifikan terhadap komitmen organisasi sebesar 0,349. Penggunaan kemampuan secara maksimal dalam pelaksanaan pekerjaan telah dilaksanakan secara baik oleh karyawan. Namun untuk meningkatkan komitmen organisasi, perusahaan harus lebih banyak memberikan otonomi kepada karyawan agar keterlibatan karyawan terhadap organisasi menjadi lebih baik.

4.9 Implikasi Manajerial