49 pelajaran IPA materi perubahan lingkungan fisik di kelas IV SD Negeri 1 Slinga
Kabupaten Purbalingga. Perbedaan penelitian yang dilakukan peneliti dengan penelitian-penelitian
terdahulu adalah pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Nurhasanah 2011 dan Nugroho 2011 tidak menyertakan media pembelajaran dalam
penelitiannya sedangkan peneliti menggunakan media audio visual dalam penelitiannya. Peneliti juga meneliti aspek performansi guru, aspek yang sama
pada penelitian Nugroho 2011 tetapi tidak terdapat dalam penelitian yang dilakukan oleh Nurhasanah 2011 karena aspek yang diteliti hanya prestasi
belajar siswa. Penelitian dengan model STAD berbantuan VCD pembelajaran dilakukan
oleh Anisah 2008, tetapi penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen pada mata pelajaran kimia untuk kelas X jenjang sekolah menengah SMA.
Bedanya dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah jenis, materi dan subjek yang diteliti. Peneliti melakukan penelitian tindakan kelas terhadap materi IPA
perubahan lingkungan fisik dengan subjek penelitian di kelas IV jenjang sekolah dasar yaitu di SD Negeri 1 Slinga Kabupaten Purbalingga.
2.3 Kerangka Berpikir
Berdasarkan wawancara dengan guru kelas IV SD Negeri 1 Slinga, pembelajaran IPA materi perubahan lingkungan fisik pembelajarannya lebih
banyak menggunakan metode ceramah yang masih kurang melibatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Guru menyampaikan materi kemudian siswa mencatat,
50 guru memberikan contoh-contoh gambar hanya pada buku teks. Dengan demikian
media yang digunakan guru juga masih kurang bahkan dikatakan guru tidak menggunakan media pembelajaran hanya menggunakan sumber belajar yaitu
buku teks. Guru lebih mementingkan terselesaikannya materi pelajaran daripada pemahaman siswa terhadap materi. Terkadang juga dilakukan tanya jawab
terhadap siswa tetapi siswa cenderung kurang aktif dengan pertanyaan guru. Siswa merasa bosan dengan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sehingga
siswa tidak memperhatikan pelajaran yang diajarkan. Pembelajaran yang demikian mengakibatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kurang maksimal.
Melihat situasi demikian maka perlu adanya perbaikan dalam mengajar materi perubahan lingkungan fisik tidak hanya dominan menggunakan metode
ceramah. Guru dapat menggunakan model pembelajaran STAD dengan media audio visual dalam bentuk video untuk memperjelas materi.
Model Pembelajaran STAD merupakan pembelajaran yang mengutamakan kerja kelompok dan aktivitas siswa. Pembelajaran ini merupakan pembelajaran
kooperatif yang paling sederhana sehingga sesuai untuk diterapkan pada siswa kelas IV yang baru memulai kelas tinggi. Siswa di kelas IV mulai berlatih bekerja
kelompok secara heterogen dalam kelompok-kelompok kecil. Pada kelas rendah biasanya berkelompok dengan teman sebangku dan ketika di kelas tinggi
pembelajarannya dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai enam siswa. Dengan adanya pembelajaran kelompok maka akan melatih
kemampuan sosial siswa.
51 Dalam model pembelajaran STAD siswa dilatih bersikap jujur pada saat
evaluasi individu. Pada saat evaluasi individu tidak boleh saling bekerjasama. Pembelajaran ini melatih kemandirian siswa untuk tidak menggantungkan diri
pada salah satu anggota kelompok karena masing-masing individu bertanggung jawab terhadap kelompok. Pada akhir pembelajaran setiap kelompok akan
mendapat penghargaan sesuai dengan kriteria yang dicapai. Selain siswa yang dituntut aktif dalam model pembelajaran STAD,
komponen penting dalam pembelajaran yaitu guru juga harus merencanakan pembelajaran sebaik-baiknya agar pembelajaran berjalan sebagaimana mestinya.
Guru harus aktif membimbing siswanya berlatih bekerjasama dalam kegiatan kelompok. Tidak hanya dalam kegiatan kelompok dalam kuis individu guru
membimbing siswa agar jujur dalam mengerjakan kuis individu. Pada penghitungan skor kelompok dan rekognisi tim juga harus diawasi oleh guru.
Dengan adanya variasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru dapat menghindari kebosanan dan kejenuhan sehingga siswa aktif dalam pembelajaran. Guru yang
tadinya hanya menggunakan buku teks maka dengan model pembelajaran STAD menggunakan media dalam menjelaskan materi. Guru yang tadinya dominan
menggunakan metode ceramah maka dengan model pembelajaran STAD guru lebih bervariasi pembelajarannya sehingga tidak membuat siswa bosan. Dengan
pembentukan kelompok heterogen oleh guru akan melatih siswa aktif bekerjasama dalam kelompoknya. Dengan demikian model pembelajaran STAD dapat
meningkatkan performansi guru baik pada perencanaan maupun pelaksanaan pembelajaran.
52 Adanya media pembelajaran dalam model pembelajaran STAD akan
mempermudah pemahaman siswa. Media yang digunakan adalah media audio visual dalam bentuk video. Dengan video maka akan menarik siswa untuk belajar
dan penyampaian materi menjadi lebih konkret. Video merupakan media yang menggabungkan unsur audio visual gerak sehingga penyampaian materi lebih
jelas dan konkret. Melalui model pembelajaran STAD dengan media audio visual guru lebih
aktif dan bervariasi melakukan pembelajaran sehingga siswa pun tidak merasa bosan dan lebih senang serta aktif dalam pembelajaran. Dengan demikian akan
berpengaruh dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Berikut gambaran kerangka berpikir :
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir PTK Keadaan Sekarang
Hasil Perlakuan
1. Guru dominan
menggunakan metode ceramah dan
tidak melibatkan siswa aktif serta
guru tidak
menggunakan media.
2. Siswa tidak
memperhatikan pelajaran.
3. aktivitas dan hasil
belajar siswa rendah.
Penerapan model pembelajaran STAD
dengan media visual berupa video pada
materi Perubahan Lingkungan Fisik.
¾
Kelompok secara heterogen.
¾ Adanya skor
kemajuan individu untuk kemajuan
kelompok. ¾
Penghargaan kelompok.
¾ Ditampilkan video
untuk memudahkan pemahaman siswa.
1. Peningkatan
performansi guru. 2.
Peningkatan aktivitas belajar
siswa. 3.
Peningkatan hasil belajar siswa.
53
2.4 Hipotesis Tindakan