Teknik Pengumpulan Data Asumsi Klasik

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling merupakan penentuan sampel yang dipilih atas dasar kesesuaian karakteristik dengan kriteria sampel yang ditentukan Indriantono dan Supomo, 1999 : 131, dimana teknik sampling ini adalah teknik penentuan sampe dengan pertimbangan tertentu yakni hanya beberapa bagian yang departemen sistem informasinya telah berfungsi.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan adalah data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari obyek yang diteliti. Data sekunder juga digunakan, yaitu mengenai sejarah Rumah Sakit Umum Haji Surabaya dan Struktur Organisasi. Sumber data diperoleh dari para responden yaitu para pengguna jasa sistem informasi Rumah Sakit Umum Haji Surabaya, dan juga dari pihak pengelola Rumah Sakit Umum Haji Surabaya. Pengumpulan data dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut: a. Kuesioner Memberikan daftar pernyataan kepada responden untuk kemudian diberikan nilai atau scoring. Kuesioner tersebut dibagikan ke pihak yang berkepentingan yang secara langsung berhubungan dengan masalah yang diteliti. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. b. Wawancara Merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan untuk memperoleh data dengan mengadakan tanya jawab secara langsung.

3.4. Pengujian Validitas, Reliabilitas dan Normalitas

3.4.1. Uji Validitas

Uji validitas bertujuan untuk menguji sampai sejauh mana alat ukur yang digunakan benar-benar mengukur apa yang akan diukur. Dalam penelitian ini, uji validitas dilakukan dengan jalan menghitung koefisien korelasi dari skor msing-masing item pertanyaan dengan skor total masing-masing pertanyaan signifikan ditunjukkan dengan taraf signifikan 0,05. Masing-masing butir pertanyaan dari setiap variable diharapkan memiliki nilai r atau koefisin korelasi lebih besar atau sama dengan 0,30 sehingga items pertanyaan tersebut dapat memenuhi syarat validitas Sugiyono, 2002. Azwar 2003, p. 5 menyatakan validitas mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Dalam menguji validitas untuk instrumen yang berbentuk skala likert, yang paling sering digunakan ialah uji r. Semua pertanyaan akan dinyatakan valid Jika r hitung ≥ r tabel . Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Umar 2002, p, 110 memberikan langkah pengujian validitas, yaitu menghitung nilai korelasi antara data pada masing-masing pertanyaan dengan skor total memakai rumus teknik korelasi product moment, yang rumusnya sebagai berikut: n ∑ XY - ∑ X ∑ Y r = √[n∑ X 2 - ∑ X 2 ] [n ∑ Y 2 - ∑ Y 2 ] Keterangan : X = skor pertanyaan tiap nomor Y = skor total

3.4.2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tersebut konsisten apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama. Reliabilitas instrumen dapat dilihat dari cronbach alpha masing-masing instrumen variabel. Instrumen variabel dikatakan reliabel bila memiliki cronbach alpha lebih dari 0.60 Malhotra, 1999. Azwar 2003, p. 4 menyatakan reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Suatu alat ukur disebut reliabel apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. hasil yang relatif sama,selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah dan disebut non reliabel apabila hasil dari beberapa kali pengukuran terjadi perbedaan sangat besar dari waktu ke waktu, maka hasil pengukuran tidak dapat dipercaya dan dikatakan tidak variabel. Azwar 2003, p. 76 memberikan formula reliabilitas yang lain, yaitu formula koefisien alpha-Cronbach. Untuk estimasi reliabilitas tes belah dua, dirumuskan sebagai berikut: r ij’ ≥ α = 2 [ 1- ] Keterangan : S 1 2 dan S 2 2 = varians skor belahan 1 dan belahan 2 S x 2 = varians skor tes Reliabel apabila nilai alpha 0,60. Dan tidak reliabel, bila nilai alpha 0,60. Selanjutnya perhitungan dilakukan dengan menggunakan bantuan program komputer dengan program SPSS.

3.4.3. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan berbagai metode diantara yang ada dengan uji Kolmogorov Smirnov. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti sebaran normal adalah: Probabilitas 0,05 5 maka distribusinya adalah tidak normal. Probabilitas 0,05 5 maka distribusi adalah normal. Santoso, 2003 ; 92

3.5 Asumsi Klasik

Analisis ini dilakukan untuk menghindari adanya penyimpangan terhadap asumsi-asumsi dasar dalam regresi, karena jika hal tersebut sampai terjadi akan menimbulkan beberapa masalah, seperti standar kesalahan untuk masing-masing koefisien yang diduga akan sangat besar, pengaruh masing-masing variabel bebas tidak dapat dideteksi, atau variasi dari koefisiennya tidak minim lagi. Penyimpangan asumsi dasar terdiri dari: a. Multikolinieritas Suatu model regresi yang banyak terkena multikolinieritas bila terjadi hubungan linier yang sempurna atau exact di antara beberapa atau semua variabel bebas. Hal ini mengakibatkan timbulnya kesulitan untuk dapat melihat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Ciri-ciri adanya multikolinieritas dapat dideteksi melalui adanya koefisien determinasi berganda R 2 tinggi, adanya koefisien korelasi sederhana yang tinggi, nilai F tinggi signifikan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. maka tidak satupun di antara variabel bebas yang signifikan. Akibat adanya multikolinieritas adalah 1. Nilai ralat baku standard error tinggi, setinggi taraf kepercayaan confidence interval akan semakin melebar. Dengan demikian pengujian terhadap koefisien regresi individu menjadi tidak signifikan. 2. Probabilitas untuk menerima hipotesis Ho diterima tidak ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat Identifikasi secara statistik terjadi atau tidaknya gejala multikolinieritas dapat dilakukan dengan menghitung Variance Inflation Factor VIF dengan persamaan sebagai berikut : Dimana: VIF = VIF : Tingkat Pembengkakan variance : Nilai R 2 dari hasil estimasi regresi secara individu variabel bebas apabila VIF lebih besar dari 10 hal ini berarti terjadi multikolineritas pada persamaan regresi linier tersebut. b. Autokorelasi Autokorelasi adalah korelasi antara anggota data observasi yang diurutkan berdasarkan urutan waktu data time series atau data yang diambil pada waktu tertentu data cross sectional. Menurut Ghozali Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 2001: 61, uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara korelasi pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Metode yang dapat digunakan untuk mengukur autokorelasi adalah metode yang dikemukakan oleh Durbin-Watson, dengan ketentuan sebagai berikut Santoso, 2001: 219 : a. Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif b. Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi c. Angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi positif c. Heteroskedastisitas Merupakan penyimpangan dari homoskedastisitas yang berarti variasi variabel tidak sama untuk semua pengamatan. Pada heteroskedastisitas, kesalahan yang terjadi tidak random acak tetapi menunjukkan hubungan yang sistematis sesuai dengan besarnya satu atau lebih variabel bebas. Dengan adanya heteroskedastisitas maka penaksir estimator yang diperoleh menjadi tidak efisien, hal itu disebabkan variansnya tidak minim lagi. Selain itu kesalahan baku koefisien regresi akan terpengaruh, sehingga memberikan indikasi yang salah dan koefisien determinasi memperlihatkan daya penjelasan terlalu besar. Cara mengetahui adanya heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Salah satu cara untuk mendeteksi Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. ada atau tidak adanya heteroskedastisitas adalah dengan uji korelasi rank spearman . Dasar analisis yang digunakan yaitu: 1. nilai probabilitas 0,05 berarti tidak terjadi heteroskedastisitas. 2. nilai probabilitas 0,05 berarti terjadi heteroskedastisitas. Santoso, 2001:161

3.6. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis