Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat teoritis berupa sumbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan hukum,
khususnya bidang hukum perbankan mengenai penyelesaian kredit macet dan aspek-aspek hukumnya yang berkaitan dengan
kebijakan penyelesaian kredit macet dengan menggunakan jasa pihak ketiga debt collector.
b. Manfaat Praktis
Penulisan penelitian ini diharapkan dapat membantu jika suatu saat dihadapkan pada kasus serupa yang berkaitan dengan
penyelesaian kredit macet dengan menggunakan jasa pihak ketiga debt collector, sehingga dapat dimengerti mengenai pengaturan-
pengaturan yang terdapat didalamnya dan menjadi jalan keluar untuk menyelesaikan masalah tersebut.
D. Kerangka Teoritis dan Konseptual
1. Kerangka Teoritis
Istilah kredit berasal dari bahasa Romawi yaitu credere, yang berarti percaya atau credo atau creditum yang berarti saya percaya.
7
Sedangkan Subarjo Joyosumarto merumuskan kredit macet sebagai berikut:
a. Kredit yang angsuran pokok dan bunganya tidak dapat dilunasi
selama lebih dari 2 masa angsuran ditambah 21 bulan.
7
Johannes Ibrahim, Kartu Kredit – Dilematis Antara Kontrak dan Kejahatan,
Bandung : PT Refika Aditama, 2004, h. 7.
b. Penyelesaiannya telah diserahkan kepada pengadilanBUPLN.
c. Penyelesaiannya telah diajukan ganti kerugian kepada perusahaan
asuransi kredit.
8
Kredit macet selalu dilihat dan diukur dari kolektibilitas kredit yang bersangkutan. Kolektibilitas adalah keadaan pembayaran pokok angsuran
pokok dan bunga kredit oleh nasabah debitur serta tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana tersebut. Kolektibilitas kredit diatur dalam
Peraturan Bank Indonesia No. 1415PBI2012 tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum pada Pasal 12 ayat 3.
Secara hukum, penggunaan jasa pihak ketiga debt collector untuk menyelesaikan kredit macet didalam perbankan diperbolehkan, dan
keberadaannya telah diatur dalam Surat Edaran Bank Indonesia SEBI No. 1417DASP2012 perihal Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran
Dengan Menggunakan Kartu APMK ketentuan butir VII.D angka 4, Peraturan Bank Indonesia No. 1325PBI2011 tentang Prinsip Kehati-
hatian bagi Bank Umum yang Melakukan Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada Pihak Lain pada Bab II tentang Alih Daya
outsourcing, Peraturan Bank Indonesia No. 142PBI2012 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu
APMK pada Pasal 17B dan Pasal 21 ayat 1, dan Booklet Perbankan Indonesia BPI Tahun 2014 yang dikeluarkan oleh OJK, mengenai
Prinsip Kehati-hatian Bagi Bank Umum Yang Melakukan Penyerahan
8
Abdulkadir Muhammad, Hukum Perusahaan Indonesia Cet. Keempat Revisi, Bandung : PT Citra Aditya Bakti, 2010, h. 321.
Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada Pihak Lain pada bagian Prinsip Kehati-hatian Dalam Penyerahan Pekerjaan Penagihan Kredit.
9
2. Kerangka Konseptual