Pengertian Depresi Faktor Penyebab Depresi

individu yang memperoleh dukungan sosial kecil kemungkinan akan mengalami depresi Semiun, 2010. Dukungan keluarga sangat dibutuhkan oleh pasien HIVAIDS sebagai support system atau sistem pendukung yang utama sehingga ia dapat mengembangkan respon atau koping yang efektif untuk beradaptasi dengan baik dalam menangani stressor yang ia hadapi terkait penyakitnya baik fisik, psikologis, maupun sosial Lasserman Perkins, 2001 dalam Kusuma, 2011. Khairurahmi 2009 menambahkan dukungan keluarga berpengaruh pada pemanfaatan fasilitas kesehatan pada pasien HIVAIDS.

2.2 Konsep Depresi

2.2.1 Pengertian Depresi

Depresi merupakan kesakitan yang menghancurkan sehingga dapat mempengaruhi seluruh tubuh baik fisik, emosi, maupun spiritual Purba, Wahyuni Daulay, 2008. Depresi menurut Hawari 2011 adalah gangguan alam perasaan mood yang ditandai dengan kemurungan dan kesedihan yang mendalam dan berkelanjutan sehingga hilangnya kegairahan hidup, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas, kepribadian tetap utuh, dan perilaku dapat terganggu tetapi dalam batas-batas normal. Sedangkan menurut Stuart 2006 depresi atau melankolia adalah suatu kesedihan atau perasaan duka yang berkepanjangan.

2.2.2 Faktor Penyebab Depresi

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan depresi Tailor, 2006 dalam Kusuma, 2011 seperti: Universitas Sumatera Utara 1. Faktor biologis. Berdasarkan faktor biologis, faktor genetik menjadi penyebab timbulnya depresi. Depresi lebih sering terjadi pada orang yang mempunyai riwayat trauma, kekerasan seksual, kekerasan fisik, cacat fisik dan penyakit kronis. 2. Faktor psikososial. Berdasarkan faktor psikososial, terdapat empat kategori yang berpotensi menyebabkan depresi, yaitu: stress, perasaan tidak berdaya dan kehilangan harapan, pertahanan yang ekstrim melawan stres dan pengaruh hubungan interpersonal dari gangguan afektif. Stres dengan faktor pencetus karena depresi biasanya terjadi karena adanya stressor. 3. Faktor sosiokultural. Hasil penelitian yang dilakukan menyebutkan bahwa depresi sering terjadi pada kelompok masyarakat non industrialis karena kehidupan mereka yang cenderung lebih miskin. 4. Faktor Kognitif Pendekatan kognitif memberikan sudut pandang lain terhadap gangguan suasana hati Alford Beck, 2006, dalam King, 2010. Individu-individu yang depresi jarang memiliki pikiran yang positif. Mereka memaknai hidup mereka dalam cara-cara memukul diri sendiri dan memiliki harapan negatif tentang masa depan mereka Gilbert, 2001 dalam King, 2010. Psikiater Aaron Beck 1976, dalam King 2010 percaya bahwa pikiran- pikiran negatif tersebut menggambarkan skema-skema yang membentuk pengalaman hidup individu yang depresi. Kebiasaan menghasilkan pikiran-pikiran negatif ini memperkuat dan mengembangkan pengalaman Universitas Sumatera Utara negatif dari individu-individu yang depresi Kuyken Beck, 2007 dalam King, 2010. Berikut ini faktor predisposisi depresi menurut Tomb 2003: a kehilangan besar pada masa kanak-kanak misal orang tua, b baru saja mengalami kehilangan misal: sakit, kehilangan pekerjaan, dan pasangan, c stres kronis misal gangguan medis, d kerentanan psikiatrik misal gangguan kepribadian histrionik, kompulsif, dependen, penyalahgunaan obat dan alkohol. Sedangkan menurut Stuart 2006 faktor resiko depresi antara lain: a adanya episode depresi sebelumnya, b riwayat keluarga dengan depresi, c percobaan bunuh diri sebelumnya, c jenis kelamin wanita, d usia awitan depresi 40 tahun, e kurang dukungan sosial, f stres, dan g penyalahgunaan zat.

2.2.3 Rentang respon emosional