21
3.1.2. Pencarian Informasi
Setelah tahap pengenalan kebutuhan, maka tahap selanjutnya dari proses pengambilan keputusan adalah pencarian informasi. Menurut Engel et al. 1995,
pencarian informasi adalah suatu aktivitas dari pengetahuan yang tersimpan dalam ingatan atau perolehan informasi dari lingkungan. Informasi dapat dicari dari
internal dan eksternal. Pencarian informasi dari internal adalah pencarian informasi dari ingatan
untuk melihat pengetahuan yang relevan dengan keputusan yang tersimpan di dalam ingatan jangka panjang, sedangkan pencarian informasi secara eksternal
merupakan pencarian informasi dari luar ingatan atau dari lingkungan sekitar. Pada umumnya pencarian informasi dilakukan dari internal terlebih dahulu
dengan cara mencari informasi dari ingatan setiap individu, bila informasi tersebut tidak ada atau tidak jelas, maka biasanya individu akan mencari informasi dari
eksternal. Menurut Kotler dan Keller 2009, sumber informasi eksternal dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu: sumber pribadi, sumber komersial,
sumber publik, dan sumber pengalaman.
3.1.3. Evaluasi Alternatif
Setelah informasi didapatkan, tahap selanjutnya dalam proses pengambilan keputusan pembelian adalah mencari alternatif. Evaluasi alternatif menurut Engel
et al . 1995 adalah sebagai salah satu proses dimana suatu alternatif pilihan
dievaluasi dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan hobiis. Proses evaluasi alternatif ada empat komponen dasar yang mempengaruhinya, yaitu: menentukan
kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi, menentukan alternatif pilihan, menilai kinerja alternatif, dan menerapkan kaidah keputusan untuk membuat
pilihan akhir. Kriteria evaluasi alternatif tidak lebih daripada dimensi atau atribut tertentu yang digunakan dalam menilai alternatif-alternatif pilihan. Kriteria yang
digunakan oleh hobiis selama pengambilan keputusan akan bergantung dengan pengaruh situasi, kesamaan alternatif pilihan, motivasi, keterlibatan dan
pengetahuan.
3.1.4. Keputusan Pembelian
Tahap terakhir dalam proses keputusan pembelian adalah tindakan pembelian. Pada tahap ini hobiis telah memikirkan apa yang akan hobiis beli, dan
22 sekarang merupakan proses pembelian barang itu sendiri. Menurut Engel et al.
1995 pembelian merupakan fungsi dari dua determinan, yaitu niat dan pengaruh lingkungan, dan atau perbedaan individu. Determinan kedua, situasi memiliki
pengaruh yang menonjol karena memiliki kepentingan khusus. Niat pembelian hobiis biasanya dapat digolongkan menjadi dua kategori,
yaitu : produk dan merek; kelas produk. Niat pembelian yang mencakup produk dan merek umumnya disebut sebagai pembelian yang terencana penuh dimana
pembelian yang terjadi merupakan hasil dari keterlibatan tinggi dan pemecahan masalah yang diperluas. Kategori kedua merupakan niat terencana walaupun
pilihan merek dibuat di tempat penjualan.
3.1.5. Evaluasi Hasil Pembelian
Setelah pembelian terjadi, hobiis akan mengevaluasi hasil pembelian yang dilakukannya. Evaluasi lebih jauh terjadi dalam bentuk pembandingan kinerja
produk atau jasa berdasarkan harapan, hasilnya adalah kepuasan atau ketidakpuasan. Kepuasan berfungsi untuk mengokohan loyalitas pembeli,
sementara ketidakpuasan menyebabkan keluhan, komunikasi lisan yang negatif dan upaya untuk menuntut ganti rugi melalui sarana hukum. Ini berarti bahwa
upaya mempertahankan pelanggan menjadi bagian yang penting dalam strategi pemasaran umumnya dan strategi promosi khususnya.
Memahami kebutuhan dan proses pembelian hobiis sangat penting dalam membuat strategi promosi yang efektif. Cara untuk memahami pembeli melalui
tahap-tahap pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian, para pemasar dapat
memperoleh petunjuk tentang bagaimana memenuhi kebutuhan hobiis. Memahami berbagai faktor dalam proses pembelian, para pemasar dapat
merancang program pemasaran yang efektif untuk pasar sasarannya.
3.1.6. Atribut Produk
Bagian-bagian yang berada didalam suatu produk, ataupun sifat-sifat yang terkandung di dalam produk dan bentuk fisik dari produk bisa disebut sebagai
karakteristik produk. Menurut Engel et al. 1995, karakteristik produk yang berfungsi sebagai atribut evaluatif selama pengambil keputusan disebut sebagai
atribut produk. Penilaian kinerja terhadap setiap atribut produk dapat
23 menggambarkan sikap hobiis terhadap produk tersebut dan mencerminkan
perilaku hobiis dalam membelanjakan dan mengkonsumsi suatu produk. Setiap hobiis memiliki pengetahuan berbeda tentang suatu atribut yang dimiliki dalam
sebuah produk bergantung dengan informasi yang didapat oleh hobiis, tingkat ketertarikan hobiis terhadap produk, dan tingkat pendidikan dari hobiis. Penentuan
atribut ikan arwana super red mengacu kepada konsep bauran pemasaran atau marketing mix
Kotler Keller, 2009 yang merupakan kumpulan variabel produk, harga, tempat, dan promosi.
Produk adalah tawaran yang dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan hobiis dalam bentuk fisik. Atribut produk dalam penelitian ini yaitu: keindahan
warna, anatomi yang sempurna, keunikan bentuk, tingkah laku, kelangkaan, dan citra yang dibawa oleh ikan arwana super red. Harga harus sesuai dengan
variabel-variabel produk yang dapat menjadi pertimbangan hobiis, hal ini dikarenakan harga yang dibayarkan hobiis terhadap produk yang dibeli
merupakan apresiasi hobiis terhadap kepuasan yang diperoleh dari proses pembelian tersebut. Tempat merupakan salah satu atribut yang mungkin tidak
terlalu dipikirkan oleh banyak orang, akan tetapi kenyamanan tempat pembelian akan menentukan proses pembelian. Promosi adalah cara yang dilakukan penjual
dalam jangka pendek untuk menarik perhatian hobiis, berhasil tidaknya promosi dapat dilihat dari tingginya tingkat preferensi hobiis terhadap produk yang
ditawarkan. Atribut dari ikan arwana dapat dibagi menjadi dua jenis yang given tidak
bisa dirubah dan yang masih bisa dirubah. Atribut-atribut yang given dari ikan arwana adalah perilaku atau tingkah laku, kelangkaan, dan citra yang dibawa oleh
ikan arwana, sedangkan atribut-atribut lain dari ikan arwana super red seperti keindahan warna, anatomi yang sempurna dapat dirubah dengan perlakuan-
perlakuan khusus. Keindahan warna dapat dipengaruhi oleh pemberian pakan yang kaya akan zat kitin seperti udang, kelabang, kecoa, dan jangkrik. Keindahan
warna juga bisa dipengaruhi oleh tanning atau penjemuran dimana ikan tersebut dijemur di bawah sinar matahari atau menggunakan alternatif sinar UV. Anatomi
yang sempurna juga bisa di lakukan. Terhadap sungut, dapat dilakukan pemotongan sungut sehingga sungut memiliki panjang yang sama, sirip dapat
24 diserit atau disobek, sehingga akan menjadi lebar, serta pemberian arus yang dapat
menyebabkan dayung dari ikan arwana akan bertambah panjang. Mata dapat dilatih sehingga tidak drop eyes dengan cara dimasukan ke dalam kolam yang
besar dan diberi warna gelap. Pemberian pakan yang berada di atas air seperti kodok, jangkrik, dan kecoa.
3.1.7. Preferensi Hobiis