33
a. Proses Upah Insentif
Proses upah insentif adalah suatu jaringan berbagai sub proses yang kompleks dengan maksud untuk memberikan balas jasa kepada
karyawan bagi pelaksanaan pekerjaan dan untuk memotivasi karyawan agar mencapai tingkat prestasi kerja yang diinginkan. Diantara komponen–
komponen proses ini adalah pembayaran upah dan gaji, pemberian upah pelengkap seperti pembayaran asuransi, cuti, sakit, dsb.
2.2.4. Lingkungan Kerja
2.2.4.1. Pengertian Lingkungan Kerja
Yang di maksud dengan lingkungan kerja yaitu: segala sesuatu yang ada disekitar pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-
tugas yang dibebankan. Misalnya kebersihan, musik tempat kerja, peralatan kerja dan lain-lain. Lingkungan kerja akan mempengaruhi semangat dan kegairahan
kerja meskipun demikian banyak perusahaan yang sampai saat ini kurang memperhatikan faktor ini. Beberapa faktor yang dapat dimasukan dalam
lingkungan kerja serta berpengaruh terhadap semangat dan kegairahan kerja antara lain: tempat kerja, peralatan kerja, kebersihan, pewarnaan, pertukaran
udara, penerangan, keamanan kebisingan Sumber: Drs.ec. Alex Soemadji Nitisemito: 2002 : 183
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi prouduktivitas karyawan adalah lingkungan kerja. Meskipun faktor tersebut sangatlah penting dan besar
pengaruhnya, tetapi masoh banyak perusahaan-perusahaan yang kurang
34
memperhatikan hal tersebut. ”Yang disebut lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya
dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan. Misalnya kebersihan, musik dan lain-lain.” Nitisemito, 2002:183.
Dari faktor-faktor diatas, dapat dikatakan bahwa lingkungan kerja dapat berpangaruh terhadap pekerjaan yang dilakukan, sehingga setiap perusahaan yang
ad aharus mengusahakan agar faktor-faktor yang termasuk dalam lingkungan kerja dapat diusahakan sedemikian rupa sehingga nantinya mempunyai pengaruh
yang positif bagi perusahaan. Menurut Sedarmanyanti, 2001, lingkungan fisik dalam arti semua
keadaan yang terdapat di sekitar tempat kerja, akan mempengaruhi pegawai baik secara langsung maupun tidak langsung.
1. Lingkungan fisik dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu:
a. Lingkungan yang langsung berhubungan dengan pegawai seperti: pusat
kerja, kursi, merja, dan sebagainya b.
Lingkungan perantara atau lingkungan umum seperti: rumah, kantor, pabrik, sekolah, kota, sistem jalan raya, dan lain-lain
2. Lingungan perantara, dapat juga disebut lingkungan kerja yang mempengaruhi
kondisi manusia, misalnya: temperatur, kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan.
35
2.2.5. Kepemimpinan
2.2.5.1. Penertian Kepemimpinan
Kepemimpinan berasal dari kata leadership, yaitu sifat yang dimiliki oleh seorang pemimpin. Sedangkan pemimpin adalah orang yang memimpin.
Kepemimpinan mempunyai hubungan erat dengan sekelompok orang yang mempunyai tujuan yang sama, sedangkan tujuan tersebut telah ditentukan
sebelumnya dalam suatu organisasi. Handoko 2000:294 menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan
kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang-orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran. Dengan kata lain kepemimpinan dapat
diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain, melalui komunikasi baik langsung maupun tidak langsung. Seorang pemimpin yang
efektif adalah seseorang yang memenuhi kemampuan tersebut, karena bakat kepemimpinan tidak dimiliki oleh setiap orang dan berhubungan dengan
penguasaan seni dan teknis dalam melakukan tindakan-tindakan seperti teknik dalam memberikan perintah, teguran, memberikan anjuran, memberikan
pengertian, memperoleh saran, memperkuat identitas kelompok, yang dipimpin, memudahkan pendatang baru untuk menyesuaikan diri menanamkan rasa disiplin
dan dikalangan bawahan serta menyelesaikan konflik yang terjadi dilingkungan kerjanya.
Menurut Stoner dan Freeman 2002:53, bahwa kepemimpinan adalah suatu proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan
pekerjaan dari anggota kelompok. Dari pendapat Stoner dan Freeman dapat
36
disimpulkan bahwa kepemimpinan itu merupakan suatu upaya dalam mempengaruhi suatu kelompok.
Menurut Martoyo 2003:161 bahwa kepemimpinan adalah keseluruhan aktivitas dalam rangka mempengaruhi orang-orang agar mau bekerja sama
mencapai suatu tujuan yang memang diinginkan bersama. Robbins 2002:347 mendefinisikan kepemimpinan sebagai suatu kemampuan untuk mempengaruhi
sesuatu kearah tercapainya tujuan. Tampaknya yang dikemukakan Robbins telah mencakup semua pendekatan yang luas terhadap topik kepemimpinan.
Menurut Nawawi 2003: 72, kepemimpinan merupakan kegiatan sentral d idalam sebuah kelompok maupun organisasi, dengan seorang pimpinan puncak
sebagai figur sentral yang memiliki wewenang dan tanggung jawab dalam mengefektifkan organisasi untuk mencapai tujuannya.
Menurut Handoko
2004:295 mengungkapkan
bahwa penelitian
kepemimpinan telah memunculkan beberapa teori kepemimpinan yang diklasifikasikan kedalam tiga teori kepemimpinan, meliputi: pendekatan sifat-sifat
kepemimpinan, pendekatan perilaku kepemimpinan, pendekatan situasional- contingency.
Istilah kepemimpinan diartikan bermacam-macam tergantung pada sudut pandang dan konteks pengertian para ahli yang membahasnya. Berikut ini
dipaparkan beberapa pengertian kepemimpinan yang dikaitkan dengan konteks penelitian dan variabel yang menjadi sasaran penelitian.
Abraham Zalenik dari Sekolah Bisnis Harvard, berpendapat bahwa pemimpin dan manajer sangat berbeda. Mereka berbeda dalam motivasi, sejarah
37
pribadi, dan cara berpikir serta bertindak. Zalenik mengatakan manajer cenderung mengambil sikap impersonal, jika tidak pasif terhadap tujuan. Sedangkan
pemimpin mengambil sikap pribadi dan aktif terhadap tujuan. Manajer cenderung memandang kerja sebagai suatu proses yang memungkinkan, mencakup suatu
kombinasi dari orang dan gagasan yang berinteraksi untuk menetapkan strategi dan mengambil keputusan.
Menurut Umar 2000:64, secara umum kepemimpinan atau leader dapat diartikan sebagai proses mempengaruhi perilaku orang lain agar berperilaku
seperti yang dikehendaki. Pengertian ini tidak menggambarkan adanya ikatan organisasi, oleh karenanya proses kepemimpinan dapat saja terjadi di luar batas-
batas organisasi, jadi menurut Umar kepemimpinan akan selalu ditemukan unsur pemimpin dan pengikut.
Sementara menurut Nawawi 2003:72, kepemimpinan merupakan kegiatan sentral d idalam sebuah kelompok maupun organisasi, dengan seorang
pimpinan puncak sebagai figur sentral yang memiliki wewenang dan tanggung jawab dalam mengefektifkan organisasi untuk mencapai tujuannya. Sedangkan
Robbins 2002:3 menyatakan pengertian kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok kearah tercapainya tujuan.
Effendy, 2002:183 mengatakan bahwa kepemimpinan adalah proses kegiatan seseorang dalam memimpin, membimbing, mempengaruhi atau
mengontrol pikiran, atau tingkah laku orang lain dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Ordway Tead Sugandha,
38
2000:208 “kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang lain, untuk bekerja sama mencapai tujuan yang diinginkan”.
2.2.5.2. Fungsi kepemimpinan
Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi tidak dapat dibantah merupakan sesuatu fungsi yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang
bersangkutan. Pada dasarnya fungsi kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu: Fungsi administrasi, yakni mengadakan formulasi kebijaksanaan administrasi
dan menyediakan fasilitasnya. Fungsi sebagai Top Manajemen, yakni mengadakan planning, organizing,
staffing, directing, commanding, controling , dsb.
Dalam upaya mewujudkan
kepemimpinan yang efektif,
maka kepemimpinan tersebut harus dijalankan sesuai dengan fungsinya. Sehubungan
dengan hal tersebut, menurut Hadari Nawawi 2001:74, fungsi kepemimpinan berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok masing-
masing yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada didalam, bukan berada di luar situasi itu Pemimpin harus berusaha agar menjadi bagian d idalam
situasi sosial keiompok atau organisasinya.
2.2.5.3. Karakteristik Kepemimpinan
Robins 2002: 178 menyatakan adanya karakteristik tertentu yang membedakan antara pemimpin dan yang bukan pemimpin, di antaranya :
39
1. Percaya diri
Harus benar-benar percaya diri akan penilaian dan kemampuan diri sendiri.
2. Memiliki wawasan
Ini merupakan hal yang ideal guna menghadapi masa depan yang lebih baik daripada status quo. Semakin jauh perbedaan antara tujuan yang
ideal dengan status quo, semakin jelas para bawahan atau mampu meningkatkan wawasan yang luar biasa kepada sang pemimpin.
3. Pendirian yang kuat
Pemimpin harus memiliki komtitmen yang kuat. Mereka harus rela menghadapi resiko yang tinggi, rela menyumbangkan biaya yang
tinggi, dan rela mengorbankan kepentingan pribadi untuk mencapai visi mereka
4. Perilaku yang luar biasa
Pemimpin terbawa dalam perilaku seperti dalam novel, perilaku yang tidak biasa dan melawan norma yang bila berhasil akan menimbulkan
kejutan dan kekaguman pengikutnya. 5.
Tampil sebagai agem perubahan Pemimpin lebih merupakan agen perubahan yang radikal daripada
pemeliharaan status quo.
40
2.3. Kerangka Berpikir