Ketiga, unsur accidentalia adalah unsur perjanjian yang secara khusus diperjanjikan oleh para pihak, di mana undang-undang sendiri tidak mengatur
tentang hal tersebut. Apabila salah satu unsur tersebut tidak terpenuhi, maka tidak ada
perjanjian, yang berarti tidak mempunyai akibat hukum bagi para pihak. Setelah mengetahui adanya suatu perjanjian, maka selanjutnya melihat syarat-
syarat sahnya suatu perjanjian yang harus dipenuhi oleh para pihak. Sebagaimana terdapat dalam Pasal 1320 KUH Perdata tentang syarat sahnya
suatu perjanjian, yaitu:
1. Sepakat Mereka yang Mengikatkan Dirinya.
Syarat pertama adalah “sepakat”. Para pihak dalam transaksi kartu kredit terdiri atas card center dari Bank dan cardholder atau pemegang
kartu. Yang dimaksud dengan card center dari Bank adalah suatu bagian dalam struktur organisasi Bank yang bertindak untuk dan atas nama Bank
dalam hal pelayanan kartu kredit. Sedangkan yang dimaksud dengan cardholder atau pemegang kartu adalah seseorang yang namanya
tercantum pada kartu dan yang berhak menggunakan kartu tersebut, yang terdiri atas pemegang kartu utama dan pemegang kartu tambahan.
Pemegang kartu utama adalah orang yang menerima kartu utama dan bertanggung jawab untuk seluruh pembayaran atas transaksi-transaksi yang
dilakukan dengan kartu utama maupun kartu tambahan. Pemegang kartu tambahan adalah orang yang menerima kartu tambahan berdasarkan ijin
yang diberikan oleh pemegang kartu utama serta mendapat persetujuan dari Bank.
15
Kesepakatan dalam penerbitan kartu kredit dilakukan oleh pemohon baik untuk pemegang kartu utama dan kartu tambahan dengan mengisi dan
menandatangani aplikasi atau permohonan penerbitan kartu di Bank yang bersangkutan. Setelah melengkapi persyaratan yang telah ditentukan oleh
pihak Bank, maka pihak Bank akan memproses aplikasi tersebut. Bank akan melakukan analisis kelayakan dari aplikasi pemohon. Apabila
permohonan dinilai layak, Bank akan menerbitkan kartu kredit dan mempersiapkan perjanjian dan ketentuan pemegang kartu kredit.
Pemberitahuan pihak Bank yang diterima oleh pemohon merupakan kesepakatan yang terjadi antara kedua belah pihak.
2. Kecakapan untuk Membuat Suatu Perikatan.
Syarat kedua adalah “kecakapan”. Unsur kecakapan dalam penerbitan kartu kredit seperti halnya dalam perjanjian pada umumnya. Pada asasnya,
setiap orang yang telah dewasa dan sehat pikirannya adalah cakap menurut hukum. Pasal 1320 ayat 2 KUH Perdata dapat dijelaskan secara lebih
lanjut mengenai pengaturan usia dewasa dalam Pasal 1330 KUH Perdata yang berbunyi:
“Tak cakap untuk membuat persetujuan-persetujuan adalah: a.
Orang-orang yang belum dewasa;
15
Johannes Ibrahim, Kartu Kredit – Dilematis Antara Kontrak dan Kejahatan,
Bandung : PT. Refika Aditama, 2004, h. 45-46.
b. Mereka yang ditaruh di bawah pengampuan;
c. Orang-orang perempuan, dalam hal-hal yang ditetapkan oleh
undang-undang, dan pada umumnya semua orang kepada siapa undang-undang
telah melarang
membuat persetujuan-
persetujuan tertentu.” Dapat disimpulkan bahwa dewasa dalam hal ini adalah mereka yang
telah berumur 21 tahun, telah menikah termasuk mereka yang belum berusia 21 tahun, tetapi sudah menikah, tidak ditaruh di bawah
pengampuan.
16
3. Suatu Hal Tertentu.