Paparan Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran

78 pelaksanaan diketahui. Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan selama proses pembelajaran maka dilakukan refleksi kemudian adanya revisi untuk menentukan langkah perbaikan di siklus selanjutnya.

4.1.1.1 Paparan Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran

Selama pembelajaran berlangsung dilakukan pengamatan proses pembelajaran yang meliputi pengamatan terhadap performansi guru dan aktivitas belajar siswa. Pengamatan dilakukan menggunakan teknik non tes dengan menggunakan lembar pengamatan. Untuk mengamati performansi guru digunakan Alat Penilaian Kemampuan Guru APKG yang terdiri dari APKG I dan APKG II beserta deskriptornya. Deskriptor ini akan memudahkan pengamat dalam mengamati performansi guru. Untuk menilai performansi guru dalam perencanaan pembelajaran digunakan APKG I . Sedangkan APKG II untuk menilai performansi guru selama pelaksanaan pembelajaran berlangsung. Pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa dilakukan menggunakan lembar pengamatan aktivitas belajar. 4.1.1.1.1 Hasil Pengamatan Performansi Guru Dalam menilai performansi guru peneliti dibantu oleh guru kelas IV sebagai pengamat sedangkan peneliti sendiri bertindak sebagai guru yang diamati. Performansi guru dinilai dengan Alat Penilaian Kemampuan Guru APKG. Performansi guru dinilai mulai dari perencanaan pembelajaran sampai dengan pelaksanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran dinilai menggunakan APKG I. Data hasil pengamatan terhadap performansi guru dalam perencanaan pembelajaran siklus I pertemuan 1 dan 2 dapat dilihat pada tabel berikut ini : 79 Tabel 4.1 Data Hasil Pengamatan terhadap Perencanaan Pembelajaran Siklus I Berdasarkan Tabel 4.1, Kemampuan peneliti dalam merumuskan tujuan pembelajaran khusus dan dampak pengiring memperoleh skor rata-rata 3 sedangkan kemampuan untuk mengembangkan dan mengorganisasikan materi, media dan sumber belajar memperoleh skor rata-rata yang cukup baik yaitu 3,67. Selanjutnya kemampuan merencanakan skenario kegiatan pembelajaran dan dalam merancang pengelolaan kelas memperoleh skor rata-rata yang sama yaitu 3,50. Sementara itu, kemampuan untuk merencanakan prosedur, jenis, dan menyiapkan alat penilaian memperoleh skor rata-rata yang cukup tinggi yaitu 3,75. Adapun tampilan dokumen rencana pembelajaran memperoleh skor rata-rata 3,50. Keseluruhan skor yang diperoleh adalah 20,92. Setelah dilakukan pengolahan data maka diperoleh nilai performansi guru untuk perencanaaan No Indikator Siklus I Skor Pertemuan Skor Rata- rata 1 2 1. Merumuskan tujuan pembelajaran khusus dan dampak pengiring sesuai model pembelajaran STAD dengan media audio visual 3 3 3 2. Mengembangkan dan mengorganisasikan materi, media pembelajaran, dan sumber belajar 3,67 3,67 3,67 3. Merencanakan skenario kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran STAD dengan media audio visual 3,60 3,40 3,50 4. Merancang pengelolaan kelas 3,50 3,50 3,50 5. Merencanakan prosedur, jenis, dan menyiapkan alat penilaian 3,50 4 3,75 6. Tampilan dokumen rencana pembelajaran 3,50 3,50 3,50 Jumlah 20,77 21,07 20,92 Nilai 86,54 87,79 87,17 80 pembelajaran APKG I yaitu 87,17. Hal ini menandakan adanya perencanaan yang baik sebelum melaksanakan pembelajaran pada pertemuan 1 maupun pertemuan 2. Penilaian selanjutnya adalah penilaian terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dinilai menggunakan APKG II. Data hasil pengamatan terhadap performansi guru selama pelaksanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan 1 dan 2 dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.2 Data Hasil Pengamatan terhadap Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Berdasarkan Tabel 4.2, kemampuan peneliti dalam mengelola pembelajaran dan sumber belajar memperoleh skor 3,50. Hasil ini sama dengan perolehan skor pada kemampuan mengelola interaksi kelas dan dalam mendemonstrasikan kemampuan khusus pembelajaran IPA. Adapun dalam No Indikator Siklus I Skor Pertemuan Skor Rata-rata 1 2 1. Mengelola media pembelajaran dan sumber belajar 3,50 3,50 3,50 2. Melaksanakan kegiatan pembelajaran STAD dengan media audio visual 3,42 3,67 3,55 3. Mengelola interaksi kelas 3,60 3,40 3,50 4. Bersikap terbuka dan luwes serta membantu mengembangkan sikap positif siswa terhadap belajar 3,20 3,40 3,30 5. Mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam pembelajaran IPA 3,50 3,50 3,50 6. Melaksanakan evaluasi proses dan hasil belajar 4 4 4 7 Kesan umum kinerja gurucalon guru 3,25 3,25 3,25 Jumlah 24,47 24,72 24,60 Nilai 87,39 88,29 87,86 81 melaksanakan kegiatan model pembelajaran STAD dengan media audio visual peneliti memperoleh skor 3,55. Selanjutnya dalam bersikap terbuka dan luwes serta membantu mengembangkan sikap positif siswa terhadap belajar diperoleh skor 3,30. Skor sempurna diperoleh pada saat melaksanakan evaluasi proses dan hasil belajar. Peneliti dapat mengkondisikan siswa pada saat evaluasi belajar. untuk kesan umum kinerja guru calon guru memperoleh skor 3,25. Keseluruhan perolehan skor pada pelaksanaan pembelajaran siklus I adalah 24,60 yang kemudian setelah pengolahan data diperoleh nilai 87,86. Jadi pada APKG II ini diperoleh nilai 87,86. Perolehan nilai performansi guru pada siklus I merupakan nilai gabungan dari perolehan APKG I dan APKG II. Berikut ini data hasil rekapitulasi perolehan nilai APKG I dan APKG II : Tabel 4.3 Data Hasil Rekapitulasi Pengamatan Performansi Guru Siklus I Berdasarkan Tabel 4.3, perolehan nilai performansi guru dalam merencanakan pembelajaran ialah 87,17 sedangkan perolehan nilai pada pelaksanaan pembelajaran adalah 87,76. Dari kedua nilai tersebut selanjutnya diperoleh nilai akhir performansi guru pada siklus I yaitu 87,63 A. Nilai akhir diperoleh dengan menjumlahkan nilai APKG I yang dikalikan 1 dengan nilai No . Indikator Siklus 1 Nilai Keterangan 1. Kemampuan Merencanakan Pembelajaran APKG I 87,17 A 2. Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran APKG II 87,86 A Niai Akhir 87,63 A 82 APKG II yang dikalikan 2, kemudian dibagi 3. Nilai akhir pada siklus I sudah mencapai indikator keberhasilan dengan kriteria baik sekali. Pada saat pelaksanaan pembelajaran peneliti juga diamati apakah sudah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran STAD atau belum. Pengamatan ini dilakukan menggunakan lembar pengamatan model. Secara keseluruhan hasil pengamatan pada siklus I menunjukkan bahwa peneliti melaksanakan pembelajaran sudah sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran STAD. Data hasil pengamatan model pembelajaran STAD pada siklus I dapat dilihat pada lampiran 34. 4.1.1.1.2 Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Selama peneliti melaksanakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran STAD dengan media audio visual pada mata pelajaran IPA materi perubahan lingkungan fisik di kelas IV SD Negeri 1 Slinga maka peneliti juga mengamati aktivitas belajar siswa pada proses pembelajaran. Pengamatan dilakukan oleh peneliti yang bertindak sebagai guru menggunakan lembar pengamatan aktivitas belajar beserta deskriptornya. Dengan adanya deskriptor maka memudahkan peneliti dalam melakukan pengamatan aktivitas belajar siswa. Pengamatan ini dilakukan pada siklus I dan II untuk mengetahui keaktifan masing-masing siswa selama pembelajaran berlangsung. Dengan mengetahui keaktifan siswa selama proses pembelajaran maka diketahui pula model pembelajaran STAD dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa atau tidak. Dalam satu siklus pengamatan dilakukan selama dua kali yaitu pada pertemuan 1 dan 83 pertemuan 2. Hasil pengamatan pada pertemuan 1 dan 2 diolah datanya kemudian dijadikan hasil pengamatan aktivitas belajar siswa di siklus I. Data hasil pengamatan aktivitas belajar siswa dipaparkan sebagai berikut : Tabel 4.4 Data Hasil Pengamatan terhadap Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I No Indikator Siklus I Skor pertemuan Persentase pertemuan Rata- rata Kriteria 1 2 1 2 1. Keaktifan siswa saat penyajian materi menggunakan media audio visual 38 48 63,33 75 69,17 Tinggi 2. Keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas kelompok 40 46 66,67 71,88 69,28 Tinggi 3. Keberanian mempresentasikan hasil kerja kelompok 40 52 66,67 81,25 73,96 Tinggi 4. Ketekunan siswa menyelesaikan kuis 41 51 68,33 79,69 74,01 Tinggi Jumlah 286,3 9 Tinggi Rata-rata keseluruhan indikator 71,60 Berdasarkan Tabel 4.4, perolehan persentase keaktifan belajar siswa untuk seluruh indikator memperoleh kriteria tinggi. Keaktifan siswa pada saat penyajian materi menggunakan media audio visual pada pertemuan 1 sangat rendah yaitu hanya sebesar 63,33 ini dikarenakan pada pertemuan 1 penggunaan LCD kurang jelas tampilannya. Namun hal ini tidak terjadi pada pertemuan 2 sehingga keaktifan meningkat menjadi 75. Secara keseluruhan pada siklus I sebanyak 69,17 siswa mengikuti penyajian materi dengan baik. Sementara pada saat 84 pembelajaran kelompok hanya sebesar 69,28 siswa yang aktif di dalam mengerjakan tugas kelompok. Antara pertemuan 1 dengan pertemuan 2 terjadi peningkatan dalam bekerja kelompok dari 66,67 menjadi 71,88. Pada tabel terlihat untuk indikator nomor 3 pertemuan 1 hanya sebesar 66,67 siswa yang mempunyai keberanian mempresentasikan hasil kerja kelompok kemudian meningkat pada pertemuan 2 yaitu sebesar 81,25. Secara keseluruhan keberanian siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok sebanyak 73,96. Indikator yang memperoleh persentase paling tinggi adalah indikator nomor 4 yaitu ketekunan siswa menyelesaikan kuis. sebanyak 74,01 siswa mampu menyelesaikan kuis dengan tekun, tidak mengganggu teman yang lain pada saat menyelesaikan kuis individu. Rata-rata keseluruhan indikator yang dicapai pada siklus I adalah 71,60. Indikator ini belum mencapai persentase 75, sehingga indikator keberhasilan untuk keaktifan belajar siswa belum tercapai pada siklus I. Untuk itu perlu dilakukan siklus II agar terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa.

4.1.1.2 Paparan Hasil Belajar

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V B SD NEGERI 5 METRO PUSAT

0 5 85

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI BUMI PADA SISWA KELAS VA SEKOLAH DASAR NEGERI JATILABA 01 KABUPATEN TEGAL

2 11 308

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PJBL) DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL DAN MEDIA VIRTUAL PADA MATERI POKOK ASAM – BASA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMA KELAS XI.

11 25 27

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DENGAN MEDIA AUDIO-VISUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PEMBENTUKAN BUMI KELAS X IPS 2 SMA NEGERI 2 KABANJAHE T.A 2014/2015.

0 3 21

Penerapan Cooperative Learning Tipe Stad Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar.

0 4 21

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA.

0 6 14

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Dengan Media Audio Visual Pada Siswa Kelas IV SDN. 1 Pandeyan, Jatino

0 2 15

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Dengan Media Audio Visual Pada Siswa Kelas IV SDN. 1 Pandeyan, Jatino

0 2 16

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Materi Bangun Datar Pada Siswa Kelas IV di SD Negeri Tanggungsari Ketanggungan Brebes.

0 0 1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS III SDN TUMBANG TUAN 1 Siman SDN Tumbang Tuan 1

0 2 10