BSNP dan itu diatur di dalam....” Karni Ilyas : “Bapak bicaranya fokus kamera”301-302, Ujian
Nasional Amburadul Tanggung Jawab Siapa?
Tuturan 14 merupakan kalimat perintah sesunguuhnya yang dituturkan oleh Karni Ilyas kepada Bambang Sudibyo. Karni Ilyas menyuruh agar Bambang
Sudibyo berbicara fokus menghadap kamera. Intonasi yang digunakan adalah nada rendah di akhir kalimat sehingga kalimat itu disebut kalimat perintah.
2. Kalimat Perintah Ajakan
Kalimat perintah ajakan berfungsi untuk menghasilkan tanggapan berupa tindakan. Tindakan di sini bukan hanya dilakukan oleh orang yang diajak
berbicara, melainkan juga oleh orang yang yang berbicara atau penuturnya. Di samping ditandai oleh pola intonasi suruh, kalimat ini ditandai juga dengan kata-
kata ajakan seperti, kata “ayo” dan kata “mari” yang diletakkan di awal kalimat. Partikel -lah dapat ditambahkan untuk memperhalus kalimat. Kalimat perintah
ajakan merupakan kalimat perintah yang frekuensi kemunculannya lebih banyak daripada bentuk kalimat perintah yang lainnya. Berikut ini adalah contoh data
yang menujukkan kalimat perintah ajakan. 15. Konteks : Setiap akhir segmen pada Indonesia Lawyers Club.
Wujud Tuturan : Karni Ilyas: “Kita rehat sejenak”
Peserta : bertepuk tangan untuk mengakhiri segmen. Tuturan 15 adalah kalimat perintah sebab kalimat tersebut diakhiri
dengan tanda seru dalam bahasa tulis dan diakhiri dengan nada rendah jika diucapkan. Kalimat tersebut bermakna ajakan untuk berisitirahat sejenak karena
durasi pada segmen itu telah usai dan akan ditayangkan jeda iklan. Tuturan lokusi ajakan ini ada pada setiap episode di akhir segmen dalam Indonesia
Lawyers Club.
16. Konteks : Segmen satu diawali dialog dengan Rusdianto. Wujud
Tuturan: Karni Ilyas : “Jadi ini bukan indikasi bahwa kita perlu lagi petrus jilid
2?” Laksda. Iskandar Sitompul: Ya kalau saya rasa di tahun 2013
ini kan hukum di atas segala- galanya.
Mari kita tegakkan
Dan juga di undang-undang 34 Bang Karni sudah jelas, sudah jelas sekali mengatakan bahwa bilamana TNI diminta oleh
saudara kita polisi kita akan memberikan bantuan sepenuhnya dan juga di undang-undang di TP, TP nomor 2 tahun 2012 di
situ sudah jelas, sudah dikatakan bahwa TNI bisa memberi bantuan kepada polisi dan juga di sini bertanggung jawab
kepala daerah juga semuanya. Bertanggungjawab bersama- sama tentang bagaimana yang ada di provinsi mereka dan
ataupun di kewilayahan mereka.12, Premanisme: Perlukah Petrus Jilid 2?
Tuturan 16 dalam kalimat, “Mari kita tegakkan” merupakan kalimat perintah ajakan yang berisi ajakan kepada lawan tutur dan para peserta dalam
diskusi tersebut untuk menegakkan hukum sesuai dengan undang-undang. Tuturan tersebut diakhiri dengan nada akhir datar dan ditulis dengan diakhiri
tanda seru, selain itu dalam tuturan tersebut ada kata ajakan yaitu mari yang menunjukkan ciri-ciri kalimat perintah ajakan.
17 Konteks : dialog dengan Jusuf Kalla membicarakan tentang keputusan
Jusuf Kalla pada saat menjadi wakil presiden memutuskan diadakannya Ujian Nasional.
Wujud Tuturan : Karni Ilyas : “Makanya Bapak putusin ujian nasional?”
Jusuf Kalla : “Ujian nasional. Nah itu lah sampai sekarang
tetapi sudah bertambah betul-betul pada waktu itu. Jadi bukan ini kita ingin menyiksa tidak sama sekali.
Tapi percayalah suatu saat ingin maju jika pendidikannya baik dan tidak
ada pendidikan baik tanpa kerja keras” tepuk tangan 281, Ujian Nasional Amburadul Tanggung Jawab Siapa?
Tuturan 17 merupakan tindak tutur lokusi perintah ajakan. Tuturan “Tapi percayalah suatu saat ingin maju jika pendidikannya baik dan tidak ada
pendidikan baik tanpa kerja keras” bermakna ajakan agar lawan tutur dan para peserta diskusi yang ada di dalam forum Indonesia Lawyers Club percaya bahwa
tidak ada pendidikan yang baik jika tidak bekerja keras. 3. Kalimat Perintah Larangan
Kalimat perintah larangan adalah kalimat perintah yang selain ditandai oleh intonasi suruh ditandai juga dengan adanya kata “jangan” di awal kalimat,
partikel -lah juga dapat ditambahkan untuk memperhalus kalimat larangan. Lokusi perintah larangan ini yang paling sedikit ditemukan dalam Indonesia
Lawyers Club, berikut ini contoh lokusi perintah larangan yang ditemukan dalam Indonesia Lawyers Club.
18. Konteks : dialog antara Karni Ilyas dengan Retno Listianti aktivis pendidikan.
Wujud Tuturan : Karni Ilyas
: “Baik –baik.” Retno Listianti : “Setiap anak punya keunikan ini kita tidak
bisa menyamakan seperti ini”152, Ujian Nasional Amburadul Tanggung Jawab Siapa?
Tuturan 18 merupakan kalimat perintah larangan karena Retno mengatakan dengan nada intonasi kalimat perintah dan ditandai dengan nada
seru di akhir kalimat dalam bahasa tulis. Kalimat “Setiap anak punya keunikan ini kita tidak bisa menyamakan seperti ini” bermakna bahwa kita tidak boleh
menyamakan karakter setiap anak karena setiap anak mempunyai karakter yang berbeda-beda. Dalam kalimat tersebut tidak ada kata jangan yang menandakan
kalimat perintah larangan tetapi secara tersirat kalimat tersebut bermakna larangan sebagai berikut “Setiap anak punya keunikan ini kita tidak bisa
tidak bolehjangan menyamakan seperti ini”
19. Konteks : dialog antara Karni Ilyas dengan Retno Listianti. Wujud
Tuturan: Karni
Ilyas : “Guru juga tidak terpacu ketika ujian
diserahkan cuma ke dia.” Retno Listianti : “Tidak pak, tidak seperti itu” 295, Ujian
Nasional Amburadul Tanggung Jawab Siapa?
Tuturan 19 merupakan lokusi perintah larangan karena kalimat yang dituturkan oleh Retno merupakan kalimat larangan yang bermakna agar Karni
Ilyas tidak berpikiran bahwa guru tidak terpacu ketika Ujian Nasional hanya diserahkan kepada guru. Retno juga menuturkan dengan nada intonasi kalimat
suruh.
4. Kalimat Perintah Persilahan
Ditandai dengan pola intonasi suruh. Kalimat persilahan ditandai juga oleh penambahan kata “silakan” yang diletakkan di awal kalimat.
20. Konteks : Setelah dialog dengan Haris Azhar lalu Karni Ilyas menunjuk Hendardi.
Wujud Tuturan : Karni Ilyas:“Baik Bung Hendardi” 101, Hukum Rimba di
Negara Hukum Hendardi: “Saya kira, pertama-tama ingin saya katakan bahwa
ini persoalan luar biasa sebenarnya bukan persoalan biasa, jadi jangan kita belokan nanti jadi persoalan biasa seperti
banyak kasus Saya kira daya pancar efek dari kasus ini sendiri apa penyerangan ini tidak saja apa mengakibatkan
banyak saksi di kalangan Lapas atau Polisi tapi juga menimbulkan satu terror yang luar biasa di publik. Suatu terror
yang mengakibatkan ketakutan yang luar biasa kepada publik, karena itu saya kira penanganannya juga mesti luar biasa dan
dalam konteks ini saya kira wibawa hukum dan penegakan hukum sudah sampai pada satu titik nadir seperti apa yang
Bang Karni tadi sampaikan juga.......” 102, Hukum Rimba di Negara Hukum
Tuturan 20 merupakan kalimat perintah persilahan ditandai dengan diakhiri dengan nada akhir menurun. Tuturan tersebut bermakna bahwa Karni
Ilyas mempersilakan Hendardi untuk memaparkan pendapatnya. Karni Ilyas memutuskan untuk mempersilakan Hendardi setalah dialog dengan Haris Azhar
selesai karena konteks pada saat itu Hendardi terlihat ingin sekali berbicara menanggapi apa yang dikatakan oleh Haris Azhar.
21. Konteks : Karni Ilyas mempersilakan Hendardi menjawab pertanyaan. Wujud Tuturan :
Karni Ilyas
: “Baik, pertanyaan... mm apa? Ooo pertanyaan tadi silakan” 113, Hukum Rimba di Negara
Hukum Hendardi: Ya saya kira ini bukan nuduh ya tapi saya menggunakan
formulasi jadi diduga kuat atas dasar motif dan dugaan atau sasaran...........................................................114, Hukum Rimba di
Negara Hukum
Tuturan 21 merupakan lokusi perintah persilakan yang dituturkan oleh Karni Ilyas kepada Hendardi untuk mempersilakan menjawab pertanyaan.
Kalimat tersebut ditandai dengan kata silakan sebagai penegas bahwa Karni Ilyas sedang mempersilakan Hendardi.
22. Konteks : Karni Ilyas menghentikan keributan yang terjadi dan mempersilakan TB Hasanuddin untuk berbicara.