109 telah ditunjukkan oleh anak membuktikan bahwa penanaman nilai-nilai karakter
di TK Cahaya Bangsa Utama sudah efektif dilakukan. Hal ini juga terlihat dari catatan wawancara sebagai berikut:
“Sudah efektif, saya pikir penanaman nilainya sudah bagus.” CW.07.2 “Contohnya dia bisa ganti baju sendiri, kalau dibilang untuk mandi sendiri
anak bisa mandi sendiri. Dirumah kan ada tempat buku, kalau anak mau membaca buku anak mengambil sendiri kalau sudah dikembaliin ke tempat
semula. CW.07.6
Dapat diketahui bahwa penanaman nilai-nilai karakter pada anak di sekolah telah menghasilkan perilaku anak yang mampu menerapkan nilai-nilai yang anak
miliki baik selama proses pembelajaran maupun perilaku yang ditunjukkan dirumah.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai karakter yang ditanamkan sekolah pada anak kelompok Caterpillar adalah Religius, jujur, tanggung jawab, kreatif,
gemar membaca, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, toleransi, bersahabat, peduli sosial, peduli lingkungan, cinta damai, disiplin, mandiri,
demokratis, kerja keras, serta menghargai prestasi. Nilai-nilai yang ditanamkan di sekolah dirasa sudah efektif dengan juga diterapkannya nilai karakter pada anak di
rumah oleh beberapa orangtua.
6. Pihak yang Berperan Dalam Penanaman Nilai Karakter
Penanaman nilai-nilai karakter di TK Cahaya Bangsa Utama tidak terlepas dari beberapa pihak yang terlibat di dalamnya. Berdasarkan hasil wawancara yang
diperoleh menyebutkan bahwa pihak yang berperan dalam penanaman nilai-nilai
110 karakter pada kelompok Caterpillar adalah semua pihak sekolah yaitu guru,
kepala sekolah, dan orangtua. Berikut merupakan hasil catatan wawancaranya: “Semua unsur di sekolah, orangtua juga. Karena visi misi sekolah, jadi
semua unsur sekolah terlibat di dalamnya. ” CW.01.8
“Pihak-pihak yang berperan dalam penanaman nilai adalah semua yang bertemu dengan anak membentuk anak dari keluarga, lingkungan, gurunya.
” CW.04.8
Pihak yang berperan dalam penanaman nilai-nilai karakter adalah guru. Guru dalam penanaman nilai karakter berperan sebagai fasilitator dan motivator
bagi anak. Catatan hasil wawancara yang mendukung adalah sebagai berikut: “Kalau guru lebih ke fasilitator, memfasilitasi anak, juga sebagai teladan
bagi anak. Kita memberikan contoh langsung ke anak..” CW. 04.9 Guru sebagai fasilitator juga dapat dilihat dari hasil catatan lapangan
dibawah ini: “Ada salah satu anak yang kurang paham dengan isi cerita dari buku
tersebut, anak
langsung menghampiri
salah satu
guru untuk
menanyakannya. Setelah selesai bertanya anak mengucapkan terima kasih pada gurunya.CL 2
“...guru adalah sebagai guide atau semacam fasilitator. Guru menerapkan dikelas seperti guide untuk menggunakan gambar-gambar dikelas berarti
guru harus
melakukannya. Yang
mengajarkan, yang
evaluasi gurunya.
”CW.01.9 Berhubungan dengan display kelas yang dilakukan oleh guru, ruang kelas
disusun dengan penuh gambar-gambar yang berhubungan penanaman nilai. Personal goals juga ditempelkan pada dinding kelas Caterpillar. CD 22
Kepala sekolah bertugas sebagai pengemban misi yang dilakukan dengan memberikan training kepada guru dan melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan di lapangan. Berikut merupakan hasil catatan wawancaranya
111 “Peran untuk kepala sekolah yaitu sebagai pengemban misi sebagai kepala
sekolah kepala sekolah, sebelumya kepala sekolah sudah mengikuti training di Malaysia tentang IPC salah satunya adalah tentang kurikulum dan salah
satu poin yang ada di IPC yaitu personal goals, kepala sekolah wajib memberikan training IPC yang salah satunya tentang personal goals,
kemudian bagaimana penerapannya, guide guru, classroom display bagaimana, untuk TK dengan display yang ada gambarnya karena anak
belum bisa membaca, gambarnya juga harus menarik dan berwarna, bagaimana waktu evaluasi harus dicek ini diterapkan tidak di kelas, apakah
buku-bukunya menunjang di library, kalau ada pengadaan lagi apakah ada dana. Itu merupakan beberapa tugas kepala sekolah.
” CW.01.9 “...kepala sekolah lebih ke sebagai pengawasnya.” CW.04.9
“guru meletakkan daily activity plan di ruang kepala sekolah sebagai bentuk laporan kegiatan yang telah dilakukan pada hari ini.“ CL 7
Penanaman nilai karakter juga membutuhkan peran orangtua di dalamnya. Orangtua yang merupakan orang yang terdekat dengan anak memiliki peran
penting dalam penanaman nilai-nilai karakter pada anak. Keterlibatan orangtua yang menjadi salah satu misi sekolah menjadikan sekolah menganggap bahwa
orangtua merupakan seseorang yang sangat penting dan dibutuhkan dalam membentuk anak. Diawal tahun ajaran baru, orangtua dikumpulkan dan mendapat
Parents Handbook yang berisi tentang semua tentang sekolah serta aturan yang perlu dipatuhi oleh anak atau dapat dikatakan sebagai buku panduan untuk
orangtua. CD 07.4 Hal tersebut terlihat dari hasil catatan wawancara sebagai berikut:
“.....peran orangtua juga penting, ibaratnya sebelum anak sekolah pasti sudah ditanamkan nilai. Di sekolah guru melanjutkannya.” CW.04.9
“saya mendukung anak, kalau di sekolah mengajarkan sebisa mungkin saya lakukan dirumah. Pinginnya seimbang, kalau di sekolah apa-apa harus
sendiri sa ya lakukan sebisa mungkin.” CW. 07.3
112 Dapat diketahui bahwa dalam penanaman nilai-nilai karakter pada anak
dibutuhkan adanya peran orangtua. Peran orangtua dalam penanaman nilai-nilai karakter diharapkan mampu mengimbangi apa yang telah diajarkan oleh sekolah
pada anak dan diterapkan pula di rumah. Sehingga terjadi sinkronisasi perilaku yang ditunjukkan anak baik di sekolah maupun di rumah.
Dapat disimpulkan bahwa pihak yang terlibat dalam penanaman nilai karakter di adalah guru, serta kepala sekolah, serta orangtua. Masing-masing
pihak tersebut memiliki peran masing-masing yang penting dalam penanaman nilai. Pada dasarnya, lingkungan yang dekat ataupun berhubungan dengan anak
memegang peran penting dalam penanaman nilai. Anak berusaha memahami segala sesuatu yang anak lihat dan anak dengar melalui panca inderanya.
7. Metode yang Digunakan dalam Penanaman Nilai-Nilai Karakter pada