65 12   Rabu, 2 Maret 2016
07.00 – 09.20 WIB
  Menentukan panjang jari-jari lingkaran luar segitiga
  Melukis lingkaran dalam segitiga
  Menentukan panjang jari-jari lingkaran dalam segitiga
VIIID
13   Sabtu, 5 Maret 2016 08.40
– 10.00 WIB 10.00
– 11.20 WIB   Posttest
  Posttest VIIID
VIIIC
Kedua kelas tersebut mendapatkan materi dan jumlah jam  yang sama. Kelas VIIIC  merupakan  kelas  kontrol  yang  diberi  perlakuan  pembelajaran  dengan
metode  ekspositori,  sedangkan  kelas  VIIID  merupakan  kelas  eksperimen yang  mendapatkan  pembelajaran  dengan  metode  Guided  Discovery  setting
STAD.  Deskripsi  lebih  lanjut  untuk  pembelajaran  kelas  eksperimen  maupun kelas kontrol akan dibahas sebagai berikut.
a. Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen
Pelaksanaan  pembelajaran  di  kelas  eksperimen  yaitu  kelas  VIIID menggunakan  metode  Guided  Discovery  setting  STAD  Student  Team
Achievement Division. Sebelum dilakukan pembelajaran, siswa diberi angket
motivasi  untuk  mengukur  motivasi  awal  siswa  dan  tes  pretest  untuk mengukur prestasi awal siswa. Pembelajaran matematika dengan materi garis
singgung  lingkaran  dilakukan  dalam  12  jam  pelajaran  yang  terbagi  dalam  4 kali  pertemuan,  dan  dilakukan  sesuai  dengan  RPP  yang  telah  dibuat  oleh
peneliti. Setelah dilakukan pembelajaran, siswa diberi angket motivasi untuk mengukur  motivasi  akhir  siswa  dan  tes  posttest  untuk  mengukur  prestasi
akhir siswa setelah diberi perlakuan.
66 Keterlaksanaan  pembelajaran  pada  kelas  eksperimen  dapat  dilihat  pada
lembar  observasi  pelaksanaan  pembelajaran  pada  setiap  pertemuan  yang dapat dilihat pada lampiran 3.1 halaman 390. Rekap penilaian keterlaksanaan
pembelajaran pada kelas eksperimen ini dapat dilihat pada tabel 9 berikut.
Tabel 9. Rekap Penilaian Keterlaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen
Perte muan
ke-
Indikator 1   2  3  4  5  6  7  8  9  10  11  12  13  14  15  16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 0  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  0  0  1  1
2 1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1
3 1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1
4
1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  0  1  1
Pertemuan ke-
Jumlah Skor
1 22
2 25
3 25
4 24
Jumlah 96
Didapatkan  jumlah  skor  96  dari  skor  maksimal  100,  sehingga  persentase keterlaksanaan pembelajaran dengan metode Guided Discovery setting STAD
Student  Team  Achievement  Division sebesar  96.  Hal  ini  menunjukkan
bahwa pembelajaran dengan metode tersebut berlangsung baik. Pembelajaran  matematika  dengan  metode  Guided  Discovery  setting
STAD  ini  diawali  dengan  penyampaian  tujuan  pembelajaran  dan  motivasi tentang  pentingnya  mempelajari  garis  singgung  lingkaran  melalui  beberapa
contoh  penerapannya  dalam  kehidupan  sehari-hari.  Dilanjutkan  dengan penyampaian  apersepsi,  yaitu  peneliti  bertanya  mengenai  materi-materi
67 prasyarat  yang  harus  dikuasai  siswa  sebelum  mempelajari  materi  garis
singgung  lingkaran.  Kemudian,  peneliti  menginformasikan  kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan, yaitu pembelajaran menggunakan metode
guided discovery dengan setting pembelajaran kooperatif tipe STAD Student
Team  Achievement  Division ,  dan  teknik  penilaiannya,  yaitu  pada  akhir
pertemuan akan diadakan kuis individu yang akan menunjang nilai kelompok. Selanjutnya  peneliti  menyampaikan  suatu  permasalahan  kepada  siswa
mengenai  materi  yang  akan  dibahas,  dan  meminta  siswa  mengidentifikasi berupa  pertanyaan  mengenai  permasalahan  tersebut,  lalu  dirumuskan  dalam
bentuk  hipotesis.  Pada  awal  pertemuan,  peneliti  membagi  siswa  menjadi  8 kelompok  dengan  setiap  kelompok  beranggotakan  4  siswa.  Kelompok
tersebut  bersifat  tetap.  Berikut  cara  peneliti  membagi  kelompok  pada  kelas eksperimen berdasarkan prestasi yang diperoleh siswa sebelumnya.
Tabel 10. Pembagian Kelompok Kelas Eksperimen Peringkat
No. Absen Kelompok
Siswa Berprestasi tinggi
1 2
3 4
5 6
7 8
6 8
15 17
22 18
21 27
A B
C D
E F
G H
Siswa  berprestasi sedang
9 10
11 12
13 14
15 16
17 18
19 28
13 30
32
1 10
7 23
12 25
4 H
G F
E D
C B
A A
B C
68 Selanjutnya,  peneliti  mempersilahkan  siswa  untuk  duduk  berkelompok
sesuai  dengan  kelompok  yang  telah  dibagikan.  Kemudian  setiap  siswa mendapatkan  LKS  sesuai  dengan  materi  yang  akan  dipelajari.  Sebelum
mengerjakan  LKS,  peneliti  yang  bertindak  sebagai  guru  menginstruksikan bahwa  masing-masing  siswa  mengerjakan  LKS  dengan  cara  berdiskusi
dengan  teman  sekelompoknya.  Setiap  kelompok  harus  menjalankan  diskusi dengan  baik,  sehingga  setiap  anggota  kelompok  benar-benar  memahami
jawaban  dari  kelompoknya.  Peneliti  mengawasi  jalannya  diskusi  dan memberikan  bimbingan  agar  siswa  menemukan  sendiri  hasil  atau  jawaban
akhir dari suatu permasalahan. Beberapa kelompok bekerja secara aktif untuk mendiskusikan permasalahan yang ada di LKS, tetapi ada juga yang bergurau
sendiri,  bahkan  mengerjakannya  secara  individu.  Namun,  peneliti  selalu mengarahkan  bahwa  setiap  anggota  kelompok  akan  berpengaruh  terhadap
kelompoknya,  dan  jika  diskusi  berjalan  dengan  baik,  maka  setiap  akhir 20
21 22
23 24
9 11
19 29
31 D
E F
G H
Siswa berprestasi rendah
25 26
27 28
29 30
31 32
3 14
24 26
20
5 2
16 H
G F
E D
C B
A
69 pertemuan  nantinya  pasti  akan    bisa  mengerjakan  kuis  untuk  hasil  terbaik
bagi kelompoknya. Setelah  diskusi  selesai,  peneliti  mempersilahkan  beberapa  kelompok
yang  akan  mempresentasikan  hasil  diskusinya.  Sebagian  besar  kelompok memiliki  keinginan  untuk  mempresentasikan  hasil  diskusi  mereka.  Akan
tetapi,  peneliti  hanya  dapat  memilih  2  sampai  3  kelompok  di  setiap pertemuan. Ketika ada kelompok yang melakukan presentasi, kelompok yang
lain  memperhatikan  dan  mengoreksi  dengan  jawaban  masing-masing kelompok.  Jika  ada  perbedaan  jawaban,  kelompok  lain  menanggapi,  dan
peneliti memberikan konfirmasi dengan mengarahkan ke jawaban yang benar. Kemudian  setelah  presentasi  selesai,  siswa  diminta  untuk  kembali
memposisikan  tempat  duduknya  seperti  semula,  dan  mengerjakan  kuis  yang diberikan  oleh  peneliti  secara  individu.  Kuis  bertujuan  untuk  mengecek
penguasaan  setiap  anggota  dalam  kelompok  terhadap  materi  yang  baru  saja dipelajari.
Pada  akhir  pertemuan,  peneliti  bersama  siswa  membuat  kesimpulan terhadap  materi  pembelajaran  yang  dilaksanakan  berdasarkan  hasil  diskusi
kelompok.  Setelah  itu  peneliti  memberikan  reward  bagi  kelompok  teraktif yang telah diamati selama diskusi pada setiap pertemuan berupa tepuk tangan
dan  makanan  ringan.  Sedangkan  reward  bagi  kelompok  terbaik  yang  dinilai berdasarkan  akumulasi  dari  skor  kuis  individual,  diberikan  saat  pertemuan
terakhir berupa tepuk tangan dan alat tulis. Berikut perolehan skor kemajuan
70 individu  yang  telah  diakumulasikan  ke  dalam  poin  kelompok  pada  kuis  di
setiap pertemuan.
Tabel 11. Hasil Akumulasi Skor Kemajuan Individu Kelas Eksperimen
Kelompok Perolehan Skor
Skor Rata-
Rata Kuis 1  Kuis 2  Kuis 3  Kuis 4
A 20
22,5 27,5
18,75  22,1875 B
15 18,75
17,5 6,25
14,375 C
15 21,25
22,5 6,25
16,25 D
17,5 18,75
21,25 15
18,125 E
23,75 23,75
23,75 8,75
20 F
22,5 30
25 18,75  24,0625
G 27,5
25 15
13,75  20,3125 H
20 20
5 11,25  14,0625
Berdasarkan tabel 11 di atas, kelompok yang pada tiap kuisnya memiliki skor tertinggi adalah kelompok F. Sehingga kelompok F berhak mendapatkan
reward sebagai  kelompok  terbaik.  Berikut  hasil  dokumentasi  di  kelas
eksperimen.
Gambar 1. Siswa Belajar Berkelompok
71
Gambar 2. Guru Membimbing Siswa
Gambar 3. Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusinya b.
Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol
Pelaksanaan  pembelajaran  di  kelas  kontrol  yaitu  kelas  VIIIC menggunakan  metode  ekspositori.  Sebelum  dilakukan  pembelajaran,  siswa
diberi angket motivasi untuk mengukur motivasi awal siswa dan tes pretest untuk mengukur prestasi awal siswa. Pembelajaran matematika dengan materi
garis  singgung  lingkaran  dilakukan  dalam  12  jam  pelajaran  yang  terbagi dalam 6 kali pertemuan, dan dilakukan sesuai dengan RPP yang telah dibuat.
72 Setelah  dilakukan  pembelajaran,  siswa  diberi  angket  motivasi  untuk
mengukur  motivasi  akhir  siswa  dan  tes  posttest  untuk  mengukur  prestasi akhir siswa setelah diberi perlakuan.
Keterlaksanaan  pembelajaran  pada  kelas  kontrol  dapat  dilihat  pada lembar  observasi  pelaksanaan  pembelajaran  pada  setiap  pertemuan  yang
dapat dilihat pada lampiran 3.2 halaman 402. Rekap penilaian keterlaksanaan pembelajaran pada kelas kontrol ini dapat dilihat pada tabel 12 berikut.
Tabel 12. Rekap Penilaian Keterlaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol
Perte muan
ke-
Indikator Jum
lah 1  2  3  4  5  6  7  8  9  10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 0  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  0
19 2
0  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  0 19
3 1  1  1  1  1  1  0  1  1  1  1  1  0  1  1  1  1  1  1  1  1
19 4
0  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1 20
5 1  1  1  1  1  1  0  1  1  1  1  1  0  1  1  1  1  1  1  1  1
19 6
1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1  1 21
Jumlah total 117
Didapatkan  jumlah  skor  117  dari  skor  maksimal  150,  sehingga  persentase keterlaksanaan pembelajaran dengan metode ekspositori sebesar 92,86. Hal
tersebut  menunjukkan  bahwa  pembelajaran  matematika  dengan  metode ekspositori di kelas kontrol berlangsung baik.
Pembelajaran  diawali  dengan  penyampaian  tujuan  pembelajaran  dan pemberian  apersepsi  mengenai  materi  prasyarat  yang  harus  dipenuhi  siswa
sebelum  mempelajari  materi  garis  singgung  lingkaran.  Penyampaian apersepsi  dilakukan  dengan  tanya  jawab.  Kemudian  dilanjutkan  dengan
73 pemberian  motivasi  tentang  penerapan  garis  singgung  lingkaran  dalam
kehidupan sehari-hari. Selanjutnya,  peneliti  menjelaskan  materi.  Siswa  dijelaskan  mengenai
konsep  dan  cara  menemukan  suatu  rumus  dalam  materi  garis  singgung lingkaran.  Kemudian  siswa  diberikan  contoh  soal  dan  peneliti  menjelaskan
bagaimana cara menyelesaikannya. Ketika peneliti menjelaskan, ada beberapa siswa  yang  gaduh.  Namun,  setelah  diingatkan  oleh  peneliti  agar  bisa
mengondusifkan  kelas  saat  belajar,  kelas  menjadi  tenang  kembali.  Siswa dipersilahkan untuk bertanya jika ada hal yang belum dimengerti. Setelah itu,
peneliti  memberikan  waktu  kepada  siswa  untuk  mencatat  materi  yang  telah dijelaskan dan memahaminya kembali.
Peneliti  memberikan  beberapa  latihan  soal  untuk  dikerjakan  siswa. Setelah
selesai mengerjakan
latihan soal,
siswa dipersilahkan
mengerjakannya di papan tulis. Beberapa siswa berebutan ingin mengerjakan soal  di  papan  tulis,  karena  terkadang  yang  ingin  maju  siswa-siswa  tertentu,
jadi peneliti menunjuk siswa lain yang pasif. Setelah siswa menuliskan hasil pekerjaanya, siswa lain  diminta untuk  mengoreksi  dengan jawaban miliknya
dan dipersilahkan bertanya jika ada hal yang belum dimengerti. Pada
akhir pembelajaran,
peneliti membimbing
siswa untuk
menyimpulkan  kembali  mengenai  materi  yang  telah  dipelajari  pada pertemuan  tersebut.  Kemudian  siswa  diberikan  PR  atau  pekerjaan  rumah
yang  akan  dibahas  pada  pertemuan  selanjutnya  dan  meminta  siswa  untuk mempelajari materi yang akan dipelajari pada pertemuan yang akan datang.
74
2. Deskripsi Data