2.2 KAJIAN EMPIRIS
Penelitian oleh Budianti, dkk 2014 dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI Team Assisted Individualization untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Sains pada Siswa Kelas IV SDN 3 Labuan Panimba. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pra tindakan
diperoleh daya serap siswa 53 dan ketuntasan belajar klasikal 42, pada tindakan siklus I diperoleh daya serap siswa 67 dan ketuntasan klasikal 71
perolehan ini meningkat pada tindakan siklus II dengan perolehan daya serap siswa mencapai 84 sedangkan ketuntasan belajar klasikal mencapai 84. Hal
ini berarti pembelajaran pada siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan dengan nilai daya serap inividu minimal 65 dan ketuntasan
belajar klasikal sudah mencapai indikator keberhasilan minimal yaitu 80. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe TAI dapat meningkatkan kemampuan siswa pada mata pelajaran SAINS di kelas IV SDN No. 3 Labuan Panimba.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Suarnovitarini 2012 dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Team Assisted Individualization Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi Siswa Kelas XI IS 2 di SMA Negeri 1 Sukasada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1
Terdapat peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini terlihat dari ketuntasan klasikal siswa yang diperoleh pada siklus I sebesar 64,29, dan pada siklus II sebesar
82,14. Hasil belajar ini mengalami peningkatan sebanyak 17,85. 2 rata-rata respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran TAI tergolong positif yaitu
sebesar 44,96. Peneliti menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran TAI pada mata pelajaran TIK dapat meningkatkan hasil belajar dan mendapatkan
respon positif dari siswa. Sementara itu, penelitian Nuryani dan Wijayanti 2013 dengan judul
Penerapan Model Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization TAI pada Submateri Fungsi dan Korespondensi Satu-Satu di Kelas VIII SMPIT Al-Uswah
Surabaya. Hasil penelitian yang diperoleh menjelaskan bahwa kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran termasuk tingkat kemampuan baik dengan skor
3,0; aktivitas siswa dalam pembelajaran paling banyak dilakukan adalah mendengarkan memperhatikan penjelasan guru sebesar 24,81 dan aktivitas
yang paling sedikit dilakukan adalah perilaku siswa yang tidak relevan dengan KBM sebesar 4,56; hasil belajar siswa yang dilihat dari ketuntasan belajar siswa
adalah tidak tuntas yaitu sebesar 69,57 sebanyak 6 siswa yang tidak tuntas dan respon siswa terhadap proses pembelajaran adalah negatif yaitu sebesar 48,63
untuk respon siswa terhadap perangkat pembelajaran dan 57,89 untuk respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran.
Setiawan, dkk 2014 dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teams Assisted Individualization TAI untuk Meningkatkan Interaksi
Sosial dan Prestasi Belajar Siswa pada Materi Hidrolisis Kelas XI IPA Semester Genap SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran 20132014. Hasil penelitian
menunjukan bahwa
penerapan model
pembelajaran Teams
Assisted Individualization TAI dapat meningkatkan interaksi sosial dan prestasi belajar
siswa pada materi hidrolisis. Ketercapaian keberhasilan aspek interaksi sosial
pada siklus I adalah 77,64, sedangkan pada siklus II adalah 79,15. Peningkatan prestasi belajar dapat dilihat pada aspek kognitif dan afektif. Pada
aspek kognitif, ketuntasan belajar siswa sebesar 75 pada siklus I, dan pada siklus II mencapai 88,89. Untuk aspek afektif, pada siklus I ketercapaian
indikator mencapai 81,25, dan pada siklus II mencapai 83,45. Penelitian oleh Vitria, dkk 2014 dengan judul Penerapan Metode
Pembelajaran Kooperatif Team Assisted Individualization TAI Dilengkapi Handout untuk Meningkatkan Kualitas Proses dan Prestasi Belajar Siswa pada
Materi Larutan Penyangga Kelas XI IPA 4 SMAN 2 Karanganyar Tahun Pelajaran 20132014. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan
metode pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization TAI dilengkapi Handout dapat meningkatkan kualitas proses siswa pada materi larutan
penyangga. Hal ini dapat dilihat dalam pelaksanaan siklus I diperoleh presentase keaktifan siswa sebesar 72,5 dan pada siklus II meningkat menjadi 82,3.
Prestasi belajar kognitif pada siklus I diperoleh presentase sebesar 55,8 dan pada siklus II meningkat menjadi 79,4. Sedangkan prestasi belajar afektif pada
siklus I diperoleh presentase sebesar 76,2 dan pada siklus II meningkat menjadi 82,1.
Penelitian Gillies, R. 2014 dengan judul “Cooperative Learning: Developments in Research
” menunjukkan bahwa dengan pembelajaran kooperatif siswa mendapat banyak keuntungan ketika mereka memiliki kesempatan untuk
berinteraksi dengan yang lain, mendengarkan apa yang orang lain katakan, berbagi ide dan informasi, mengajukan pertanyaan, ide-ide, kritik terhadap orang
lain, dan menggunakan informasi yang didapatkan untuk memecahkan masalah secara bersama-sama.
Penelitia n Gupta dan Pasrija 2012 yang berjudul “Cooperative
Learning: An Efficient Technique To Convert Students Into Active Learners in Classrooms
” menunjukkan bahwa strategi pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan proses pembelajaran di kelas yang dapat mendorong rasa ingin
tahu, kreativitas dan imajinasi siswa sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan menyenangkan.
Metha 2014 dengan judul “Implementation of Cooperative Learning in Science: A Developmental-cum-Experimental Study
” menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran
sains. Beberapa penelitian di atas sebagai pendukung penelitian Peningkatan
Kualitas Pembelajaran IPS Melalui Model Team Assisted Individualization TAI Berbantuan Media Grafis Pada Siswa Kelas IV SDN Tugurejo 01 Kota Semarang.
2.3 KERANGKA BERPIKIR