Pranata dan Konstruksi Sosial dalam Lirik Lagu

masa depan bahwa, norma ini bisa menjadi norma di Indonesia. Di dalam film barat tersebut, jarang ada film tanpa ciuman dimuka umum. Menurut Daris. Muhammad Zuldin, Sosiolog Agama UIN Sunan Gunung Djati Bandung, pada usia remaja, tingkat imitasinya besar, ditambah peredaran VCD porno yang dengan mudah bisa didapatkan dengan bebas dan tanpa syarat sehingga dengan mudah . http:www.infoanda.comlinksfollow.php?lh=UwALUQUABl0E

2.1.9 Pranata dan Konstruksi Sosial dalam Lirik Lagu

Untuk memaknai tanda, tidak lepas dari masalah latar belakang sosial budaya, sistem nilai termasuk agama , tingkat sosial ekonomi dan pendidikan serta pengalaman pribadi komunikator maupun komunikan. Karena pemberi pesan komunikator, masalah-masalah tersebut sebagai sumber improvisasinya, sedangkan komunikan merupakan penyaring pesan yang diterimanya. Analisis sastra dalam hal ini adalah lirik lagu tidak dapat dilepaskan dari unsur budaya sebagai latar belakang lahirnya karya tersebut sebagaimana pendapat Gerbstein dalam Darmono 1978 :4 mengutip Intanti 1999:22 bahwa karya sastra tidak dapat dipahami secara lengkap apabila di pisahkan dari lingkungan atau kebudayaan dan peradaban yang menghasilkannya. Pendapat yang sama juga di ungkapkan oleh Hypolitte Taine Damono 1978:19 mengutip Intanti 1999:22 bahwa sastra bukanlah sekedar permainan imajinasi yang pribadi sifatnya, tetapi merupakan rekaman tata cara jamannya serta suatu perwujudan pikiran tertentu. Sastra tidak dapat lepas dari konteks sosialnya, sehingga pranata yang ada dalam kehidupan sosial mempunyai pengaruh besar. Pranata sosial membentuk pola perilaku masyarakat dengan kokoh dan terpadu untuk memenuhi kebutuhan anggota masyarakat tersebut sebagaimana Cohen 1983 dalam Wahyu 1986:47 mengutip Intanti 1999:22 yang menyatakan bahwa : “Pranata sosial adalah sistem pola-pola sosial yang tersusun rapi dan relatif permanen serta mengandung perilaku tertentu yang kokoh dan terpadu demi memuaskan dan pemenuhan kebutuhan –kebutuhan pokok masyarakat” Konstruksi kenyataan sosial social reality construction adalah suatu istilah yang di gunakan oleh Berger dan Luckman untuk menggambarkan proses dimana melalui tindakan dan interaksinya orang menciptakan secara terus menerus suatu kenyataan yang dimiliki bersama, yang dialami secara faktual objektif Johnson,1994:65-66 Proses-proses sosial sangat mempengaruhi pikiran kita atau bentuk- bentuk pengetahuan mengenai kenyataan dan juga struktur kesadaran obyektif kita Johnson,1994:66. Tekanan pada simbol sosial ini dan pada kreasi serta pertahanannya atau dipertahankannya kenyataan sosial melalui komunikasi merupakan tema sentral dalam analisa Duncan mengenai kenyataan sosial. Dia mengemukakan bahwa simbol tidak hanya merupakan cerminan atau manisfestasi dari kenyataan sosial hakekat dan sifat dasar hubungan sosial dan keteraturan sosial di definisikan melalui komunikasi simbol Johnson, 1994:67 Dalam lirik lagu “M.I.L.F” tersebut terdapat tanda-tanda dimana tanda tersebut merupakan suatu simbol tentang kenyataan yang terjadi di masyarakat yang tentunya mencerminkan adanya kenyataan sosial misalnya tentang perilaku seksual remaja. Oleh karena itu lagu “M.I.L.F” ini tetap disukai oleh masyarakat terutama remaja sejak pertama kali di rilis karena tidak lepas dari konteks sosial masyarakat. Seperti halnya tersebut diatas , bagi Berger dan Luckman, masyarakat itu sendiri, dan berbagai institusinya di ciptakan dan dipertahankan atau diubah melalui tindakan dan interaksi manusia. M.I.L.F merupakan singkatan dari “Mother I would Like to Fuck”. Sebutan yang dipakai untuk memanggil tante-tante girang atau hot mama. Apabila di terjemahkan dalam bahasa Indonesia “M.I.L.F” mempunyai arti ibu yang ingin saya tiduri. Di Indonesia kita sering menyebutnya dengan Tante Girang. Fenomena tante girang ini selalu mendapat perhatian khusus dari kalangan pria penikmat seks terutama kaum remaja. Tante girang adalah sebutan untuk wanita usia separuh baya yang doyan berhubungan dengan pria yang lebih muda. Kebanyakan para tante-tante ini berusia 30 sampai 40 tahunan.Di internet, perburuan tante girang ternyata juga sangat hot. Di beberapa situs pertemanan semacam friendster, beberapa pria dengan jelas mengungkapkan keinginannya untuk berkencan dengan wanita yang lebih tua. http:www.konseling.netinfo_hottante_girang.htm diakses pada 3 Januari 2010 pukul 23.15 WIB . Sebenarnya istilah itu sudah lama muncul di Indonesia. Pada orde baru, tahun 1960-an eksploitasi seks dalam kebudayaan populer Indonesia melanjutkan keleluasaan kelas atas dalam kehidupan seks. Perilaku hedonistik yang dikaitkan dengan seks ini muncul dalam berbagai versi kisah tante girang,om senang, gigolo dan semacamnya dalam buku maupun dalam media mingguan. Sedangkan dalam film, munculnya Bernafas dalam Lumpur menjadi keberanian orang film dalam mengeksploitasi seks habis-habisan. Subandi,1997 :210 Baru pada tahun 1999 populer kembali setelah melejitnya film produksi Amerika dewasa yaitu, AMERICAN PIE lewat peran seorang ibu yang senang berhubungan seks dengan anak remaja . Dikutip pada Newyork News and Feature: “ The term’s tipping point was the 1999 release of American Pie, in which a designated MILF named simply “Stifler’s mom” devirginizes a grateful teen” http:nymag.comnewsfeatures2007sexandlove30915 Menurut A.Kasandaria, psikolog, kecenderungan pria yang jatuh cinta kepada wanita yang lebih tua darinya, terobsesi karakter ibunya. Kemungkinan sejak kecil si pria tersebut memiliki kedekatan secara emosional terhadap figur seorang ibu. Sehingga, secara tak langsung, alam bawah sadarnya merekam memori kasih sayang yang selama ini diberikan sang bunda. bila selama ini hubungan, sebagai seorang pria, dengan wanita sebaya atau yang lebih muda mengalami kejenuhan, mungkin ingin mencoba untuk berpetualang cinta dengan wanita lebih tua. Ada tiga hal yang menjadi alasan pria lebih suka pada wanita yang lebih tua, diantaranya : lebih matang, pengalaman seksual, materi, dan kontrol hasrat http:www.suarakarya-online.comnews.html?id=182688 diakses pada 29 Desember 2009 03:22 WIB .

2.1.10 Teori Semiologi dan Mitologi Roland Barthes

Dokumen yang terkait

PEMAKNAAN LIRIK LAGU “SELAMANYA INDONESIA”(Studi Semiologi Pemaknaan Lirik Lagu “Selamanya Indonesia” yang dipopulerkan oleh 21st Night).

0 6 95

PEMAKNAAN LIRIK LAGU “RINDU” (STUDI SEMIOTIK TENTANG PEMAKNAAN LIRIK LAGU “RINDU” YANG DIPOPULERKAN OLEH AGNES MONICA).

4 23 76

Pemaknaan Lirik Lagu “ Drama Keadilan “ (Studi Semiologi Terhadap Pemaknaan Lirik lagu “Drama Keadilan Yang Dipopulerkan Oleh Saykoji”).

3 13 117

REPRESENTASI “SEKSUALITAS” PADA LIRIK LAGU ” LAGU GITUAN ” (Studi Semiologi Tentang Representasi “Seksualitas” Pada Lirik Lagu ” Lagu Gituan ” Yang dipopulerkan Oleh Grup Rap KungPow Chickens Dalam Album ”Alit Da Baong”).

1 6 117

Pemaknaan Lirik Lagu Jablay (Analisis Semiotika Pemaknaan Lirik Lagu “Jablay” Yang Dipopulerkan Oleh Titi Kamal)

0 1 13

Pemaknaan Lirik Lagu Jablay (Analisis Semiotika Pemaknaan Lirik Lagu “Jablay” Yang Dipopulerkan Oleh Titi Kamal)

0 0 2

PEMAKNAAN LIRIK LAGU M.I.L.F (Studi Semiotik Pemaknaan Lirik Lagu M.I.L.F yang Dipopulerkan Grup Rap Kungpow Chickens dalam album “ Smell Like Fish Taste Like Chickens”) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pada FISIP UPN “

0 1 18

REPRESENTASI “SEKSUALITAS” PADA LIRIK LAGU ” LAGU GITUAN ” (Studi Semiologi Tentang Representasi “Seksualitas” Pada Lirik Lagu ” Lagu Gituan ” Yang dipopulerkan Oleh Grup Rap KungPow Chickens Dalam Album ”Alit Da Baong”).

0 1 16

PEMAKNAAN LIRIK LAGU “RINDU” (STUDI SEMIOTIK TENTANG PEMAKNAAN LIRIK LAGU “RINDU” YANG DIPOPULERKAN OLEH AGNES MONICA)

0 1 17

PEMAKNAAN LIRIK LAGU “SELAMANYA INDONESIA”(Studi Semiologi Pemaknaan Lirik Lagu “Selamanya Indonesia” yang dipopulerkan oleh 21st Night)

0 0 23