Hasil Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
adalah kalimat berita yang dikatakan oleh Karni Ilyas ketika membuka acara Indonesia Lawyers Club. Dari ketiga contoh diatas terlihat persamaan pola tindak
tutur yaitu lokusi dengan bentuk berita. Hal ini dikarenakan Karni Ilyas adalah pembawa acara dalam Indonesia Lawyers Club dan dia harus menginformasikan
tema atau judul yang akan menjadi topik diskusi pada saat itu sehingga peserta diskusi dan para permirsa yang menyaksikan acara tersebut tahu isi dari diskusi
yang akan dimulai.
4. Konteks : Sudjiwo Tedjo selesai mendalang pada bagian pertama epsiode
Hukum Rimba di Negara Hukum. Wujud Tuturan :
Karni Ilyas: “Demikian permirsa, dalang yang paling populer di republik ini, Sudjiwo Tedjo. Termahal juga, kelasnya VVIP,
kalau diundang ke luar kota minta tiketnya dua. Maka saya akan mulai dari Pak Kanwil dulu, Pak Rusdianto. Tentulah
kejadian ini Pak Kanwil adalah yang paling tahu diantara kita semua karena paling dekat dengan tempat kejadian dan di
wilayahnya Pak Kanwil sendiri. Apa yang terjadi, Pak?” Rusdianto: “Terimakasih Pak Karni, Bissmilahirrohmanirrohim.
Assalamualaikum Wr. Wb. Salam sejahtera dan selamat malam. Yang pertama saya hadir di forum ini atas perintah
Bapak Menteri sebetulnya yang diundang adalah Bapak Kalapas, tetapi beliau masih harus stay di sana karena dalam
rangka
recovery para tahanan dan para petugas pemasyarakatan. Ini saya cerita dari awal, dari praperistiwa.
Pada hari Jumat itu, Pak Karni , saya atas ijin pimpinan menuju ke Bandung pribadi karena ada kepentingan keluarga
di sana, menggunakan kereta api pukul 12.00 sampai di Bandung jam 08.00- 09.00 malam kemudian pukul 10.30 itu
saya mendapatkan telepon dari Pak Kalapas itu hari jumat intinya Pak Kalapas merasa cemas setelah siang harinya
sekitar jam 10.00, jam 11.00 lapas Sleman mendapatkan titipan tahanan dari Polda sebanyak sebelas orang. Dari
sebelas orang ini, empat diantaranya adalah kasus Hugo’s Cafe, empat hari sebelumnya. Nah, mengapa Pak Kalapas
resah? Saya tanyakan, kenapa Pak Kalapas? Kalau saya berpikir linear, Pak, peristiwa yang di Tanjung Raja, kemudian
peristiwa di Hugo’s Cafe membuat saya cemas, terus apa yang Anda lakukan? Saya sudah koordinasi dengan Danramil
kemudian Kapolsek, bahkan selama ini saya koordinasi
dengan tim Dirkrimhum Polda pada waktu itu. Dijawab bahkan akan diberikan bantuan pengamanan tertutup. Pak Kakanwil
mohon saya dibantu untuk koordinasi dengan Pak Kapolda...................” 4, Hukum Rimba di Negara Hukum
Tuturan 4 di atas adalah dialog Karni Ilyas dengan Rusdianto, tuturan Rusidanto adalah lokusi bentuk berita yang isinya hanya menginformasikan
kepada Karni Ilyas, peserta diskusi dan para pemirsa di rumah agar mengetahui kronologis praperistiwa sampai eksekusi penembakan empat tahanan di LP
Cebongan. Sebagai Kakanwil Kemenkumham DIY, beliau juga sudah mengambil tindakan yaitu menginformasikan kejadian tersebut kepada rekan-rekannya,
posisi beliau yang berada di Bandung juga menghambat untuk langsung datang ke TKP dan menuju ke TKP pagi harinya. Untuk selanjutnya dialog antara Karni
Ilyas dengan Rusidanto adalah lokusi bentuk berita karena Karni Ilyas selalu menggali informasi dari Rusdianto tentang kejadian penembakan di LP
Cebongan, DIY.
5. Konteks : Karni Ilyas dengan Siti Noor mengenai peristiwa yang pernah
terjadi sebelum kejadian penembakan empat tahanan di LP Cebongan Wujud Tuturan :
Karni Ilyas: “Ya, tapi saya kira pernyataan Komnas HAM ketika yang meninggal itu aparat negara. Ketika TNI ketembak di
Papua. Komnas juga ga saya dengar tapi itu akan terbalik seandainya itu polisi yang meninggal itu menembak mati masa
yang mengeroyok, Komnas akan teriak jadi pelanggaran hak asasi manusia.”
Siti Noor Laila: “Karena kita melihatnya begini, aparat keamanan adalah institusi negara yang harus memberikan
perlindungan jadi Komnas HAM tugasnya adalah memberikan, melakukan pemantauan terhadap negara dalam memberikan
perlindunangan, gitu”. 87-88, Hukum Rimba di Negara Hukum