Prinsip Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia Dini

13 Berdasarkan uraian di atas, perkembangan motorik kasar adalah proses perubahan kemampuan anak dalam gerakan yang melibatkan otot-otot besar sebagai gerakan dasar untuk melakukan berbagai gerakan seperti otot tangan, kaki, dan seluruh tubuh anak. Dalam melakukan gerakan motorik kasar dapat berjalan dengan baik maka pendidik harus memperhatikan beberapa prinsip perkembangan motorik kasar pada anak usia dini.

2. Prinsip Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia Dini

Prinsip utama perkembangan motorik menurut Malina dan Bouchard Martini Jamaris, 2006: 10-13 adalah sebagai berikut: a kematangan, b urutan, c motivasi, d pengalaman dan latihan atau praktik. a. Kematangan syaraf Awalnya syaraf-syaraf yang ada di pusat susunan syaraf belum berkembang dan berfungsi sesuai dengan fungsinya dalam mengontrol gerakan motorik. Namun, sejalan dengan perkembangan fisik dan usia anak, syaraf-syaraf yang berfungsi mengontrol gerakan motorik mengalami proses neurological maturation kematangan neurologis. Syaraf-syaraf yang telah mencapai kematangannya maka akan dapat mengontrol dan menstimulasi berbagai kegiatan motorik yang dilakukan anak secara luas. b. Urutan Proses perkembangan fisiologis manusia berlangsung secara berurutan. Pertama, pembedaan yang mencakup perkembangan secara perlahan dari gerakan motorik kasar yang belum terarah dengan baik kepada gerakan yang lebih terarah sesuai dengan fungsi gerakan motorik kasar. Kedua, keterpaduan 14 yaitu kemampuan dalam menggabungkan gerakan motorik yang saling berlawanan dalam koordinasi gerakan yang baik, seperti berlari dan berhenti. c. Motivasi Seorang anak yang telah mencapai kematangan motoriknya pertanda bahwa anak telah siap melakukan berbagai kegiatan yang melibatkan aktivitas motorik. Bahkan anak akan termotivasi untuk melakukan aktivitas motorik dalam lingkup yang luas. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas fisiologis anak meningkat tajam dan anak seakan tidak mau berhenti melakukan aktivitas fisik, baik motorik kasar maupun motorik halus. Motivasi yang datang dari dalam diri anak perlu didukung dengan motivasi yang datang dari luar. Misalnya, memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan berbagai aktivitas motorik dan menyediakan berbagai sarana dan prasarana yang dibutuhkan anak. d. Pengalaman dan latihan Seiring dengan kesiapan dan motivasi tinggi anak dalam melakukan aktivitas fisik. Anak juga memerlukan berbagai kesempatan dan pengalaman yang dapat meningkatkan keterampilan motorik anak secara optimal. Hal tersebut dapat dilakukan dengan melakukan berbagai kegiatan bermain, di antaranya: melompat berulang-ulang, berlari mengelilingi ruangan atau halaman, bergelantungan. Prinsip perkembangan motorik anak usia dini menurut Hurlock 1978: 151-153 adalah sebagai berikut: a perkembangan motorik bergantung pada kematangan otot dan syaraf, b belajar keterampilan motorik tidak terjadi 15 sebelum anak matang, c perkembangan motorik mengikuti pola yang dapat diramalkan, d menentukan norma perkembangan motorik, e perbedaan individu dalam laju perkembangan motorik. a. Perkembangan motorik bergantung pada kematangan otot dan syaraf Perkembangan bentuk kegiatan motorik yang berbeda sejalan dengan perkembangan daerah sistem syaraf yang berbeda. Hal ini mengakibatkan anak belum dapat menguasai gerakan-gerakan yang terampil sebelum mekanisme otot dan syaraf anak berkembang. Misalnya, untuk dapat berjalan maka otot-otot kaki harus sudah siap untuk menopang tubuh anak dan saraf yang terlibat dengan kemampuan berjalan harus sudah matang. b. Belajar keterampilan motorik tidak terjadi sebelum anak matang Mengajarkan atau anak belajar keterampilan motorik sendiri tidak akan berpengaruh dalam jangka waktu panjang, namun hanya akan menghasilkan beberapa keuntungan sementara. Hal ini terjadi jika sistem syaraf dan otot anak belum berkembang dengan baik, walaupun gerakan tersebut diprakarsai oleh anak sendiri. Misalnya, anak yang baru berusia 3 tahun sudah dipaksa untuk belajar menulis dan membaca maka usaha tersebut akan sia-sia seandainya berhasil tentu akan menimbulkan dampak kurang baik terhadap psikologis anak. c. Perkembangan motorik mengikuti pola yang dapat diramalkan Perkembangan motorik mengikuti hukum arah perkembangan yaitu dengan urutan perkembangan dari kepala ke kaki. Lebih jelasnya, pola perkembangan motorik dimulai dari perubahan kegiatan umum ke kegiatan 16 khusus yang lebih dikenal dengan motorik kasar ke motorik halus. Dimana gerakan kasar membuka jalan untuk memperhalus gerakan yang hanya melibatkan otot dan anggota badan. Menurut Siti Aisyah, dkk 2008: 4.41 perkembangan motorik bergantung pada perkembangan sebelumnya. Hal ini dimaksudkan bahwa perkembangan sebelumnya melandasi perkembangan berikutnya dan perkembangan sebelumnya mempengaruhi perkembangan selanjutnya. d. Menentukan norma perkembangan motorik Perkembangan motorik melalui pola yang diramalkan dapat menentukan norma perkembangan motorik. Norma tersebut dapat digunakan sebagai petunjuk bagi orangtua atau pendidik untuk mengetahui perkembangan motorik apa yang diharapkan dan pada usia berapa perkembangan motorik dapat diharapkan atau muncul. Petunjuk tersebut juga dapat digunakan untuk melihat norma perkembangan anak. Misalnya, anak usia 15 bulan sudah dapat berjalan sendiri, namun ada anak berusia 2 tahun belum dapat berjalan sendiri maka dapat dikatakan bahwa anak tersebut mengalami keterlambatan dan mungkin ada faktor yang mempengaruhi keterlambatannya. e. Perbedaan individu dalam laju perkembangan motorik Perkembangan motorik mengikuti pola yang sama untuk semua anak. Namun pada dasarnya menurut Siti Aisyah, dkk 2008: 4.42 setiap individu memiliki laju perkembangan yang berbeda antara anak yang satu dengan anak yang lainnya. Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor baik dari dalam diri anak, keturunan, dan lingkungan. Faktor tersebut dapat 17 mempercepat laju perkembangan motorik, sebagian lagi dapat memperlambat laju perkembangan motorik. Misalnya, anak yang sama-sama berusia 4 tahun belum tentu lanju perkembangan motoriknya sama. Anak “A” mungkin sudah dapat menulis dengan baik, sedangkan anak “B” belum dapt memegang pensil dengan benar. Jadi prinsip perkembangan motorik anak usia dini adalah tahap perkembangan gerak motorik anak baik motorik kasar maupun motorik halus dipengaruhi oleh kematangan otot dan syaraf yang mengikuti pola perkembangan motorik serta adanya dukungan dan pengalaman anak dari lingkungan sekitar dalam menguasai gerak motorik baik motorik kasar maupun motorik halus. Agar perkembangan motorik kasar dapat membantu anak dalam aktivitas sehari-harinya maka ada beberapa tujuan dan fungsi dari perkembangan motorik kasar untuk nak usia dini.

3. Tujuan dan Fungsi Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia Dini