e. Nyeri dirasakan sebagai kram yang hilang timbul atau sebagai nyeri
tumpul yang terus menerus. f. Terkadang disertai rasa mual, muntah, pusing atau pening.
2.6 Klasifikasi dan Karakteristik Gejala Dysmenorrhea
Menurut Jones 2001, dysmenorrhea berdasarkan penyebabnya diklasifikasikan menjadi dua yaitu :
2.6.1 Dysmenorrhea primer
Dysmenorrhea primer merupakan nyeri haid tanpa kelainan anatomis genitalis yang dapat diidentifikasi.
Dysmenorrhea primer timbul pada masa remaja, yaitu sekitar usia 2-3 tahun setelah menarche dan
mencapai maksimal antara usia 15-25 tahun. Akan tetapi, dysmenorrhea primer juga mengenai sekitar 50-70 wanita yang masih menstruasi.
Dysmenorrhea primer diduga sebagai akibat dari pembentukan
prostaglandin yang berlebih, yang menyebabkan uterus untuk berkontraksi secara berlebihan dan juga mengakibatkan vasospasme anteriolar. Nyeri
dymenorrhea primer seperti mirip kejang spasmodik, yang dirasakan pada perut bagian bawah area suprapubik dan dapat menjalar ke paha dan
pinggang bawah dapat juga disertai dengan mual, muntah, diare, nyeri kepala, nyeri pinggang bawah, iritabilitas, rasa lelah dan sebagainya. Nyeri
mulai dirasakan 24 jam saat menstruasi dan bisa bertahan selama 48-72 jam Baradero, 2006 Suzannec, 2001.
Universitas Sumatera Utara
2.6.2 Dysmenorrhea sekunder
Dysmenorrhea sekunder merupakan nyeri haid sebelum menstruasi yang disertai kelainan anatomis genitalis. Dysmenorrhea
sekunder terjadi pada wanita berusia 30-45 tahun dan jarang sekali terjadi sebelum usia 25 tahun. Nyeri dysmenorrhea sekunder dimulai 2 hari atau
lebih sebelum menstruasi, dan nyerinya semakin hebat serta mencapai puncak pada akhir menstruasi yang bisa berlangsung selama 2 hari atau
lebih. Secara umum, nyeri datang ketika terjadi proses yang mengubah tekanan di dalam atau di sekitar pelvis, perubahan atau terbatasnya aliran
darah, atau karena iritasi peritoneum pelvis. Proses ini berkombinasi dengan fisiologi normal dari menstruasi sehingga menimbulkan ketidaknyamanan.
Ketika gejala ini terjadi pada saat menstruasi, proses ini menjadi sumber rasa nyeri. Penyebab dysmenorrhea sekunder seperti: endometriosis,
adenomiosis, radang pelvis, sindrom menoragia, fibroid dan polip dapat pula disertai dengan dispareuni, kemandulan, dan perdarahan yang
abnormal. Karakteristik Gejala dysmenorrhea berdasarkan derajat nyerinya menurut
Manuaba 2001 dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu:
2.6.3 Dysmenorrhea ringan