Berdasarkan Tabel 1.1 terlihat bahwa ada fluktuasi jumlah nasabah pada AJB BumiPutera 1912 Cabang Balige. Pada tahun 2007 mengalami penurunan menjadi 6.
513 orang, akan tetapi peningkatan jumlah konsumen terjadi pada tahun 2008 menjadi 7.262 orang, namun pada tahun 2010 terjadi peningkatan yang cukup signifikan dari
2009 yaitu sebanyak 1.190 orang. Peningkatan jumlah nasabah pada AJB BumiPutera 1912 Cabang Balige tidak terlepas dari faktor-faktor bauran pemasaran jasa.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan
judul “Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Loyalitas Konsumen Pada AJB BumiPutera 1912 Cabang Balige”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah faktor-faktor dari bauran pemasaran jasa yang
terdiri dari produk, harga, promosi, tempat, orang, proses dan layanan konsumen mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen pada
AJB BumiPutera 1912 cabang Balige.
1.3 Tujuan Penelitian
Mengetahui dan menganalisis pengaruh bauran pemasaran jasa yang terdiri dari produk, harga, promosi, tempat, orang, proses dan layanan konsumen terhadap
loyalitas pelanggan pada AJB BumiPutera 1912 cabang Balige.
Universitas Sumatera Utara
1.4 Manfaat Penelitian
a. Bagi perusahaan
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan untuk lebih dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi konsumen pada AJB BumiPutera 1912 cabang
Balige. b.
Bagi pihak lain Dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dan dapat digunakan sebagai
tambahan referensi dalam melakukan penelitian objek maupun masalah yang sama di masa yang akan datang.
c. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti dan sarana aplikasi terhadap ilmu yang didapat di bangku perkuliahan dalam bidang
pemasaran khususnya yang berkaitan dengan bauran pemasaran jasa dan loyalitas konsumen .
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Pemasaran
Peran pemasaran berubah seiring dengan kesadaran akan pentingnya pelanggan bagi suatu perusahaan. Manajemen pemasaran adalah analisis perencanaan,
implementasi, dan pengendalian dari program-program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan memelihara pertukaran yang menguntungkan dengan
pembeli sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan Kotler, 2001: 18 Berdasarkan definisi diatas tersebut proses pemasaran bertujuan untuk
memuaskan pelanggannya. Kunci utama untuk mencapai sasaran tersebut adalah dengan mengenali kebutuhan, dan keinginan dari pasar sasaran, dan memberikan
kepuasan kepada konsumen dengan cara yang lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan yang dilakukan pesaing.
2.1.2 Pemasaran Jasa Dan Karakteristik Jasa 2.1.2.1 Pemasaran Jasa
Jasa merupakan setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan
kepemilikan apapun. Produksi jasa bisa berkaitan dengan produk fisik dan sebaliknya Kotler dalam Lupiyoadi 2006:5.
Dari defenisi diatas, tampak bahwa di dalam jasa selalu ada aspek interaksi antara pihak konsumen dan pemberi jasa, meskipun pihak-pihak yang terlibat tidak
selalu menyadari. Jasa juga bukan merupakan barang, jasa adalah suatu proses atau aktifitas, dan aktifitas-aktifitas tersebut tidak berwujud. Meskipun para pakar memiliki
Universitas Sumatera Utara
beberapa perbedaan dalam mendefenisikan jasa, penulis tidak ingin memperdebatkan lebih lanjut perbedaan tersebut.
2.1.2.2 Karakteristik Jasa
Sifat perusahaan yang menghasilkan jasa ialah bahwa jasa itu tidak dapat ditimbun seperti barang-barang lain sambil menunggu untuk dijual, hal ini disebabkan
jasa memiliki karakteristik-karakteristik yang unik. Menurut Tjiptono 2005:18, jasa memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Intangibility Tidak Berwujud
Ketidakpastian bagi para pelanggan dalam pembelian jasa relatif tinggi, karena terbatasnya search qualities, yakni karakteristik fisik yang dapat dievaluasi
pembeli sebelum membeli. Jasa mengandung unsur experience quality dan credence quality yang tinggi. Experience quality adalah karakteristik-
karakteristik yang hanya dapat dinilai pelanggan setelah pembelian, misalnya kualitas, efisiensi dan kesopanan. Sedangkan credence quality merupakan
aspek-aspek yang sulit dievaluasi, bahkan setelah pembelian dilakukan. b.
Inseparability Tidak Dapat Dipisahkan Secara Terpisah Pada umunya, barang diproduksi terlebih dahulu kemudian dijual dan
dikonsumsi. Sedangkan Jasa biasanya dijual terlebih dahulu kemudian diproduksi dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama. Contohnya
pemeriksaan medis. Dokter tidak dapat memproduksi jasanya tanpa kehadiran pasien.
c. Variability Hasilnyan Bervariasi Tergantung Siapa yang Memberikan Jasa
Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan non-standardilized output, artinya banyak variasi bentuk, kualitas , dan jenis tergantung pada siapa, kapan,
Universitas Sumatera Utara
dan dimana jasa tersebut diproduksi. Ini disebabkan jasa melibatkan unsur manusia dalam proses produksi dan konsumsinya, dimana manusia biasanya
tidak bisa diprediksi dan cenderung tidak konsisten dalam hal sikap dan perilakunya.
d. Perishability Tidak Tahan Lama
Jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Kursi pesawat yang kosong, kamar hotel yang tidak dihuni, atau kapasitas jalur telepon yang tidak
dimanfaatkan akan berlalu atau hilang begitu saja karena tidak dapat disimpan. e.
Lack of Ownership Merupakan perbedaan dasar antara jasa dan barang. Pada pembelian barang,
konsumen memiliki hak penuh atas penggunaan dan manfaat produk yang dibelinya. Mereka bisa mengkonsumsi, menyimpan atau menjualnya. Dilain
pihak, pada pembelian jasa, pelanggan mungkin hanya memiliki akses personel atas suatu jasa untuk jangka waktuterbatas misalnya kamar hotel, bioskop, jasa
penerbangan dan pendidikan.
2.1.3 Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran merupakan seperangkat alat yang dapat digunakan pemasar
untuk membentuk karakteristik jasa yang ditawarkan kepada pelanggan. Alat-alat tersebut dapat digunakan untuk menyusun strategi jangka panjang dan merancang
program taktik jangka pendek. Keputusan mengenai setiap unsur bauran pemasaran ini saling berkaitan satu sama lain. Kendati demikian, tingkat kepentingan yang
ditekankan kepada masing-masing unsur antar jasa cenderung bervariasi
Tjiptono,2005:31. Bauran pemasaran jasa meliputi:
Universitas Sumatera Utara
1. Products, produk merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan
untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Dalm konteks ini produk dapat berupa apa saja baik yang berwujud
fisik maupun tidak yang dapat ditawarkan kepada pelanggan potensial untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan tertentu.
2. Pricing, keputusan bauran harga berkenaan dengan kebijaksanaan strategis dan
taktis, seperti tingkat harga, struktur diskon, syarat pembayaran, dan tingkat diskriminasi harga diantara berbagai kelompok pelanggan.
3. Promotion, bauran promosi tradisional meliputi berbagai metode untuk
mengkomunikasikan manfaat jasa kepada pelanggan potensial dan akrual. Metode- metode ini terdiri dari periklanan, promosi penjualan, direct marketing, personal
selling, dan public relations. 4.
Place, keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi para pelanggan potensial. keputusan ini meliputi lokasi fisik misalnya mengenai
keputusan dimana sebuah hotel akan didirikan. Selain itu, keputusan mengenai penggunaan perantara untuk meningkatkan aksesibilitas jasa bagi para pelanggan.
5. People, bagi sebagian besar jasa, orang merupakan unsur vital dalam bauran
pemasaran. Bila produksi dapat dipisahkan dengan konsumsi, sebagaimana dijumpai dalam kebanyakan kasus pemasaran barang manufaktur, pihak
manajemen biasanya dapat mengurangi pengaruh langsung sumber daya manusia terhadap output akhir yang diterima pelangggan.
6. Physical Evidence, karakteristik intangible pada jasa menyebabkan pelanggan
potensial tidak bisa menilai suatu jasa sebelum mengonsumsinya. Ini menyebabkan risiko yang dipersepsikan konsumen dalam keputusan pembelian
Universitas Sumatera Utara
semakin besar. bukti fisik ini bisa dalam berbagai bentuk, misalnya brosur paket liburan yang atraktif dan memuat foto lokasi hiburan dan tempat menginap.
7. Process, proses produksi atau operasi merupakan faktor penting bagi konsumen
high-contacts service, yang seringkali juga berperan sebagai co-producer jasa bersangkutan.
8. Costumer Service. Makna layanan pelanggan berbeda antar organisasi. Dalam
sektor jasa, layanan pelanggan dapat diartikan sebagai kualitas total jasa yang dipersepsikan oleh pelanggan. Oleh sebab itu, tanggung jawab atas unsur bauran
pemasaran ini tidak bisa diisolasi hanya pada departemen layanan pelanggan, tetapi menjadi perhatian dan tanggung jawab semua personil produksi, baik yang
dikerjakan oleh organisasi jasa maupun pemasok.
2.1.4 Pengertian Kepuasan Pelanggan Customer Satisfaction
Kepuasan satisfaction berasal dari bahasa Latin “satis” artinya cukup baik, Memadai dan “factio” artinya melakukan atau membuat. Secara sederhana, kepuasan
dapat diartikan sebagai “upaya pemenuhan sesuatu” atau “membuat sesuatu memadai” Tjiptono, 2005:349.
Menurut Kotler 2005:70 kepuasan pelanggan sebagai perasaan terhadap suatu produk setelah ia membandingkan hasilprestasi produk yang dipikirkan terhadap
kinerjahasil produk yang diharapkan. Jika kinerja memenuhi harapan, maka itu artinya pelanggan puas. Tetapi jika kinerja melebihi harapan pelanggan,maka hal ini berarti
pelanggan puas atau amat puas.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Simamora 2003:18, kepuasan pelanggan adalah hasil pengalaman terhadap produk. Ini adalah sebuah perasaan pelanggan setelah membandingkan antara
harapan pepurchase expectation dengan kinerja aktual actual performance.
2.1.5 Loyalitas Pelanggan 2.1.5.1 Pengertian Loyalitas Pelanggan
Loyalitas pelanggan merupakan dorongan perilaku untuk melakukan pembelian secara berulang-ulang. Untuk membangun kesetiaan pelanggan terhadap suatu
produkjasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan, memakan waktu yang lama dan melalui proses pembelian berulang-ulang. Loyalitas merupakan konsep
multidimensional yang kompleks. Salah satu penyebabnya adalah beragamnya defenisi dan operasional dari konsep tersebut.
Hurriyati 2005:128, mengungkapkan defenisi loyalitas pelanggan sebagai berikut : loyalitas adalah komitmen pelanggan untuk bertahan secara mendalam, untuk
berlangganan kembali atau untuk melakukan pembelian ulang barangjasa terpilih secara konsisten dimasa yang akan datang, meski pengaruh situasi dan usaha-usaha
pemasaran mempunyai potensi yang mengakibatkan perubahan perilaku. Seorang pelanggan dapat dikatakan setia atau loyal apabila pelanggan tersebut
menunjukkan perilaku pembelian secara teratur atau terdapat suatu kondisi yang mewajibkan pelanggan membeli paling sedikit dua kali dalam selang waktu tertentu
Griffin, 2005:5. Menurut Griffin dalam Hurriyati, 2005:20 adapun keuntungan-keuntungan
yang diperoleh perusahaan apabila memiliki pelanggan yang loyal, antara lain :
Universitas Sumatera Utara
a. Dapat mengurangi biaya pemasaran karena biaya untuk menarik pelanggan
yang baru lebih mahal. b.
Dapat mengurangi biaya transaksi. c.
Dapat mengurangi biaya turn over konsumen karena penggantian konsumen lebih sedikit.
d. Dapat meningkatkan penjualan silang, yang akan memperbesar pangsa pasar
perusahaan. e.
Mendorong worth of mouth yang lebih positif, dengan asumsi bahwa pelanggan yang loyal juga berarti mereka merasa puas.
f. Dapat mengurangi biaya kegagalan.
2.1.5.2 Tahapan Loyalitas pelanggan
Brown dalam Hurriyati 2005: 138 mengungkapkan bahwa loyalitas pelanggan
terdiri atas tiga tahap sebagai berikut :
a. The Courtship
Pada tahap ini, hubungan yang terjalin antara perusahaan dengan pelanggan sebatas transaksi, pelanggan masih mempertimbangkan produk dan harga.
Apabila penawaran produk dan harga yang diberikan pesaing lebih baik, maka mereka akan berpindah.
b. The Relationship
Pada tahap ini tercipta hubungan yang erat antara perusahaan dengan pelanggan. Loyalitas yang terbentuk tidak lagi didasarkan pada pertimbangan
harga dan produk, walaupun tidak ada jaminan pelanggan tidak akan melihat
Universitas Sumatera Utara
produk pesaing. Selain itu pada tahap ini terjadi hubungan yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.
c. The Marriage
Pada tahapan ini hubungan jangka panjang telah tercipta dan keduanya tidak dapat dipisahkan. Loyalitas tercipta akibat adanya kesenangan dan
ketergantungan pelanggan pada perusahaan.
2.1.5.3 Jenis-jenis Loyalitas Pelanggan
Empat jenis loyalitas yang berbeda yang akan muncul apabila keterikatan rendah dan tinggi, yang diklasifikasikan silang dengan pola pembelian ulang yang
rendah dan tinggi.
Tabel 2.1 Jenis-jenis Loyalitas Pelanggan
Ketertarikan Relatif
Pembelian Ulang Tinggi
Rendah Tinggi
Loyalitas Premium Loyalita
Tersembunyi Rendah
Loyalitas yang Lemah Tanpa
Loyalitas
Sumber : Grifin 2005 :22
a. Tanpa Loyalitas
Berdasarkan alasan tertentu, pelanggan mungkin tidak mengembangkan loyalitas terhadap produk atau jasa tertentu. Perusahaan harus menghindari
membidik para pembeli jenis ini, karena mereka tidak akan pernah menjadi pelanggan yang loyal, mereka hanya memberikan sedikit kontribusi terhadap
keuangan perusahaan. Tantangannya adalah menghindari membidik orang- orang seperti ini, dan lebih memilih pelanggan yang loyalitasnya dapat
dikembangkan Griffin, 2005:22.
Universitas Sumatera Utara
b. Loyalitas yang Lemah
Pelanggan yang memiliki loyalitas yang lemah terhadap perusahaan, membeli karena kebiasaan. Keterkaitan yang rendah dikombinasikan dengan pembeian
berulang yang lebih tinggi, akan menghasilkan loyalitas yang lemah inertia loyalty. Pembeli ini merasaka tingkat kepuasan tertentu dengan perusahaan
atau minimal tiada kepuasan yang nyata. Loyalitas jenis ini paling umum terjadi pada produk yang sering dibeli Griffin, 2005:23.
c. Loyalitas Tersembunyi
Tingkat preferensi yang relatif tinggi digabungkan dengan tingkat pembelian berulang yang rendah, menunjkkan loyalitas tersembunyi latent loyalty.
Adalah pelanggan memiliki loyalitas yang tersembunyi, maka yang menentukan pembelian berulang adalah pengaruh situasi, dan bukan pengaruh
sikap. Dengan memahami faktor situasi yang berkontribusi pada loyalitas tersembunyi, maka perusahaan dapat menggunakan strategi untuk
mengatasinya Griffin, 2005:23. d.
Loyalitas Premium Loyalitas premium adalah jenis loyalitas yang paling dapat ditingkatkan, yang
terjadi bila ada tingkat keterikatan yang tinggi dan tingkat pembelian yang berulang yang juga tinggi. Ini merupakan loyalitas yang lebih disukai untuk
semua pelanggan di setiap perusahaan. Pada tingkat preferensi yang paling tinggi tersebut, orang bangga karena menemukan dan menggunakan produk
tertentu dan senang membagi pengetahuan mereka dengan rekan dan keluarga Griffin, 2005:23.
Universitas Sumatera Utara
2.1.6 Asuransi 2.1.6.1 Pengertian Asuransi
Menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Asuransi, Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan
mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian,
kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu
peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan
“Asuransi ialah suatu kemauan untuk menetapkan kerugian-kerugian kecil sedikit yang sudah pasti sebagai pengganti subtitusi kerugian-kerugian besar yang
belum pasti” Salim, 2007:1. Dari perumusan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa, orang bersedia membayar kerugian yang sedikit untuk masa yang sekarang,
agar bisa menghadapi kerugian-kerugian besar yang mungkin terjadi pada masa yang akan datang.
Bentuk-bentuk asuransi dapat digolongkan sebagai berikut : a.
Asuransi Kerugian Asuransi Umum, Yaitu mengenai hak milik, kebakaran dan lain-lain.
b. Asuransi Varia Marine Insurance seperti : asuransi kecelakaan, asuransi mobil dan pencurian.
c. Asuransi Jiwa Life Insurance yaitu yang menyangkut kematian, sakit, cacat,
dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
Penulis pada penelitian memfokuskan pembahasannya pada asuransi jiwa. Pengertian asuransi jiwa menurut Salim 2007:25 adalah asuransi yang bertujuan
menanggung orang terhadap finansial tak terduga yang disebabkan karena meninggalnya terlalu cepat atau hidupnya terlalu lama. Di sini terlukis bahwa, dalam
asuransi jiwa, resiko yang dihadapi ialah resiko kematian dan resiko hidup seseorang terlalu lama.
2.1.6.2 Fungsi Asuransi Jiwa :
a. Tujuan pertanggungan jiwa ialah mengadakan jaminan bagi masyarakat, yaitu
mengambil alih semua beban resiko dari tiap-tiap individu. Bilamana ditanggung sendiri akan terlalu berat, maka lebih baik dipindahkan kepada
asuransi jiwa. Untuk mengambil alih resiko dari masyarakat itu, oleh perusahaan asuransi dipungut suatu pembayaran yang relatif lebih rendah
pembayaran premi. b.
Perusahaan asuransi mempunyai tugas lain bila dilihat dari sudut pembangunan economic development, yaitu sebagai suatu lembaga yang mengumpulkan
dana fundspremium dan dana tersebut dapat diinvestasikan dalam lapangan dan pembangunan ekonomi seperti industri-industri, perkebunan, dan lain-lain.
Dengan jalan demikian, adanya asuransi bisa untuk membangun perekonomian nasional.
c. Dari sudut pandang employment pekerjaan, perusahaan asuransi member
bantuan pada publik, yaitu member kesempatan bekerja kepada buruh- buruhpegawai-pegawai untuk memperoleh income guna kelangsungan hidup
mereka sehari-hari.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Penelitian Terdahulu
Tarigan 2008 “Pengaruh Produk, Harga, dan Lokasi Terhadap Peningkatan Jumlah Mahasiswa AMIK TRIGUNA DARMA”. Berdasarkan uji F diperoleh nilai
hitung F sebesar 10,152 lebih besar dari F tabel yakni 2,60 artinya variabel bebas, Produk, Harga dan Lokasi secara bersama-sama memiliki pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap variabel terikat Peningkatan Jumlah Mahasiswa. Melalui pengujian koefisien determinan
nilai sebesar 0,212 yang berarti 21,2 variasi variabel terikat Peningkatan Jumlah Mahasiswa mampu dijelaskan oleh variabel-
variabel bebas yaitu Produk , Harga
, Lokasi dan 78,8 lagi dipengaruhi
oleh variabel lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini. Pranoto 2007 “Pengaruh Produk dan Harga Terhadap Peningkatan Jumlah
Pelanggan Pada Batik Danar Hadi Cabang Medan”. Berdasarkan uji F diperoleh nilai hitung F sebesar 55,931 lebih besar dari F tabel yakni 3,134 artinya variabel bebas
Produk dan Harga secara bersama-sama memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel terikat Peningkatan Jumlah Pelanggan. Melalui pengujian koefisien
determinan diperoleh nilai sebesar 0,623 artinya variabel bebas yakni Produk dan
Harga berpengaruh sebesar 62,3 terhadap variabel terikat Peningkatan Jumlah Pelanggan. Sedangkan 37,7 lainnya dipengaruhi oleh variabel lain.
2.3 Kerangka Konseptual