Dengan fungsi tersebut maka para crew bar harus melengkapi dirinya dengan keterampilan umum yang luas. Pelaksana operasional bar tidak sesuai
jika memiliki profile pendiam. Bar yang terdapat di hotel umumnya dibuka dari pagi sampai lewat
tengah malam. Hal ini dilakukan mengingat orang membutuhkan minuman setiap waktu. Secara umum hotel tidak hanya mengoperasikan satu unit bar,
melainkan beberapa unit dengan jenis yang berbeda-beda. Sedangkan untuk minuman yang dibutuhkan outlet lainnya seperti restoran, room service, banquet,
dan sebagainya dibuka suatu bar khusus disebut dengan bar service, yang tidak dapat dikunjungi oleh tamu.
4. Banquet Convention
Banquet dan Convention disediakan pada hotel yang cakupan operasionalnya luas serta memiliki fasilitas tempat yang cukup seperti gedung
pertemuan, aula, convention hall, dan lain sebagainya. Bagian atau outlet ini bertugas memberikan pelayanan untuk kegiatan bermacam pesta, pertemuan,
konfrensi, dan lain-lain.
2.3 Pengertian Karyawan dan Kinerja Karyawan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia karyawan adalah : orang yang bekerja pada suatu lembaga kantor, perusahaan, dan sebagainya dengan
mendapatkan gaji atau upah.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Bambang Kusriyanto 1991 : 3 defenisi kinerja karyawan adalah : perbandingan hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja persatuan
waktu lazimnya per jam. Selanjutnya defenisi kinerja karyawan menurut A.A. Anwar Prabu Mangkunegara 2000 : 67 kinerja karyawan adalah hasil kerja
secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Dari dua defenisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja karyawan adalah prestasi kerja atau hasil kerja output baik kualitas maupun kuantitas yang
dicapai karyawan persatuan periode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
2.4 Orientasi Pelatihan Karyawan
Orientasi adalah pengenalan dan adaptasi terhadap suatu situasi lingkungan. Istilah lain yang sering digunakan untuk program pengenalan ini adalah indoktrinasi
dan induksi. Pengenalan atau orientasi perlu diprogramkan karena adanya sejumlah aspek khas yang muncul pada saat seseorang memasuki lingkungan kerja yang baru.
Menurut Rae 1990: 3 “Pelatihan adalah suatu usaha untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya lebih
efektif dan efisien. Program pelatihan adalah serangkaian program yang dirancang untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan karyawan dalam hubungannya
dalam pekerjaannya. Efektifitas program pelatihan adalah suatu istilah untuk memastikan apakah program pelatihan dijalankan dengan efektif dalam mencapai
sasaran yang ditentukan.
Universitas Sumatera Utara
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pelatihan merupakan suatu program yang diharapkan dapat memberikan rangsanganstimulus kepada seseorang
untuk dapat meningkatkan kemampuan dalam pekerjaan tertentu dan memperoleh pengetahuan umum dan pemahaman terhadap keseluruhan lingkungan kerja dan
organisasi. Adapun tujuan diadakannya pelatihan yang diselenggarakan perusahaan
terhadap karyawan dikarenakan perusahaan menginginkan adanya perubahan dalam prestasi kerja karyawan sehingga dapat sesuai dengan tujaun perusahaan.
Jadi sebelum melakukan pelatihan akan dijelaskan terlebih dahulu tujuan perusahaan tersebut.
Menurut Beach 1980 : 359 1.
Reduce learning time to teach acceptable performance 2.
Improve performance on present job 3.
Attitude formation 4.
Aid in solving operation problem 5.
Fill manpower needs 6.
Benefits to employee themselves Tujuan-tujuan tersebut dikemukakan oleh Beach 1980 : 359 dapat dijelaskan
sebagai berikut : 1.
Reduce learning time to teach acceptable performance, maksudnya dengan adanya pelatihan maka jangka waktu yang digunakan karyawan
untuk memperoleh keterampilan akan lebih cepat. Karyawan akan lebih cepat pula menyesuaikan diri dengan pekerjaan yang dihadapinya.
Universitas Sumatera Utara
2. Improve performance on present job, pelatihan bertujuan untuk
meningkatkan prestasi kerja karyawan dalam menghadapi pekerjaan yang sedang dihadapi.
3. Attitude formation, pelatihan diharapkan dapat membentuk sikap dan
perilaku para karyawan dalam melakukan pekerjaannya. Dititikberatkan pada peningkatan partisipasi dari para karyawan, kerjasama antar karyawan
dan loyalitas terhadap perusahaan. 4.
Aid in solving operation problem, pelatihan membantu memecahkan masalah-masalah operasional perusahaan sehari-hari seperti mengurangi
kecelakaaan kerja, mengurangi absen, mengurangi labor turnover, dan lain-lain.
5. Fill manpower needs, pelatihan tidak hanya mempunyai tujuan jangka
pendek tetapi juga jangka panjang yaitu mempersiapkan karyawan memperoleh keahlian dalam bidang tertentu yang dibutuhkan
perusahaan. 6.
Benefits to employee themselves, dengan pelatihan diharapkan para karyawan akan mempunyai kemampuan dan pengetahuan yang tinggi
sehingga karyawan tersebut akan semakin berharga bagi perusahaan. Selain itu juga akan pula menambah nilai dari karyawan tersebut yang
akan membuat karyawan yang bersangkutan memperoleh rasa aman dalam melakukan pekerjaannya sehingga menimbulkan kepuasan dalam
dirinya.
Universitas Sumatera Utara
Tujuan pelatihan tersebut akan terlaksana dengan baik apabila pelatihan diberikan secara tepat dan adanya kerjasama yang baik antara karyawan maupun
pimpinan. Sebelum melaksanakan pelatihan, maka terlebih dahulu perlu diketahui prinsip-prinsip pelatihan tersebut sehingga arah dan sasaran pelaksanaan pelatihan
menjadi lebih jelas dan lebih mudah. Werther dan Davis 1996 : 290 mengemukakan 5 prinsip pelatihan sebagai
berikut : 1 Participation, 2 Repetition, 3 Relevance, 4 Transference, 5 Feed back. Kelima prinsip tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Participation, artinya dalam pelaksanaan pelatihan para peserta harus ikut
aktif karena dengan partisipasi peserta maka akan lebih cepat menguasai dan mengetahui berbagai materi yang diberikan.
2. Repetition, artinya senantiasa dilakukan secara berulang karena dengan
ulangan-ulangan ini peserta-peserta akan lebih cepat untuk memahami dan mengingat apa yang telah diberikan.
3. Relevance, artinya harus saling berhubungan sebagai contoh para peserta
pelatihan terlebih dahulu diberikan penjelasan secara umum tentang suatu pekerjaan sebelum mereka mempelajari hal-hal khusus dari pekerjaan
tersebut. 4.
Transference, artinya program pelatihan harus disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan yang nantinya akan dihadapi dalam pekerjaan yang
sebenarnya.
Universitas Sumatera Utara
5. Feedback, artinya setiap program pelatihan yang dilaksanakan selalu
dibutuhkan adanya umpan balik yaitu mengukur sejauh mana keberhasilan dari program pelatihan tersebut. Dengan adanya umpan balik ini maka
peserta akan dapat memperoleh informasi tentang hasil yang dicapai dan hal ini akan meningkatkan motivasi mereka dalam bekerja serta dapat
mengetahui hasil kerja mereka.
2.5 Pelatihan dan Pengembangan Karyawan