LISTRIK untuk SMP
KEGIATAN BELAJAR 5: PERKEMBANGAN MORAL DAN KECERDASAN SPIRITUAL
KELOMPOK KOMPETENSI A
Mata Pelajaran Fisika SMA
33
moral Kohlberg. Pada tingkat ini terjadi internalisasi moral pada individu dan tidak didasarkan pada standa-standar moral orang lain.
Seseorang mengenal tindakan-tindakan moral alternatif, menjajaki pilihan, kemudian memutuskan berdasarkan suatu kode moral
pribadi. Tahap 5 : Orientasi kontrak sosial.
Tahap 6 : Prinsip-prinsip etika universal.
b. Perkembangan Moral Masa Remaja
Menurut Hurlock 2006:225 salah satu tugas perkembangan yang penting pada masa remaja adalah mempelajari apa yang diharapkan
oleh kelompok atau sosial-budayanya. Remaja harus berperilaku sesuai dengan harapan-harapan sosial tanpa dibimbing dan di awasi,
didorong, dan diancam dengan hukuman seperti saat masa anak- anak. Remaja diharapkan mengganti konsep-konsep moral pada
masa anak-anak dengan prinsip-prinsip moral yang berlaku umum, dan merumuskannya ke dalam kode moral yang akan berfungsi
menjadi pedoman untuk berperilaku baik.. Mitchel menegaskan remaja harus mengendalikan perilakunya sendiri, yang dulu menjadi
tanggung jawab orangtua dan guru. Hurlock, 2006:225. Remaja umumnya berada pada tingkat pascakonvensional, Pada tingkat ini
terjadi internalisasi moral dan tidak didasarkan pada standar-standar moral
orang lain.
Bila remaja
telah mencapai
tingkat pascakonvensional, berarti remaja telah mencapai kematangan
sistem moral.
c.
Karakteristik
Umum Perilaku Moral Remaja Awal
Peserta didik bersikap kritis terhadap perilaku orangtua, guru, atau orang dewasa lainnya, peserta didik akan menilai apakah perilaku
mereka adalah asli atau bersifat kepura-puraan hypocrite. Remaja mengidentifikasikan dirinya dengan tokoh-tokoh moralitas yang
dipandang tepat dengan tipe idolanya Makmun, 2009:134 Remaja membentuk kode moral sebagai pedoman berperilaku, dan beberapa
Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan - Kemdikbud
KEGIATAN BELAJAR 5: PERKEMBANGAN MORAL DAN KECERDASAN SPIRITUAL
KELOMPOK KOMPETENSI A
34
remaja dilengkapi dengan kode moral yang diperoleh dari pelajaran agama.
Menurut
Santrock
2007:315 perilaku moral adalah perilaku prososial, yang melibatkan sifat untuk menolong orang lain dan tidak mementingkan
diri sendiri altruisme. Sifat empati berkontribusi terhadap perkembangan moral remaja. Selanjutnya Lawrence Walker Santrock, 2007::319
menyatakan diantara kebijaksanaan moral yang diutamakan adalah kejujuran, kebenaran, dapat dipercaya, kepedulian, keharuan, keprihatinan,
dan konsiderasi, loyalitas dan mendengarkan kata hati.
2. Kecerdasan Spiritual
Menurut Agustian 2001:57 kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku dan kegiatan.. Dengan
demikian ia akan mengawali segala sesuatunya dengan nama Tuhan,
menjalaninya sesuai dengan perintah Tuhan dan mengembalikan apapun hasilnya kepada Tuhan. Zohar dan Marshal menyatakan bahwa
kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan tertinggi yang dimiliki manusia, karena paling berperan dalam kehidupan manusia Agustian, 2001:57.
Kecerdasan spiritual merupakan aspek yang sangat penting dalam pembentukan kepribadian manusia., dan merupakan landasan yang diperlukan
untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif.
a. Proses Perkembangan Kecerdasan Spiritual dan Penghayatan Keagamaan
Agama tidak sama dengan spiritualitas, namun menurut Mikley Desmita, 2014:208 agama merupakan salah satu dimensi dari spiritualitas disamping
dimensi eksistensial. Dimensi eksistesial dari spiritualitas berfokus pada tujuan dan makna hidup, sedangkan dimensi agama dari spiritualitas
berfokus pada hubungan seseorang dengan Tuhan Yang Maha Kuasa Potensi kecerdasan spiritual berkembang karena adanya pengaruh
interaksi dengan lingkungan sekitar sampai akhir hayatnya.. Menurut Daradjat 2010:75 bahwa faktor yang mempengaruhi perkembangan
penghayatan keagamaan
adalah orangtua
, guru
dan dan
lingkungan..Pemahaman tentang penghayatan keagamaan sejalan dengan dengan perkembangan kognitifnya. Oleh karena itu menurut Desmita