Js angk jln raya 1,09
6 0,79
9 Js angk laut
1,04 7
0,65 13
Js angk sungaidanau 0,91
13 0,61
16 Js angk udara
0,98 10
0,64 14
Js pnunjang angk 0,91
13 0,78
10 Js komunikasi
0,75 16
0,80 8
Pdgangan,hotelresto 0,94
12 1,48
2 Keu,prswaanjs prsh
0,83 14
1,46 3
Jasa-jasa 0,95
11 1,02
6
Sumber: Tabel Input-Output Indonesia 2005, klasifikasi 20 sektor diolah
5.3. Analisis Multiplier
Analisis multiplier digunakan untuk melihat dampak perubahan atau peningkatan permintaan akhir infrastruktur sektor listrik, gas dan air bersih,
sektor bangunan serta sektor pengangkutan dan komunikasi terhadap semua sektor yang ada tiap satu satuan perubahan jenis multiplier.
Ada dua tipe multiplier yang akan dianalisis dalam penelitian ini yaitu multiplier tipe I dan tipe II yang digunakan untuk analisis multiplier output,
multiplier pendapatan dan multiplier tenaga kerja. Multiplier tipe I akan diperoleh dari pengolahan lebih lanjut matriks kebalikan Leontief terbuka, sedangkan
multiplier tipe II diperoleh dari matriks kebalikan Leontief tertutup yang memasukkan rumah tangga sebagai variabel endogen. Nilai multiplier tipe II akan
selalu lebih besar dari multiplier tipe I, hal tersebut dikarenakan pada multiplier tipe II sudah memperhitungkan konsumsi rumah tangga.
5.3.1. Multiplier Output
Tabel 5.5 memperlihatkan multiplier output sektor-sektor perekonomian Indonesia. Berdasarkan klasifikasi 9 sektor dapat dilihat bahwa sektor kategori
infrastruktur yang memiliki nilai multiplier output tipe I terbesar dan berada di peringkat pertama diantara sektor perekonomian lainnya adalah sektor listrik, gas
dan air bersih yaitu sebesar 2,02. Nilai ini berarti bahwa jika terjadi peningkatan permintaan akhir di sektor tersebut sebesar Rp 1 juta maka output di seluruh
sektor perekonomian akan meningkat sebesar Rp 2,02 juta. Sementara itu, sektor kategori infrastruktur lainnya yaitu sektor bangunan serta sektor pengangkutan
dan komunikasi masing-masing mempunyai nilai sebesar 1,85 dan 1,67. Jika dilihat dari multiplier output tipe II, sektor listrik, gas dan air bersih
masih tetap memiliki nilai terbesar untuk kategori infrastruktur dan berada di peringkat kedua diantara sektor perekonomian lainnya yaitu sebesar 2,45. Nilai ini
berarti bahwa jika terjadi peningkatan konsumsi rumah tangga yang bekerja di sektor tersebut sebesar Rp 1 juta maka output di seluruh sektor perekonomian
akan meningkat sebesar Rp 2,45 juta. Sementara itu sektor kategori infrastruktur lainnya yaitu sektor bangunan serta sektor pengangkutan dan komunikasi masing-
masing mempunyai nilai sebesar 2,32 dan 2,19. Tabel 5.5. Multiplier Output Sektor-Sektor Perekonomian Indonesia Tahun 2005
Sektor Efek
Awal Efek
Putaran Pertama
Efek Dukungan
Industri Efek
Induksi Konsumsi
Efek Total
Tipe I Tipe II
Pertanian 1,00
0,22 0,13
0,42 1,76
1,34 1,76
Pertmbngangal 1,00
0,15 0,07
0,27 1,48
1,21 1,48
Indust pengolahan 1,00
0,47 0,26
0,40 2,13
1,73 2,13
-Lstrk,gasair bersih 1,00
0,62 0,41
0,42 2,45
2,02 2,45
Lstrk gas 1,00
0,62 0,40
0,41 2,43
2,03 2,43
Air bersih 1,00
0,55 0,47
0,63 2,65
2,02 2,65
-Bangunan
1,00 0,52
0,32 0,47
2,32 1,85
2,32 Bgnan tmpt tinggalbkn tmpt
tinggal 1,00
0,53 0,35
0,42 2,30
1,88 2,30
Prasarana prtanian 1,00
0,55 0,34
0,59 2,47
1,89 2,47
Jln,jmbtanplabuhan 1,00
0,49 0,27
0,49 2,26
1,76 2,26
Bgnaninstalasi,lstrk,gasair brshkmnkasi
1,00 0,54
0,34 0,51
2,39 1,88
2,39 Bgnan lainnya
1,00 0,61
0,37 0,49
2,47 1,98
2,47
-Pngkutankomunikasi 1,00
0,40 0,27
0,52 2,19
1,67 2,19
Js angk krta api 1,00
0,64 0,48
0,72 2,84
2,12 2,84
Js angk jln raya 1,00
0,52 0,34
0,63 2,49
1,86 2,49
Js angk laut 1,00
0,47 0,31
0,40 2,18
1,77 2,18
Js angk sungaidanau 1,00
0,34 0,21
0,53 2,09
1,56 2,09
Js angk udara 1,00
0,42 0,26
0,47 2,14
1,68 2,14
Js pnunjang angk 1,00
0,34 0,21
0,60 2,16
1,56 2,16
Js komunikasi 1,00
0,18 0,10
0,38 1,66
1,28 1,66
Pdgangan,hotelresto 1,00
0,38 0,23
0,51 2,11
1,60 2,11
Keu,prswaanjs prsh 1,00
0,27 0,15
0,42 1,84
1,42 1,84
Jasa-jasa 1,00
0,38 0,25
0,87 2,50
1,63 2,50
Sumber: Tabel Input-Output Indonesia 2005, klasifikasi 9 dan 20 sektor diolah
Berdasarkan klasifikasi 20 sektor, subsektor kategori infrastruktur yang mempunyai nilai multiplier output tipe I terbesar dan berada di peringkat pertama
diantara sektor perekonomian lainnya adalah subsektor jasa angkutan kereta api yaitu sebesar 2,12, kemudian diikuti oleh subsektor listrik dan gas serta subsektor
air bersih masing-masing dengan nilai sebesar 2,03 dan 2,02. Jika dilihat dari multiplier output tipe II, subsektor jasa angkutan kereta api masih mempunyai
nilai terbesar diantara sektor perekonomian lainnya yaitu sebesar 2,84, kemudian diikuti oleh subsektor air bersih dan subsektor jasa-jasa dengan nilai masing-
masing sebesar 2,65 dan 2,50. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa apabila dilihat secara rinci
maka subsektor angkutan kereta api lebih berperan dalam meningkatkan output dibandingkan dengan subsektor listrik dan gas serta subsektor air bersih. Sebagai
sarana transportasi massal yang harganya cukup terjangkau, subsektor tersebut mempunyai peranan yang penting dalam memperlancar mobilitas faktor produksi
juga dalam mendukung distribusi komoditi dan perdagangan antar daerah.
5.3.2. Multiplier Pendapatan