Analisis Faktor Eksternal Peluang dan Ancaman

67 kekuatan dan kelemahan yang dapat mempengaruhi strategi yang dijalankan perusahaan.

6.3.1. Analisis Faktor Eksternal Peluang dan Ancaman

Analisis faktor eksternal dilakukan untuk mengetahui peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Pengelompokkan faktor-faktor eksternal dapat dilihat pada Tabel 13. Faktor-faktor eksternal yang merupakan peluang dan ancaman bagi PO Mekar Wangi, diantaranya: A. Otonomi daerah yang mendorong kegiatan usaha menjadi kompetitif. Dengan diberlakukannya otonomi daerah, pemerintah memberikan kebebasan kepada seluruh masyarakat untuk melakukan kegiatan usahaindustri sesuai dengan prosedur yang berlaku. Harapannya agar masyarakat dapat meningkatkan pendapatan dan meningkatkan kesejahteraan hidupnya, serta dapat berperan aktif dalam meningkatkan pendapatan daerah. B. Sektor agribisnis dan usaha kecil akan mendominasi lapangan pekerjaan, semakin meningkatnya jumlah penduduk secara otomatis dapat mendorong kebutuhan pangan yang terkait dengan agribisnis untuk terus meningkat sehingga memberikan peluang terbukanya lapangan pekerjaan. C. Permintaan yang terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia. Jumlah penduduk yang terus meningkat dapat meningkatkan jumlah permintaan akan kebutuhan barang dan jasa. Ini merupakan peluang bagi industri apabila perusahaan dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain dalam memenuhi kebutuhan konsumen. D. Pembinaan dan pelatihan bagi UKM dari Disperindag, Disperindag merupakan instansi yang memiliki wewenang untuk memberikan pembinaan 68 dan pelatihaan bagi kegiatan usaha kecil menengah agar dapat mengembangkan kegiatan usahanya. Selain itu juga dapat memberikan informasi-informasi dan bantuan berupa alat yang menunjang kegiatan produksinya. Disperindag telah memberikan satu unit alat untuk mengemas bawang goreng kepada PO Mekar Wangi pada tahun 2004 Lampiran 7. E. Perkembangan teknologi informasi merupakan peluang bagi perusahaan. Kemajuan teknologi diantaranya penggunaan telpon seluler dalam bidang komunikasi, sehingga dapat membantu perusahaan dalam mendapatkan informasi lebih cepat mengenai harga ataupun ketersediaan bahan baku dari pemasok. Selain itu perusahaan juga dapat meningkatkan kerja sama yang lebih baik lagi dengan para pelanggannya. F. Bawang merah goreng sebagai produk unggulan Kabupaten Kuningan. Menurut Disperindag 2008, industri di Kabupaten Kuningan pada umumnya didominasi oleh industri makanan, terdapat 63 komoditi industri agro salah satunya adalah bawang goreng. Bawang goreng dari Kabupaten Kuningan menggunakan bahan baku utama bawang merah varietas Sumenep sehingga kualitas produk yang dihasilkan lebih baik dari warna, aroma, dan rasanya. G. Kemajuan teknik pengolahan makanan, merupakan peluang bagi pelaku industri untuk dapat menghasilkan produk dengan kualitas yang lebih baik dan dapat bersaing di pasar. Untuk mengikuti perkembangan kemajuan teknologi tersebut diperlukan karyawan-karyawan yang memiliki keahlian khusus, sehingga perusahaan dapat mengadopsi kemajuan teknologi. H. Kenaikan harga BBM, menurut responden dari Disperindag merupakan ancaman. Kenaikan harga BBM secara langsung dapat mempengaruhi 69 kegiatan produksi PO Mekar Wangi karena kegiatan produksinya masih menggunakan bahan bakar minyak minyak tanah. Hal ini menyebabkan biaya produksi meningkat sehingga produk yang dihasilkan perusahaan menjadi berkurang. I. Fluktuasi harga bawang merah, harga bawang merah yang selalu berubah merupakan ancaman bagi kegiatan industri bawang goreng karena berpengaruh langsung terhadap keuntungan yang diperoleh perusahaan. J. Berdirinya perusahaan-perusahaan sejenis merupakan ancaman bagi perusahaan. Kegiatan produksi untuk menghasilkan bawang goreng cukup sederhana dan dapat dilakukan oleh siapa saja, sehingga terdapat banyak industri yang sama di lokasi sekitar. Perusahaan-perusahaan tersebut merupakan pesaing langsung bagi PO Mekar Wangi baik dari harga, kualitas, maupun target pasar karena produk yang dihasilkan sama. Perusahaan sejenis yang menjadi pesaing tidak hanya berasal dari Jawa Barat tapi dari Jawa Tengah terutama Brebes dan Sulawesi Tenggara yang menghasilkan kualitas produk yang lebih baik. Produk pesaing yang berasal dari Sulawesi memiliki keunggulan dalam kualitas karena tidak menggunakan campuran tepung tapioka dan menggunakan kemasan dari plastik yang lebih tebal sehingga dapat menjaga kualitas produk dan harga jual produk lebih mahal. K. Perbedaan harga produk antar perusahaan, terdapat 19 home industry bawang goreng dengan harga jual produk yang berbeda-beda secara langsung merupakan ancaman bagi PO Mekar Wangi apabila harga perusahaan lain lebih rendah. 70 Tabel 13. Peluang dan Ancaman yang Dihadapi Perusahaan PO Mekar Wangi Faktor Eksternal Peluang Ancaman Ekonomi Kenaikan harga BBM Fluktuasi harga bawang merah Sosial, Budaya, Demografi, dan Lingkungan Permintaan yang terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia Sektor agribisnis dan usaha kecil akan mendominasi lapangan pekerjaan Politik, Hukum, dan Pemerintah Otonomi daerah yang mendorong kegiatan usaha menjadi kompetitif Pembinaan dan pelatihan bagi UKM dari Disperindag Teknologi Perkembangan teknologi informasi Kemajuan teknik pengolahan makanan Kompetitif Bawang merah goreng sebagai produk unggulan Kabupaten Kuningan Berdirinya perusahaan- perusahaan sejenis Perbedaan harga produk antar perusahaan

6.3.2. Analisis Faktor Internal Kekuatan dan Kelemahan