Evaluasi Model PLS METODE PENELITIAN
panel pakar atau dari orang lain yang ahli tentang konsep yang diukur. Beberapa peneliti tidak menganggap validitas kualitaif
sebagai validitas internal yang cukup valid Hartono dalam Abdullah dan Jogiyanto, 2015:194.
1 Validitas Konstruk
Validitas kosntruk menunjukkan seberapa baik hasil yang diperoleh dari penggunaan suatu pengukuran sesuai teori-
teori yang digunakan untuk mendefinisikan suatu kosntruk Hartono dalam Abdullah dan Jogiyanto 2015:195.
Korelasi yang kuat antara konstruk dan item-item pertanyaaan dan hubungan yang lemah dengan variabel
lainnya merupakan salah satu cara untuk menguji validitas kosntruk. Validitas konstruk tediri atas validitas konvergen
dan validitas diskriminan. 2
Validitas Konvergen Validitas konvergen berhubungan dengan prinsip bahwa
pengukur-pengukur dari suatu konstruk seharusnya
berkorelasi tinggi. Validitas konvergen terjadi jika skor yang diperoleh dari dua instrumen yang berbeda yang
mengukur konstruk yang sama mempunyai korelasi tinggi Hartono dalam Abdullah dan Jogiyanto, 2015:195. Uji
validitas konvergen dalam PLS dengan indikator reflektif dinilai berdasarkan
loading factor
korelasi antara PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
itemskor komponen dengan skor kosntruk indikator- indikator yang mengukur konstruk tersebut. Hair
et a.l
dalam Abdullah dan Jogiyanto 2015:195 mengemukakan bahwa
rule of thumb
yang biasanya digunakan untuk membuat pemeriksaan awal dari
matrik factor
adalah ±.30 dipertimbangkan telah memenuhi level minimal, untuk
loading
±.40 dianggap lebih baik, dan untuk
loading
0,50 dianggap signifikan secara praktis. Dengan demikian,
semakin tinggi nilai
loading factor,
semakin penting dalam peranan
loading
dalam menginterpretasikan
matrik factor
.
Rule of thumb
yang digunakan untuk validitas konvergen adalah
outer loading
0,70,
communality
0,5 dan AVE 0,5 Chin dalam Abdullah dan Jogiyanto, 2015:195.
3 Validitas Diskriminan
Validitas diskriminan berhubungan dengan prinsip bahwa pengukur-pengukur konstruk yang berbeda seharusnya
tidak berkorelasi dengan tinggi. Validitas diskriminan terjadi dua intrumen yang berbeda yang mengukur dua
kosntruk yang diprediksi tidak berkorelasi menghasilkan skor yang memang tidak berkoerlasi Hartono dalam
Abdullah dan Jogiyanto, 2015:195. Uji validitas diskriminan
dinilai berdasarakan
cross loading
poengukuran dengan kosntruknya. Metode lain yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
digunakan untuk menilai validitas diskriminan adalah dengan membandingkan akar AVE untuk setiap konstruk
dengan korelasi antar kosntruk dengan konstruk lainnya dalam model. Model mempunyai validitas diskriminan
yang cukup jika akar AVE untuk setiap konstruknya lebih besar dari pada korelasi antara konstruk dengan konstruk
lainnya dalam model Chin
et al.
dalam Abdullah dan Jogiyanto, 2015:196.
b Uji Reliabilitas
Selain uji validitas, PLS juga melakukan uji reliabiltas untuk mengukur
konsistensi internal
alat ukur.
Reliabilitas menunjukkan akurasi, konsistensi dan ketepatan suatu alat ukur
dalam melakukan pengukuran Hartono dalam Abdullah dan Jogiyanto, 2015:196. Uji reliabilitas dalam PLS dapat
menggunakan dua metode, yaitu c ronbach’s alpha dan
composite reliability
. Cronbach’s alpha mengukur batas nilai reliabilitas
suatu kosntruk, sedangkan
composite reliability
mengukur nilai sesungguhnya reliabilitas suatu konstruk Chin dalam Abdullah
dan Jogiyanto, 2015:196. Namun,
composite reliability
dinilai lebih baik dalam mengestimasi konsistensi internal suatu
konstruk Chin
et al.
dalam Abdullah dan Jogiyanto, 2015:196.
Rule of thumb
nilai alpha atau
composite reliability
harus lebih besar dari 0,7 meskipun nilai 0,6 masih dapat diterima Hair
et al.
dalam Abdullah dan Jogiyanto, 2015:196. Namun, sesungguhnya, uji konsistensi internal tidak mutlak
untuk dilakukan jika validitas konstruk telah terpenuhi, karena konstruk yang valid adalah kosntruk yang reliabel, sebaliknya
konstruk yang reliabel belum tentu valid Cooper
et al.
dalam Abdullah dan Jogiyanto, 2015.
2. Model Struktural
Inner Model
Dalam menilai model struktural dengan PLS, kita mulai dengan melihat nilai R-
squares
untuk setiap variabel laten endogen sebagai kekuatan prediksi dari model struktural. Interpretasinya sama
dengan interpretasi OLS regresi. Perubahan nilai R-
Squares
dapat digunakan untuk menjelaskan pengaruh varibel laten eksogen
tertentu terhadap variabel laten endogen apakah mempunyai pengaruh yang substantive. Nilai R-
Squares
0,75, 0,50 dan 0,25 dapat disimpulkan bahwa model kuat, moderate dan lemah. Hasil
dari PLS R-
Squares
mempresentasikan jumlah
variance
dari konstruk yang dijelaskan oleh model Ghozali dan Hengki,
2015:78. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI