perusahaan. Hal ini akan dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan yang sangat berguna untuk menyusun rencana – rencana anggaran selanjutnya secara
lebih matang dan akurat.
2.2.1.2. Macam – macam Anggaran
Dalam perusahaan industri terdapat bermacam – macam anggaran Munandar, 1996: 33 yaitu :
1. Anggaran penjualan adalah anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci
tentang penjualan perusahaan selama periode yang akan datang. 2.
Anggaran produksi adalah anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci tentang kegiatan – kegiatan perusahaan di bidang produksi selama periode yang
akan datang. 3.
Anggaran biaya administrasi adalah anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci biaya – biaya kantor administrasi selama periode yang akan datang.
4. Anggaran persediaan adalah anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci tentang persediaan barang selama periode yang akan datang.
2.2.1.3. Faktor – Faktor Penyusunan Anggaran
Menurut Nafarin 2000: 9 faktor – faktor dalam penyusunan anggaran antara lain :
a. Pengetahuan tentang tujuan dan kebijakan umum perusahaan.
b. Data – data waktu yang lalu.
c. Kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi.
d. Mengetahui tentang taktik, strategi persaingan dan gerak gerik pesaing. e.
Kemungkinan adanya perubahan kebijakan pemerintah. f.
Penelitian untuk mengembangkan perusahaan.
2.2.1.4. Kelemahan – Kelemahan Anggaran
Beberapa kelemahan anggaran Nafarin, 2000: 13 adalah : 1. Anggaran dibuat berdasarkan taksiran dan anggapan sehingga mengandung unsur
ketidakpastian. 2. Menyusun anggaran yang cermat memerlukan waktu, uang dan tenaga yang tidak
sedikit. 3.
Bagi pihak yang merasa dipaksa untuk melaksanakan anggaran dapat mengakibatkan mereka menggerutu dan menentang, sehingga anggaran tidak akan
efektif.
2.2.1.5. Keuntungan Pemakaian Anggaran
Menurut Supriyono 1999: 344 perencanaan laba atau penganggaran mempunyai beberapa keuntungan :
1. Tersedia suatu pendekatan disiplin untuk menyelesaikan masalah.
2. Membantu manajemen membuat studi awal terhadap masalah – masalah
yang dihadapi oleh suatu organisasi dan membiasakan manajemen untuk mempelajari dengan seksama masalah tersebut sebelum diambil keputusan.
3. Menyediakan cara – cara untuk memformulasikan usaha perencana.
4. Menutup kemacetan potensial sebelum kemacetan tersebut terjadi.
5. Mengembangkan iklim “profitminded” dalam perusahaan, mendorong sikap
kesadaran terhadap pentingnya biaya dan memaksimalkan pemanfaatan sumber – sumber perusahaan.
6. Membantu mengkoordinasi dan mengintegrasikan penyusunan rencana operasi berbagai segmen yang ada pada organisasi, sehingga keputusan
final dan rencana – rencana tersebut dapat diintregrasi dan komperhensif. 7. Memberikan kesempatan kepada organisasi untuk meninjau kembali secara
sistematis terhadap kebijakan dan pedoman dasar yang sudah ditentukan.
2.2.1.6. Karakteristik Anggaran