Lstrk gas 0,00
0,00 0,01
0,01 0,02
6,84 11,74
Air bersih 0,00
0,00 0,01
0,01 0,03
3,49 7,12
-Bangunan 0,01
0,01 0,01
0,01 0,03
2,46 3,57
Bgnan tmpt tinggalbkn tmpt tinggal
0,01 0,01
0,01 0,01
0,03 2,96
4,22 Prasarana prtanian
0,01 0,01
0,01 0,01
0,04 2,12
3,10 Jln,jmbtanplabuhan
0,01 0,01
0,01 0,01
0,03 2,01
3,00 Bgnaninstalasi,lstrk,gasair
brshkmnkasi 0,01
0,01 0,01
0,01 0,03
2,33 3,43
Bgnan lainnya 0,01
0,01 0,01
0,01 0,04
3,08 4,36
-Pngkutankomunikasi
0,02 0,01
0,01 0,01
0,04 1,68
2,43 Js angk krta api
0,02 0,01
0,01 0,02
0,05 1,67
2,40 Js angk jln raya
0,02 0,01
0,01 0,01
0,04 1,89
2,76 Js angk laut
0,01 0,01
0,01 0,01
0,03 2,29
3,24 Js angk sungaidanau
0,02 0,00
0,00 0,01
0,04 1,47
2,10 Js angk udara
0,01 0,01
0,01 0,01
0,03 1,80
2,56 Js pnunjang angk
0,02 0,00
0,00 0,01
0,04 1,35
1,97 Js komunikasi
0,01 0,00
0,00 0,01
0,03 1,24
1,80 Pdgangan,hotelresto
0,03 0,01
0,00 0,01
0,05 1,41
1,80 Keu,prswaanjs prsh
0,00 0,00
0,00 0,01
0,02 2,21
4,47 Jasa-jasa
0,02 0,01
0,01 0,02
0,05 1,48
2,31
Sumber: Tabel Input-Output Indonesia 2005, klasifikasi 9 dan 20 sektor diolah
Sektor industri pengolahan mempunyai nilai multiplier tenaga kerja yang lebih rendah daripada sektor listrik, gas dan air bersih jika nilai keduanya
dibandingkan. Meskipun sektor listrik, gas dan air bersih merupakan sektor yang lebih padat modal dan menggunakan sedikit tenaga kerja namun kemampuannya
dalam meningkatkan penyerapan tenaga kerja pada sektor-sektor perekonomian Indonesia lebih besar dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya.
5.4. Simulasi Dampak Investasi Infrastruktur terhadap Perekonomian Indonesia
Analisis dampak investasi ini dilakukan untuk melihat perubahan yang terjadi pada output, pendapatan dan tenaga kerja sektor-sektor perekonomian
Indonesia akibat adanya pertumbuhan investasi infrastruktur yaitu sektor listrik, gas dan air bersih, sektor bangunan serta sektor pengangkutan dan komunikasi
pada bagian awal analisis. Pada bagian selanjutnya sektor-sektor infrasturktur
tersebut didisagregasi kembali menjadi 14 subsektor untuk melihat pengaruhnya secara lebih rinci. Seperti yang sudah dijelaskan pada sub bab 3.3 di halaman 36
bahwa shock yang dilakukan pada infrastruktur dalam penelitian ini adalah sebesar Rp 150 triliun. Dampak yang akan diteliti adalah dampak total yang
merupakan penjumlahan dari dampak industri dan konsumsi.
1. Dampak Investasi Rp 150 Triliun Pada Infrastruktur dengan Alokasi
Total
Pada bagian awal ini akan dilihat bagaimana dampak yang ditimbulkan terhadap perubahan output, pendapatan dan tenaga kerja sektor perekonomian
Indonesia jika terjadi pertumbuhan investasi pada masing-masing sektor kategori infrastruktur sebesar Rp 150 triliun dengan mengasumsikan pertumbuhan
investasi pada sektor lainnya nol.
a. Dampak terhadap Output
Secara umum dengan pertumbuhan investasi pada infrastruktur sebesar Rp 150 triliun akan menghasilkan output total di seluruh sektor perekonomian sebesar
Rp 347,68 triliun. Sedangkan apabila pertumbuhan investasi tersebut terjadi di sektor listrik, gas dan air bersih maka output total yang akan dihasilkan di seluruh
sektor perekonomian adalah sebesar Rp 366,99 triliun. Investasi pada sektor bangunan dengan jumlah yang sama akan menghasilkan output total sebesar Rp
347,44 triliun, sedangkan jika diinvestasikan pada sektor pengangkutan dan komunikasi akan menghasilkan output total sebesar Rp 328,60 triliun Tabel 5.8.
Tabel 5.8. Dampak Pertumbuhan Investasi Infrastruktur terhadap Perubahan Output Klasifikasi 9 Sektor Miliar Rupiah
Sektor Dampak Investasi pd
Dampak Investasi Dampak Investasi
Lstrk,gas air bersih
pd Bangunan pd Pengangkutan
komunikasi Nilai
Nilai Nilai
Pertanian 14.663,2
4,00 18.875,4
5,43 14.447,0
4,40 Pertmbngan galian
32.373,2 8,82
14.496,3 4,17
4.918,4 1,50
Industri pengolahan 81.469,0
22,20 88.396,5 25,44
65.279,1 19,87
Listrik,gas air bersih 179.521,9
48,92 3.110,5
0,90 4.731,8
1,44 Bangunan
3.318,4 0,90
151.898,7 43,72 4.331,2
1,32 Pengangkutan komunikasi
11.223,6 3,06
14.369,7 4,14
171.586,4 52,22
Perdagangan,hotel restoran
22.126,9 6,03
30.185,9 8,69
23.118,4 7,04
Keuangan,persewaan jasa perusahaan
14.473,4 3,94
16.836,3 4,85
17.197,4 5,23
Jasa-jasa 7.815,8
2,13 9.272,8
2,67 22.988,7
7,00
Total 366.985,3
100 347.442,2
100 328.598,4
100
Sumber: Tabel Input-Output Indonesia 2005, klasifikasi 9 sektor diolah
Pertumbuhan investasi sektor listrik, gas dan air bersih berdampak paling besar terhadap sektor itu sendiri karena merupakan dampak langsung dari
peningkatan investasi sektor tersebut yaitu sebesar Rp 179,52 triliun atau 48,92 persen dari total peningkatan output. Sementara itu dampak tidak langsung
terbesar dari pertumbuhan investasi sektor tersebut adalah terhadap sektor industri pengolahan yaitu sebesar Rp 81,47 triliun, sedangkan yang terkecil adalah
terhadap sektor bangunan yaitu sebesar Rp 3,32 triliun. Dampak dari perubahan investasi sektor bangunan memperlihatkan
dampak langsung terhadap sektor itu sendiri sebesar Rp 151,90 triliun atau 43,72 persen dari total peningkatan output. Dampak tidak langsung terbesar dari
pertumbuhan investasi sektor tersebut adalah terhadap sektor industri pengolahan yaitu sebesar Rp 88,40, sedangkan yang terkecil adalah terhadap sektor listrik, gas
dan air bersih yaitu sebesar Rp 3,11 triliun. Sedangkan pertumbuhan investasi sektor pengangkutan dan komunikasi
berdampak langsung terhadap sektor itu sendiri sebesar Rp 171,59 triliun atau 52,22 persen dari total peningkatan output. Dampak tidak langsung terbesar
pertumbuhan investasi sektor tersebut masih pada sektor industri pengolahan yaitu sebesar Rp 65,28 triliun dan yang terkecil adalah terhadap sektor bangunan yaitu
sebesar Rp 4,33 triliun.
b. Dampak terhadap Pendapatan