Pengujian Hipotesis Penelitian Deskripsi Data

79 bantuan SPSS versi 21.0. Berikut hasil dari pengujian homogenitas motivasi awal, motivasi akhir, pretest, dan posttest. Tabel 16. Hasil Uji Homogenitas Data Nilai signifikasi  Hasil Motivasi Awal 0,680 0,05 Homogen Motivasi Akhir 0,392 Homogen Pretest 0,068 Homogen Posttest 0,948 Homogen Tabel 16 di atas menunjukkan bahwa tidak ada nilai signifikasi yang kurang dari 0,05. Hal tersebut berarti data dari kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki variansi yang sama, baik data motivasi awal, motivasi akhir, pretest, maupun posttest. Hasil output pengujian homogenitas dengan bantuan SPSS versi 21.0 dapat dilihat pada lampiran halaman 443.

b. Pengujian Hipotesis Penelitian

1 Analisis keefektifan metode guided discovery setting STAD ditinjau dari motivasi belajar matematika siswa Uji keefektifan kelas eksperimen yang diberi perlakuan dengan metode guided discovery setting STAD terhadap motivasi belajar matematika ini menggunakan uji beda satu sampel one sample t- test dengan bantuan software SPSS versi 21.0. Kriteria efektif pada pengujian hipotesis ini jika atau nilai signifikasi kurang dari 0,05. Hasil analisis keefektifan untuk motivasi belajar kelas eksperimen menunjukkan bahwa nilai signifikasi yang diperoleh adalah 0,000, artinya nilai signifikasi pada aspek motivasi 80 di kelas eksperimen tersebut kurang dari 0,05. Hal tersebut berarti pembelajaran dengan metode guided discovery setting STAD efektif ditinjau dari motivasi belajar matematika siswa. Hasil output SPSS mengenai uji hipotesis pertama bisa dilihat pada lampiran halaman 446. 2 Analisis keefektifan metode guided discovery setting STAD ditinjau dari prestasi belajar matematika siswa Uji keefektifan kelas eksperimen yang diberi perlakuan dengan metode guided discovery setting STAD terhadap prestasi belajar matematika ini menggunakan uji beda satu sampel one sample t- test dengan bantuan software SPSS versi 21.0. Kriteria efektif pada pengujian hipotesis ini jika atau nilai signifikasi kurang dari 0,05. Hasil analisis keefektifan untuk prestasi belajar kelas eksperimen menunjukkan bahwa nilai signifikasi yang diperoleh adalah 0,000, artinya nilai signifikasi pada aspek prestasi di kelas eksperimen tersebut kurang dari 0,05. Hal tersebut berarti pembelajaran dengan metode guided discovery setting STAD efektif ditinjau dari prestasi belajar matematika siswa. Hasil output SPSS mengenai uji hipotesis kedua bisa dilihat pada lampiran halaman 447. 81 3 Analisis keefektifan metode ekspositori ditinjau dari motivasi belajar matematika siswa Uji keefektifan kelas kontrol yang diberi perlakuan dengan metode ekspositori terhadap motivasi belajar matematika ini menggunakan uji beda satu sampel one sample t-test dengan bantuan software SPSS versi 21.0. Kriteria efektif pada pengujian hipotesis ini jika atau nilai signifikasi kurang dari 0,05. Hasil analisis keefektifan untuk motivasi belajar kelas kontrol menunjukkan bahwa nilai signifikasi yang diperoleh adalah 0,000, artinya nilai signifikasi pada aspek motivasi di kelas kontrol tersebut kurang dari 0,05. Hal tersebut berarti pembelajaran dengan metode ekpositori efektif ditinjau dari motivasi belajar matematika siswa. Hasil output SPSS mengenai uji hipotesis ketiga bisa dilihat pada lampiran halaman 448. 4 Analisis keefektifan metode ekspositori ditinjau dari prestasi belajar matematika siswa Uji keefektifan kelas kontrol yang diberi perlakuan dengan metode ekspositori terhadap prestasi belajar matematika ini menggunakan uji beda satu sampel one sample t-test dengan bantuan software SPSS versi 21.0. Kriteria efektif pada pengujian hipotesis ini jika atau nilai signifikasi kurang dari 0,05. Hasil analisis keefektifan untuk prestasi belajar kelas kontrol menunjukkan bahwa nilai signifikasi yang diperoleh adalah 0,016, 82 artinya nilai signifikasi pada aspek prestasi di kelas kontrol tersebut kurang dari 0,05. Hal tersebut berarti pembelajaran dengan metode ekspositori efektif ditinjau dari prestasi belajar matematika siswa. Hasil output SPSS mengenai uji hipotesis keempat bisa dilihat pada lampiran halaman 449. 5 Perbandingan keefektifan metode guided discovery setting STAD dan metode ekspositori ditinjau dari motivasi belajar matematika siswa Sebelum kita menguji perbandingan keefektifan kedua metode, terlebih dahulu kita menguji ada atau tidaknya perbedaan rata-rata dari kedua kelas. Uji beda rata-rata ini dapat dilakukan apabila asumsi normalitas dan homogenitas telah terpenuhi sebelumnya. Untuk data yang diperoleh dari hasil pengukuran motivasi dan prestasi belajar, asumsi-asumsi ini telah terpenuhi sebagaimana telah diuraikan sebelumnya. Dikarenakan asumsi-asumsi tersebut telah terpenuhi, maka analisis data dilakukan dengan menerapkan statistik dengan hipotesis motivasi awal belajar matematika sebagai berikut. : tidak terdapat perbedaan rata-rata skor awal motivasi belajar matematika pada kelas eksperimen dan kelas kontrol : terdapat perbedaan rata-rata skor awal motivasi belajar matematika pada kelas eksperimen dan 83 kelas kontrol Hipotesis yang digunakan untuk uji rata-rata pretest prestasi belajar adalah sebagai berikut. : tidak terdapat perbedaan nilai rata-rata pretest prestasi belajar matematika pada kelas eksperimen dan kelas kontrol : terdapat perbedaan nilai rata-rata pretest prestasi belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol Kriteria keputusan pengujian hipotesis tersebut adalah ditolak jika nilai signifikasi lebih kecil dari 0,05. Berikut hasil uji beda rata-rata kemampuan awal, baik motivasi maupun prestasi belajar dengan bantuan SPSS versi 21.0 Tabel 17. Hasil Uji Beda Rata-Rata antara Kelompok Eksperimen dan Kontrol Sebelum Perlakuan Variabel Kelompok Rata-Rata Nilai Signifikasi Motivasi Eksperimen 72,34 0,169 Kontrol 74,94 Prestasi Eksperimen 43,88 0,875 Kontrol 43,00 Berdasarkan hasil perhitungan uji beda rata-rata motivasi dan prestasi belajar pada kedua kelas sebelum perlakuan yang disajikan pada tabel 17, diperoleh nilai signifikasi dari variabel motivasi yaitu 0,169 dan variabel prestasi yaitu 0,875. Nilai signifikasi tersebut lebih dari 0,05, artinya diterima. Jadi, tidak terdapat perbedaan rata-rata antara kelas eksperimen maupun kelas kontrol dari masing- 84 masing variabel motivasi maupun prestasi. Hal tersebut berarti kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki tingkat motivasi belajar dan kemampuan awal yang sama. Selanjutnya akan diuji rata-rata dari motivasi akhir dan nilai posttest . Pada uji prasyarat analisis, asumsi normalitas dan homogenitas untuk motivasi akhir dan nilai posttest telah terpenuhi. Sehingga analisis data dilakukan dengan menerapkan analisis uji selanjutnya. Hipotesis yang digunakan untuk uji rata-rata motivasi akhir belajar matematika adalah sebagai berikut. : tidak terdapat perbedaan rata-rata skor akhir motivasi belajar matematika pada kelas eksperimen dan kelas kontrol : terdapat perbedaan rata-rata skor akhir motivasi belajar matematika pada kelas eksperimen dan kelas kontrol Hipotesis yang digunakan untuk uji rata-rata posttest prestasi belajar adalah sebagai berikut : tidak terdapat perbedaan nilai rata-rata posttest prestasi belajar matematika pada kelas eksperimen dan kelas kontrol : terdapat perbedaan nilai rata-rata posttest prestasi belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol 85 Kriteria keputusan pengujian hipotesis tersebut adalah ditolak jika nilai signifikasi lebih kecil dari 0,05. Berikut hasil uji beda rata-rata motivasi akhir dan posttest dengan bantuan SPSS versi 21.0 Tabel 18. Hasil Uji Beda Rata-Rata antara Kelompok Eksperimen dan Kontrol Setelah Perlakuan Variabel Kelompok Rata-Rata Nilai Signifikasi Motivasi Eksperimen 80,81 0,029 Kontrol 75,94 Prestasi Eksperimen 85,00 0,040 Kontrol 79,63 Berdasarkan hasil perhitungan uji beda rata-rata motivasi dan prestasi belajar pada kedua kelas setelah perlakuan yang disajikan pada tabel 18 di atas, diperoleh nilai signifikasi dari variabel motivasi yaitu 0,029 dan variabel prestasi yaitu 0,040. Nilai signifikasi tersebut kurang dari 0,05, artinya ditolak. Jadi, terdapat perbedaan rata-rata antara kelas eksperimen maupun kelas kontrol dari masing-masing variabel motivasi maupun prestasi. Sehingga perlu adanya uji lanjutan untuk uji hipotesis kelima dan keenam. Uji hipotesis kelima adalah perbandingan keefektifan pembelajaran dengan metode guides discovery setting STAD ditinjau dari motivasi belajar matematika siswa. Pengujian hipotesis ini menggunakan uji independent sample t-test dengan nilai siginifikasi  = 0,05. Kriteria keputusan pengujian hipotesis ini adalah 86 ditolak jika nilai signifikasi kurang dari 0,05. Berikut rumusan hipotesisnya. : pembelajaran dengan metode Guided Discovery setting STAD tidak lebih efektif dibandingkan dengan metode ekspositori ditinjau dari motivasi belajar matematika atau keduanya memiliki efektivitas yang sama : pembelajaran dengan metode Guided Discovery setting STAD lebih efektif dibandingkan dengan metode ekspositori ditinjau dari motivasi belajar matematika siswa Nilai signifikasi hasil pengujian hipotesis ini dengan bantuan software SPSS adalah 0,029, yaitu kurang dari 0,05. Artinya ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan metode Guided Discovery setting STAD lebih efektif dibandingkan dengan metode ekspositori ditinjau dari motivasi belajar matematika siswa. Hasil output SPSS pengujian rata-rata dan hipotesis secara lengkap bisa dilihat di lampiran halaman 450. 6 Perbandingan keefektifan metode guided discovery setting STAD dan metode ekspositori ditinjau dari prestasi belajar matematika siswa Uji hipotesis keenam adalah perbandingan keefektifan pembelajaran dengan metode guided discovery setting STAD 87 ditinjau dari prestasi belajar matematika siswa. Pengujian hipotesis ini menggunakan uji independent sample t-test dengan nilai siginifikasi  = 0,05. Kriteria keputusan pengujian hipotesis ini adalah ditolak jika nilai signifikasi kurang dari 0,05. Berikut rumusan hipotesisnya. : pembelajaran dengan metode Guided Discovery setting STAD tidak lebih efektif dibandingkan dengan metode ekspositori ditinjau dari prestasi belajar matematika atau keduanya memiliki efektivitas yang sama : pembelajaran dengan metode Guided Discovery setting STAD lebih efektif dibandingkan dengan metode ekspositori ditinjau dari prestasi belajar matematika siswa Nilai signifikasi hasil pengujian hipotesis ini dengan bantuan software SPSS adalah 0,040, yaitu kurang dari 0,05. Artinya ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan metode Guided Discovery setting STAD lebih efektif dibandingkan dengan metode ekspositori ditinjau dari prestasi belajar matematika siswa. Hasil output SPSS pengujian hipotesis keenam secara lengkap bisa dilihat di lampiran halaman 456. 88

B. Pembahasan

Permasalahan dalam penelitian ini adalah mengenai keefektifan pembelajaran matematika dengan metode Guided Discovery setting STAD dan metode ekspositori terhadap motivasi dan prestasi belajar matematika siswa kelas VIII SMP. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Pakem dengan mengambil sampel kelas VIIIC sebagai kelas kontrol yang menerapkan metode ekspositori dan kelas VIIID sebagai kelas eksperimen yang menerapkan metode guided discovery setting STAD. Materi yang diajarkan untuk kedua kelas pada penelitian ini adalah garis singgung lingkaran. Pada analisis data motivasi awal dan pretest yang dilakukan dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa kedua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol, berdistribusi normal dan mempunyai variansi yang homogen. Hal ini menunjukkan bahwa sampel berasal dari kondisi atau keadaan yang sama, dengan kata lain siswa pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol memiliki motivasi dan kemampuan awal yang sama.

1. Keefektifan metode guided discovery setting STAD ditinjau dari motivasi

belajar matematika siswa Sebelumnya telah dihipotesiskan bahwa diduga pembelajaran matematika dengan metode guided discovery setting STAD efektif jika ditinjau dari motivasi belajar siswa. Hal tersebut terbukti berdasarkan uji hipotesis dengan nilai signifikasi 0,05 yang telah dibahas sebelumnya. Pada variabel motivasi belajar diperoleh nilai signifikasi kurang dari 0,05, yakni variabel motivasi pada kelas eksperimen ini memperoleh nilai signifikasi

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Konsep Jaringan Tumbuhan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA MA Jamiyyah Islamiyah Pondok Aren Tangerang Tahun Ajaran 2012-2013)

1 6 287

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

Komparasi hasil belajar metode teams games tournament (TGT) dengan Student Teams Achievement Division (STAD) pada sub konsep perpindahan kalor

0 6 174

Perbedaan Hasil Belajar Biologi Antara Siswa yang Diajar dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan TGT (Penelitian Kuasi EKsperimen di SMAN 1 Bekasi))

0 42 0

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DAN Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Dengan Strategi Student Team Achievement Division (STAD) Dan Make A Match Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinja

0 5 15

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DAN Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Dengan Strategi Student Team Achievement Division (STAD) Dan Make A Match Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinja

0 3 17

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) Eksperimen Pembelajaran Matematika Dengan Model Pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) Dan Snowball Throwing Terhadap Hasil Belajar Matem

0 2 23

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN SAINTIFIK DENGAN SETTING PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN JIGSAW DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP KELAS VII.

3 14 368