2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerang Pisau Solen spp
Kerang pisau Solen spp merupakan anggota dari famili Solenidae. Kerang pisau memiliki cangkang yang panjang dengan dua sisi paralel, tubuhnya kecil
memanjang, salah satu ujung tubuhnya berbentuk runcing, menempel, dan berdiri tegak di pantai berpasir. Kadang kala kerang pisau menarik badannya ke dalam
pasir untuk berlindung dari musuh. Kerang pisau di beberapa negara dikenal juga dengan sejumlah nama yaitu razor clam atau jacknife karena karakteristiknya
yang identik dengan pisau Ditjen PPHP 2010. Di Indonesia kerang pisau mempunyai nama lokal tersendiri dari setiap daerah, sumbun dari Jambi
Sugihartono 2006, lorjuk dari Madura Nurjanah 2008 dan mbet dari Cirebon. Kerang pisau mempunyai panjang hanya 2 atau 3 inchi 5-7,5 cm pada
pertumbuhan maksimal. Kerang jenis ini berbentuk tipis, memanjang, hinge line- nya semuanya lurus, dan tutupnya terbuka satu sama lain. Permukaannya halus
dan agak mengkilap, dengan kerutan konsentrasi sangat redup. Semakin besar ukuran kerang pisau, warna cangkang akan lebih gelap Sugihartono 2006
Habitat kerang pisau berupa pasir berlumpur dan arus air yang lemah. Kerang pisau hidup di dalam pasir berlumpur dengan kedalaman 10-20 cm.
Kerang pisau bersembunyi atau menggali secara vertikal pada substrat berpasir dan sedikit keluar pada saat pasang surut. Hasil penelitian yang dilaporkan oleh
Baron et al. 2004 menunjukkan bahwa kerang pisau tidak hanya hidup meliang di substrat, tapi mampu merayap di permukaan substrat dan berenang, diduga
bahwa kerang pisau mampu bergerak aktif untuk mencari substrat yang sesuai dengan keinginannya. Warna substrat coklat kehitaman. Zonasi pantai habitat
kerang pisau berjarak 100 –150 m dari garis pantai, dengan kedalaman kurang
lebih 1-2 m pada saat air pasang. Kerang pisau banyak ditemukan di sepanjang perairan pantai selatan Pamekasan, Madura dengan ciri pantai yang landai dan
datar sehingga jika air laut surut jarak air dengan garis pantai dapat mencapai 200- 300 m Nurjanah et al. 2008.
Proses penangkapan kerang pisau cukup sulit karena diperlukan alat dan keahlian khusus nelayan. Nelayan umumnya menggunakan linggis untuk
menggali pasir tempat kerang pisau berada dan harus menunggu air surut. Kelompok nelayan di sekitar pantai Kenjeran, Surabaya beberapa tahun terakhir
menemukan teknik baru dengan cara menaburkan serpihan batu gamping di area fishing ground pada saat air pasang. Kerang pisau akan muncul sendiri ke atas
permukaan sehingga mudah ditangkap dalam waktu tidak terlalu lama Ditjen PPHP 2010. Cara lain yang digunakan untuk mengumpulkan kerang pisau yaitu
menggunakan alat penggali hand hold digging tools. Cara ini digunakan untuk kepentingan ilmiah, yaitu riset atau penelitian biota. Pengambilan skala besar
menggunakan kapal pengeruk dredging atau penangkapan ilegal yang tidak ramah lingkungan menggunakan listrik Breen et al. 2011. Klasifikasi kerang
pisau menurut, Tuaycharoen dan Matsukuma 2001 yaitu: Kingdom
: Animalia Filum
: Molusca Sub filum
: Conchifera Kelas
: Bivalvia Ordo
: Heterodonta Sub ordo
: Veneroida Famili
: Solenidae Genus
: Solen Species
: Solen spp. Morfologi kerang pisau disajikan pada Gambar 1.
Gambar 1 Kerang pisau Solen spp. Kerang pisau merupakan hewan dioecious artinya dalam satu individu
hanya terdapat satu jenis kelamin: jantan atau betina. Pemijahan dilakukan secara
eksternal di perairan. Hasil penggabungan sel sperma dan sel telur selanjutnya
membentuk larva veliger. Larva kerang pisau kemudian mengalami fase planktonik sekitar satu bulan, sebelum akhirnya menetap di substrat. Setelah larva
menetap pada substrat, larva akan mengalami perkembangbiakan menjadi juvenil dan selanjutnya akan berkembang menjadi dewasa Breen et al. 2011. Proses
reproduksi kerang pisau dipengaruhi oleh variasi musim, kondisi lingkungan, ketersediaan makanan, dan karakteristik genentik Darriba et al. 2005.
Selanjutnya Darriba et al. 2004 melaporkan bahwa reproduksi kerang pisau juga dipengaruhi oleh konsentrasi klorofil-a di perairan.
Kerang pisau biasanya disajikan dalam bentuk olahan. Kerang pisau memiliki rendemen kecil, namun pedagang tetap tergiur untuk terus mencari
kerang pisau karena nilai jual produknya sangat tinggi. Kerang pisau segar hanya senilai Rp. 8000kg, kerang pisau setengah kering Rp. 80.000kg, dan kerang
pisau kering Rp. 280.000kg. Kerang pisau goreng dipasarkan dengan harga sekitar Rp. 300.000kg. Kebutuhan pedagang kerang pisau sebagian besar
hanya bisa dipenuhi oleh nelayan dari kerang pisau segar dan setengah kering saja, keuntungan terbesar berada di tangan para pedagang tersebut. Kemampuan
produksi pedagang pun tergantung pada hasil tangkap nelayan Ditjen PPHP 2010.
2.2 Komponen Bioaktif Kerang Pisau Solen spp