Kuantitatif TEKNIK ANALISIS DATA

pembelajaran, memperkuat data yang diperoleh dalam observasi sebagai masukan guru dalam melakukan refleksi. Catatan lapangan berisi tentang proses pembelajaran IPS melalui model Team Assisted Individualization TAI berbantuan media grafis dari awal hingga akhir.

3.7 TEKNIK ANALISIS DATA

Teknik analisis data yang digunakan adalah kuantitatif dan kualitatif.

3.7.1 Kuantitatif

Data kuantitatif berupa hasil belajar yang dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif dengan menentukan mean, median, modus, nilai terendah, nilai tertinggi dan ketuntasan belajar individual maupun klasikal yang ditampilkan dalam bentuk persentase. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut: a. Data hasil belajar siswa dianalisis dengan menggunakan rumus: skala 0-100 B = banyaknya butir y ang dijawab benar N = adalah banyaknya butir soal Poerwanti dkk, 2008: 6.3 b. Ketuntasan klasikal belajar siswa Menurut Djamarah dan Zain 2006: 107 keberhasilan proses mengajar itu dibagi atas beberapa tingkatan atau taraf. Tingkatan keberhasilan tersebut adalah sebagai berikut. a Istimewa maksimal apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu dapat dikuasai oleh siswa. b Baik sekali optimal apabila sebagian besar 76 s.d. 99 bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa. c Baik minimal apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60 s.d. 75 saja dikuasai oleh siswa. d Kurang apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60 dikuasai oleh siswa. Tabel 3.2 Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa dalam Persen Tingkat keberhasilan Kualifikasi 90 Istimewa 76 - 99 Baik sekali 60 - 75 Baik 60 Kurang Djamarah dan Zain, 2006: 107 Berdasarkan tingkatan keberhasilan tersebut, Djamarah dan Zain 2006: 108 menyebutkan bahwa: a apabila 75 dari jumlah siswa yang mengikuti proses belajar mengajar atau mencapai taraf keberhasilan minimal, optimal, atau bahkan maksimal, maka proses belajar mengajar berikutnya dapat membahas pokok bahasan yang baru; b apabila 75 atau lebih dari jumlah siswa yang mengikuti proses belajar mengajar mencapai taraf keberhasilan kurang di bawah taraf minimal, maka proses belajar mengajar berikutnya hendaknya bersifat perbaikan remedial. Ketuntasan klasikal belajar siswa dapat dianalisis dengan rumus: Aqib, 2010: 41 Tabel 3.3 Kriteria Ketuntasan Belajar Kriteria Ketuntasan Individual Kriteria Ketuntasan Klasikal Kualifikasi ≥ 70 ≥ 75 Tuntas 70 75 Tidak Tuntas sumber: KKM mata pelajaran IPS kelas IV SDN Tugurejo 01 Kriteria ketuntasan individu dapat diperoleh dengan langkah-langkah menurut Arikunto 2007: 294-295 berikut. a. Mengidentifikasi nilai tertinggi dan nilai terendah. b. Menentukan rentangan nilai yaitu mengurangkan nilai paling rendah dari nilai paling tinggi. c. Menentukan banyaknya kelas. K banyaknya kelas = 1+3,3 log n i lebar kelas = R:k d. Membuat distribusi frekuensi dengan lebar kelas dan banyaknya kelas interval. e. Memasukkan setiap nilai ke dalam kelas interval. Kriteria nilai tuntas yang digunakan ialah sangat baik, baik, dan cukup. Untuk menentukan interval dalam distribusi frekuensi ialah sebagai berikut. a. Nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendah adalah 70 b. Rentang nilai: R = nilai tertinggi-nilai terendah = 100-70 = 30 c. Banyaknya kelas: K = 3, karena menggunakan 3 kriteria ketuntasan. i = = = 10 Tabel 3.4 Kriteria Ketuntasan Hasil Belajar Skor Kriteria Kualifikasi 90 – 100 SB Tuntas 80 – 89 B Tuntas 70 – 79 C Tuntas 70 K Tidak Tuntas c. Menentukan Mean rerata kelas ̅ atau ̅ Awaluddin dkk, 2008: 2.5 ̅ = rerata hitung �X = jumlah semua data X = nilai tengah n = jumlah seluruh siswa f = frekuensi kelas d. Menghitung median Sugiyono, 2010: 53 Md = Median b = Batas bawah, dimana median akan terletak n = Banyak data jumlah sampel p = Panjang interval kelas F = Jumlah semua frekuensi sebelum kelas median f = Frekuensi kelas median

3.7.2 Kualitatif

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe team assisted individuallization (tai) terhadap pemahaman konsep matematika siswa kelas v sdi ummul quro bekasi

0 10 221

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI).

6 9 167

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL MIND MAPPING BERBANTUAN MEDIA POWER POINT PADA SISWA KELAS IV SDN TUGUREJO 01 KOTA SEMARANG

4 36 279

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN TUGUREJO 01 SEMARANG

0 12 296

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS V SDN BRINGIN 02 KOTA SEMARANG

0 2 348

PENERAPAN MODEL TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DENGAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn PADA SISWA KELAS IV SDN GUNUNGPATI 01 KOTA SEMARANG

1 7 386

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL COOPERATIVE SCRIPT BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN MANGKANGKULON 01 KOTA SEMARANG

0 14 264

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)BERBANTUAN MEDIA VISUALSISWA KELAS VB SDN TAMBAKAJI 04KOTA SEMARANG

4 32 250

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS V SDN MANGKANG KULON 02 KOTA SEMARANG

0 5 221

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL TWO STAY TWO STRAY BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SDN TUGUREJO 01 KOTA SEMARANG

0 24 337