II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1. Tinjauan Teori
2.1.1. Definisi Infrastruktur
World Bank 1994 membagi infrastruktur menjadi 3, yaitu: 1. Infrastruktur ekonomi, merupakan infrastruktur fisik yang diperlukan untuk
menunjang aktivitas ekonomi, meliputi public utilities listrik, air, sanitasi, gas, public work jalan, bendungan, irigasi, drainase dan sektor transportasi
jalan, kereta api, pelabuhan, lapangan terbang. 2. Infrastruktur sosial, meliputi pendidikan, kesehatan, perumahan dan rekreasi.
3. Infrastruktur administrasi, meliputi penegakan hukum, kontrol administrasi dan koordinasi.
Selain itu menurut Jacobs et. al dalam Sibarani 2002 infrastruktur dapat digolongkan menjadi 2, yaitu:
1. Infrastruktur dasar basic infrastructure, meliputi sektor-sektor yang mempunyai karakteristik publik dan kepentingan yang mendasar untuk
perekonomian lainnya, tidak dapat diperjualbelikan non tradeable dan tidak dapat dipisahkan-pisahkan baik secara teknis maupun spasial. Contohnya jalan
raya, rel kereta api, pelabuhan laut, drainase, bendungan dan sebagainya. 2. Infrastruktur pelengkap complementary infrastructure, seperti gas, listrik,
telepon dan pengadaan air minum. Bappenas 2003 menyatakan bahwa secara umum paling tidak terdapat 3
dimensi relasi antara ekonomi dan infrastruktur, yaitu:
1. Kegiatan ekonomi, seperti halnya keberadaan jalan, jembatan, listrik, dan telepon yang mendasari terciptanya transaksi dalam perekonomian.
2. Infrastruktur juga merupakan input produksi, seperti halnya penggunaan listrik untuk proses produksi di semua industri.
3. Akses terhadap infrastruktur menentukan tingkat kesejahteraan masyarakat, dalam hal ini misalnya; peran air minum dan sanitasi yang baik, layanan
transportasi dan listrik yang merupakan kebutuhan dasar masyarakat modern. Infrastruktur menurut Kamus Besar Ekonomi Winarno dan Ismaya, 2007
adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya proses usaha, pembangunan proyek dan sebagainya, seperti jalan raya, rel kereta api,
rumah sakit, gedung sekolah dan sebagainya. Berdasarkan kesepakatan internasional, umumnya terdapat sembilan
sektor ekonomi utama di suatu negara. Kesembilan sektor tersebut dibuat berdasarkan pendapatan nilai barang dan jasa yang diproduksi oleh masing-
masing sektor atau dapat juga berdasarkan jumlah tenaga kerja yang diserap oleh sektor tersebut. Dari kesembilan sektor tersebut terdapat tiga sektor besar yang
tergolong kedalam infrastruktur, yaitu: 1. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih
Subsektor listrik meliputi kegiatan pembangkitan dan distribusi tenaga listrik baik yang diselenggarakan oleh PLN maupun non PLN. Cakupannya
termasuk pula tenaga listrik produksi sampingan yang dihasilkan oleh perusahaan- perusahaan perkebunan, pertambangan, industri dan sektor lain kecuali
dibangkitkan untuk digunakan oleh sektor-sektor itu sendiri. Produksi listrik
merupakan jumlah KWH tenaga listrik yang dibangkitkan dan meliputi tenaga listrik yang terjual, digunakan sendiri serta susut dalam transmisi dan distribusi.
Subsektor gas mencakup kegiatan penyediaan serta penyaluran gas kota kepada konsumen, baik kepada sektor lain maupun ke rumah tangga dengan
menggunakan pipa. Gas kota adalah gas yang diperoleh dari proses penyaluran gas alam. Kegiatan ini hanya dilakukan oleh PT. Perusahaan Gas Negara PGN.
Subsektor air bersih mencakup kegiatan pembersihan, pemurnian, dan proses kimiawi lainnya untuk menghasilkan air bersih, termasuk penyalurannya
melalui pipa baik ke rumah tangga maupun ke sektor lain sebagai pemakai. 2. Sektor Konstruksi
Sektor ini mencakup kegiatan konstruksi yang dilakukan baik oleh kontraktor umum, yaitu perusahaan yang melakukan pekerjaan konstruksi untuk
pihak lain, maupun oleh kontraktor khusus, yaitu unit usaha yang melakukan kegiatan konstruksi untuk dipakai sendiri seperti kantor pemerintah, kantor
swasta, rumah tangga dan unit-unit perusahaan bukan perusahaan bangunan. 3. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
Subsektor pengangkutan meliputi kegiatan pengangkutan umum untuk barang dan penumpang melalui darat, laut, sungai, danau penyeberangan dan
udara. Termasuk disini jasa penumpang angkut yang mencakup pemberian jasa atau penyediaan fasilitas yang sifatnya menunjang dan memperlancar kegiatan
pengangkutan, seperti jasa-jasa terminal, pelabuhan, bongkar muat, keagenan, ekspedisi, jalan tol, pergudangan dan jasa penunjang lainnya.
Subsektor komunikasi meliputi kegiatan penyampaian berita dengan menggunakan sarana pos dan telekomunikasi meliputi usaha jasa pos dan giro
seperti kegiatan pengiriman surat, paket, wesel, telepon fixed phone dan cellular, telegram, wartel dan sebagainya.
2.1.2. Keterkaitan Infrastruktur dengan Perekonomian