B. Pembinaan Ibadah Dan Ruang Lingkupnya
1. Pengertian Pembinaan Ibadah
Pembinaan asal kata dari “bina” yang memiliki arti membangun, mendirikan. kata “pembinaan” yaitu kata “bina” yang
mendapat awalan – pem dan akhiran–an yang memiliki arti proses,
cara, pembuatan membina, pembaharuan, penyempurnaan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata “pembinaan” memiliki arti usaha,
tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik
49
. Dalam kamus umum Bahasa
Indonesia kata “Pembinaan” mengandung arti penyempurnaan, pembaharuan usaha, tindakan yang
dilakukan secara berdayaguna untuk memperoleh hasil yang baik
50
. Adapun arti kata pembinaan dari segi terminologi yaitu upaya,
usaha kegiatan
yang terus
menerus untuk
memperbaiki, meningkatkan, mengarahkan dan mengembangkan kemampuan untuk
mencapai tujuan sasaran pembinaan sehari-hari baik dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan sosial dalam masyarakat
51
. Dari beberapa definisi mengenai pembinaan maka dapat
disimpulkan bahwa pembinaan adalah sebuah bentuk usaha dalam mengembangkan kemampuan diri yang dilakukan oleh seseorang
49
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2003. h. 152
50
W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Bulan Bintang, 1979. h. 23
51
Proyek Penerangan Bimbingan Dakwah Agama, Pembinaan Rohani Islam Pada Dharmawati, Jakarta:Penerbit Depag, 1984. h. 126
kepada orang lain agar apa yang diinginkan atau yang menjadi tujuan dari keduanya dapat tercapai.
Pembinaan ibadah adalah sebuah bentuk usaha dalam mengembangkan kemampuan diri yang dilakukan oleh seseorang
kepada orang lain yaitu seorang dai kepada mad’u dalam beribadah
atau mengerjakan apa-apa yang diperintahkan Allah Swt, baik dalam ibadah yang wajib atau yang sunnah agar menjadi hamba yang lebih
baik dan mendapat keridhoan Allah SWT.
a. Ruang Lingkup Ibadah
“Secara Etimologi “kata ibadah” diambil dari bahasa arab abada-yaidu-ibad-ibadatun
yang artinya
beribadah atau
menyembah ”
52
. Menurut Abu Al-
A’ la Al-Maududi, kata abada secara bahasa pada mulanya memiliki pengertian kedudukan seseorang
kepada orang lain dan orang tersebut menguasainya oleh karena itu, ketika disebut kata alabidi dan alabidatu yang cepat tertangkap
dalam pikiran orang yaitu ketundukan dia, kehinaan budak di hadapan majikan dan mengikuti segala macam perintahnya
53
. Yusuf Al-Qardhawi juga menjelaskan bahwa: kata ibadah
diambil dari bahasa Arab yang secara etimologi berasal dari kata
52
Atabik Ali dan Zuhdi Muhdlor, Kamus Kontemporer Indonesia Arab, Yogyakarta: Multi Karya Grafika, Cet. 5 h. 1268
53
Yusuf Al-Qardhawi, Ibadah dalam Islam Terj. Umar Fanami, Surabaya: PT Biru Ilmu, 1988. h. 37
abada, yaidu, yang berarti tunduk, taat, patuh, merendahkan diri. Adapun sesorang yang tunduk, patuh dan merendahkan diri
dihadapan yang disembah disebut Abid yang beribadah
54
. Pengertian ibadah secara termologi adalah nama yang
mencakup segala perbuatan yang disukai dan diridhoi oleh Allah, baik berupa perkataan maupun perbuatan. Secara sembunyi-
sembunyi atau terang-terangan dalam rangka mengagungkan Allah dan mengharap ridho dan pahalanya.
Dari beberapa pengertian ibadah di atas maka dapat disimpulkan bahwa ibadah yaitu segala sesuatu yang dilakukan
seseorang dengan
tujuan mengharap
ridho Allah
dan melaksanakan apa-apa yang diperintahkan Allah atas dirinya agar
mendapat pahala dan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
b. Macam-Macam Ibadah
Ibadah ditinjau dari ruang lingkupnya terbagi atas dua macam: a.
Ibadah Khashah, adalah dimana ibadah yang ketentuan dan cara pelaksanaannya secara khusus ditetapkan oleh Nash,
seperti sholat, zakat, puasa, haji, dan lain sebagainya. b.
Ibadah Ammah, adalah semua perbuatan baik yang dilakukan dengan niat yang baik dan semata-mata karena Allah SWT
ikhlas, seperti makan, minum, bekerja, amar makruf nahi
54
Yusuf Al-Qardhawi, Ibadah dalam Islam Terj. Umar Fanami, Surabaya: PT Biru Ilmu, 1988. h. 40
munkar, berlaku adil berbuat baik kepada orang lain dan sebagainya
55
. Adapun yang disunatkan dalam ibadah khususnya ibadah
sholat, seperti adzan, menjawab adzan, iqomat, sholat sunanat rawatib dan berdzikir seperti tasbih dan doa
56
. Pembinaan ibadah adalah sebuah bentuk usaha dalam
mengembangkan kemampuan diri yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain yaitu seorang dai kepada
mad’u dalam beribadah atau mengerjakan apa-apa yang diperintahkan Allah Swt, baik
dalam ibadah yang wajib atau yang sunnah agar menjadi hamba yang lebih baik dan mendapat keridhoan Allah SWT.
C. Majelis Taklim
1. Pengertian, Fungsi dan Tujuan Majelis Taklim
Pengertian majelis taklim dalam kamus Munjid yang dikutip oleh
Luis Ma’luf , kata majelis berasal dari bahasa arab yang berarti majlis tempat duduk, berasal dari kata jalasa, majlisi, yajlisu jadi kata
majelisun merupakan isim makan kata keterangan tempat dari kata jalasa yang berarti suatu tempat duduk, yang mana di dalamnya
berkumpul orang orang. Zukairin
mengomentari bahwa
majelis yaitu
tempat berkumpulnya sekelompok orang untuk melakukan kegiatan,
55
Rahman Ritongga dan Zainuddin, fiqh Ibadah, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007, Cet. Ke-1, h. 10
56
Fikih Sunnah dan Pendapat Empat Madzhab Singapore: Darul Sunah, 1996, h. 223
tempatnya dapat berupa masjid, rumah atau juga tempat khusus yang dibangun untuk suatu kegiatan. Sehingga dikenal sebagai majelis
syuro: majelis taklim dan sebagainya. Bila diperhatikan kata majelis taklim ini berasal dari dua kata ,
yaitu majelis dan taklim. Ada beberapa arti dari kata majelis ini di antaranya:
a. Dalam Ensiklopedia Islam dikatakan bahwa majelis adalah suatu
tempat yang di dalamnya berkumpul sekelompok orang untuk melakukan aktivitas atau perbuatan
57
. b.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia majelis adalah pertemuan dan perkumpulan orang banyak atau bangunan tempat orang berkumpul
58
Dan kata taklim berasal dari kata alama- yu’limu-ta’liman
yang artinya mengajarkan
59
. Dan dalam kamus besar bahasa Indonesia pengertian taklim adalah melatih manusia
60
. Dari beberapa definisi taklim di atas maka dapat ditarik garis
besarnya bahwa taklim adalah suatu bentuk aktif yang dilakukan oleh orang yang ahli dengan memberikan atau mengajarkan ilmu kepada
orang lain. Dan bila kata majelis dan taklim dijadikan satu yaitu
57
Dewan Redaksi Ensiklopedia Islam. ed, Majelis, Ensiklopedia Islam, Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1994. h. 121
58
Depdikbud, Kamus Indonesia- Arab, Jakarta: Bulan Bintan, 1987, cet, ke-1, h. 2
59
Asad. M. Kalah, Kamus Indonesia-Arab, Jakarta: Bulan Bintang, 1987, cet, ke-2 h. 8
60
Depdikbud, h. 30