Minuman Fungsional Formulasi minuman fungsional kerang pisau (Solen spp)

2.5.1 Jahe merah Zingiber officinalle Roscoe

Jahe merah Zingiber officinale Roscoe merupakan tanaman berbatang semu yang tumbuh tegak dengan tinggi 30 –60 cm dan tidak bercabang dengan tinggi tanaman mencapai 1,25 meter. Batangnya berbentuk bulat, berwarna hijau kemerahan, dan agak keras karena diselubungi oleh pelepah daun. Daun tanaman jahe berupa daun tunggal, berbentuk lanset, berujung runcing dan tersusun berselang-seling secara teratur serta memiliki warna yang lebih gelap dibandingkan dengan jenis jahe lainnya. Mahkota bunga berwarna ungu, berbentuk corong dengan panjang 2 –2,5 cm. Buah berbentuk bulat panjang berwarna cokelat dengan biji berwarna hitam Matondang 2005; Herlina et al. 2002. Jahe merah mempunyai banyak keunggulan dibandingkan dengan jenis jahe lainnya. Kandungan senyawa kimianya yang terdiri atas zat gingerol, oleoresin, dan minyak atsiri yang tinggi sehingga lebih banyak digunakan sebagai obat. Keunggulan jahe merah dilihat dari kandungan senyawa kimianya, sehingga lebih sering digunakan sebagai bahan baku obat Herlina et al. 2002. Rimpang jahe merah disajikan pada Gambar 3. Gambar 3 Jahe merah Zingiber officinalle Roscoe. Kandungan kimia jahe merah antara lain gingerol, sineol, geraniol, zingiberan, zingeron, zingiberol, shagol, farnesol, d-borneol, linalool, kavikol, metilzingediol, dan resin Wijayakusuma 2006. Rimpang jahe mengandung minyak atsiri 0,25 –3,3 yang terdiri dari zingiberene, curcumene, dan philandren. Rimpang jahe mengandung oleoresin 4,3 –6,0 yang terdiri dari gingerols serta shogaols yang menimbulkan rasa pedas Butt dan Sultan 2011. Minyak atsiri jahe merupakan komponen pemberi aroma yang khas, sedangkan oleoresin merupakan komponen pemberi rasa pedas dan pahit. Oleoresin jahe lebih banyak mengandung komponen non volatil yang mempunyai titik didih lebih tinggi daripada komponen volatil minyak atsiri. Oleoresin tetap memberikan rasa walaupun sebagian minyak atsiri telah menguap Jiang et al. 2005; Wohlmuth et al. 2005. Senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan tumbuhan Suku Zingiberaceae umumnya dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme patogen yang merugikan kehidupan manusia Herlina et al. 2002. Ekstrak air jahe yang berasal dari jahe segar maupun jahe bubuk dan ekstrak diklorometana jahe mempunyai aktivitas antioksidan terhadap asam linoleat Septiana et al. 2002. Ekstrak air jahe dapat menurunkan kadar malonadehida dan meningkatkan vitamin E plasma pada manusia yang mengkonsumsi ekstrak air jahe Zakaria et al. 2000. Kandungan senyawa aktif yang terkandung di dalam jahe sebagian besar adalah gingerol yang selama penyimpanan dapat terdehidrasi menjadi shogaol yang memiliki rasa pedas lebih rendah dari gingerol. Menurut Ali et al. 2007, komponen oleoresin jahe segar yang bersifat sebagai pembawa rasa pedas didominasi oleh gingerol dan senyawa-senyawa homolognya. Kepedasan pada jahe yang telah mengalami pengeringan disebabkan oleh dominasi keberadaan senyawa shogaol, yang merupakan bentuk komponen gingerol yang terdehidrasi. Berbagai komponen bioaktif dalam ekstrak jahe antara lain gingerol, shagol, diarilheptanoid dan kurkumin, mempunyai aktivitas antioksidan yang melebihi tokoferol Puengphian dan Anchalee 2008; Ahmad et al. 2006. Jahe merah juga mempunyai efek melancarkan sirkulasi darah, antirematik, antiradang, peluruh keringat, peluruh dahak, dan antibatuk Wijayakusuma 2006.

2.5.2 Asam jawa Tamarindus indica L

Asam jawa Tamarindus indica L merupakan sebuah kultivar daerah tropis dan termasuk tumbuhan berbuah polong. Asam jawa merupakan tanaman